Melaksanakan dua khutbah terlebih dahulu sebelum sholat dua rakaat merupakan syarat sah sholat Jumat. Dalam praktiknya, terdapat sedikit perbedaan antara khutbah pertama dan khutbah kedua. Pada khutbah pertama, khatib berpidato seperti umumnya. Namun, pada khutbah kedua, khatib cenderung hanya membaca doa khutbah kedua dan menutupnya juga dengan doa.
Dikutip dari buku Ilmu Dakwah yang ditulis oleh Prof Dr Moh Ali Aziz MAg, khutbah pertama pada sholat Jumat paling tidak berisi hamdalah, syahadat, sholawat, kutipan ayat Al-Quran, serta pesan untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT. Kemudian, khutbah yang kedua memiliki isi yang sama seperti khutbah pertama. Namun, khutbah kedua harus diakhiri dengan doa untuk kaum muslimin secara keseluruhan.
Kali ini, detikJateng akan menjelaskan mengenai doa khutbah kedua serta penutup khutbah Jumat. Mari kita simak!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doa Khutbah Kedua Jumat
Dikutip dari buku Amaliah Maha Santri Mulia karya Shabri Shaleh Anwar, khatib terlebih dahulu menyampaikan khutbah pertama. Setelah khutbah tersebut selesai, khatib duduk terlebih dahulu sesaat. Kemudian, barulah berdiri kembali untuk menyampaikan khutbah kedua. Khutbah kedua ini diawali dengan bacaan hamdallah dan diikuti dengan sholawat. Berikut ini adalah contoh bacaan doanya.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا
Innal-hamda lillāhi, nahmaduhu wa nasta'īnu-hu wa nastaghfiruhu, wa na'ūdzu billāhi min syurūri anfusinā wa min sayyi'āti a'mālinā. Man yahdihillāhu fa lā mudhilla lah, wa man yudhlil fa lā hādiya lah.
Asyhadu allā ilāha illallāhu wahdahu lā syarīka lah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasūluh. Shallallāhu 'alā nabiyyinā Muhammad wa 'alā ālihi wa ash-hābihi wa sallama taslīman katsīrā.
Artinya: "Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya, dan memohon ampun kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari keburukan diri kami dan dari kejahatan amal perbuatan kami. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, Dia satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya, serta keselamatan yang banyak."
Setelah membaca doa tersebut, khutbah kedua dapat diisi dengan ringkasan maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan tema atau isi khutbah pertama. Ada pun isi khutbah yang pertama adalah wasiat untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Doa Penutup Khutbah Kedua
Masih dikutip dari buku yang sama, yaitu Amaliah Maha Santri Mulia karya Shabri Shaleh Anwar, pada bagian akhir khutbah kedua, khatib wajib mengucapkan doa yang meminta Allah untuk melimpahkan kebaikan kepada umat Islam secara umum. Di bawah ini adalah contoh redaksi doanya.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتَّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصلاة.
Allāhumma-ghfir lil-muslimīna wal-muslimāt, wal-mu'minīna wal-mu'mināt, al-ahyā'i minhum wal-amwāt, innaka samī'un qarīb. Allāhumma arinā al-haqqa haqqan warzuqnā ittibā'ah, wa arinā al-bāthila bāthilan warzuqnā ijtinābah. Rabbana ātinā fid-dunyā hasanah, wa fil-ākhirati hasanah, wa qinā 'adhāban-nār. Rabbana hablana min azwājinā wa dhurriyyātinā qurrata a'yun, waj'alnā lil-muttaqīna imāmā. Subhāna rabbika rabbil-'izzati 'ammā yasifūn, wa salāmun 'alal-mursalīn, wal-hamdu lillāhi rabbil-'ālamīn. Wa shallallāhu 'alā Muhammad, wa 'alā ālihi wa sahbihi wa sallam. Wa aqimiṣ-ṣalāh.
Artinya: "Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, serta kaum mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Dekat."
"Ya Allah, perlihatkanlah kepada kami yang benar itu benar, dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami yang batil itu batil, serta berilah kami kemampuan untuk menjauhinya."
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari azab neraka."
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa."
"Maha Suci Tuhanmu, Tuhan Yang Maha Perkasa, dari segala yang mereka sifatkan. Dan kesejahteraan semoga tercurah kepada para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
"Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad, beserta keluarga dan para sahabatnya, serta salam kesejahteraan. Dan tegakkanlah shalat."
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai doa khutbah kedua dan doa penutup khutbah Jumat. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
(par/apl)