Protes Registrasi PDSS, Siswa SMKN 2 Solo Bentangkan Spanduk di Sekolah

Protes Registrasi PDSS, Siswa SMKN 2 Solo Bentangkan Spanduk di Sekolah

Tara Wahyu NV - detikJateng
Senin, 03 Feb 2025 13:38 WIB
Siswa SMK N 2 lakukan protes ke sekolahan, Senin (3/2/2025).
Siswa SMK N 2 lakukan protes ke sekolahan, Senin (3/2/2025). Foto: Tara Wahyu NV/detikJateng.
Solo -

Ratusan siswa SMK Negeri 2 Solo melakukan aksi protes di depan sekolah terkait dengan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Para siswa juga membentangkan sejumlah spanduk berisi kekecewaan terkait PDSS.

Aksi tersebut dilakukan pada Senin (3/2/2025) pagi. Dari pantauan detikJateng, spanduk protes siswa masih terpampang di depan pagar sekolah. Beberapa wali murid juga masih terlihat di sekolah.

Sejumlah spanduk yang dibentangkan para siswa di antaranya bertuliskan 'pray for stemsa', 'Guru lalai, kami terbengkalai', 'Kami bergak SNBP,' 'Oknum Perenggut Mimpi', 'RIP SNBP'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah seorang wali murid, Nayla, mengaku pihak sekolah telah lalai dalam menyelesaikan pendataran PDSS. Ia menyebut, registrasi terakhir SNBP pada 31 Januari lalu.

"Ternyata pihak sekolah lalai. Bisa lupa, bisa dibilang dia tuh ya leha-leha gitu. Kan dari tanggal 6 sampai 31 Januari ya, tapi nggak diregistrasi. Tapi alasannya itu karena anak-anak nggak registrasi. Sebenarnya kalau itu nggak diregistrasi, kan kita mau daftar ya. Itu kan yang didaftarkan semua, tapi nggak didaftarin gitu loh," katanya kepada awak media di SMKN 2 Solo, Senin (3/2/2025).

ADVERTISEMENT

Dengan terlambatnya registrasi ini, kata Nayla, bisa membuat siswa kehilangan kesempatan ikut SNBP.

"Jadi ini semua udah nggak bisa daftar. Terus ini yang diharapkan seperti apa? Kenapa tidak sampai mundur? Ada tanggung jawabnya enggak? Sekolah ngasih solusi SNBT. SNBT itu sudah beda," ungkapnya.

Sementara itu, murid kelas XII, Aura, mengaku kecewa dengan pendaftaran SNBP yang belum bisa dibuka. Apalagi, saat ini jangka waktu tinggal sedikit.

"Kalau misalnya usaha sekolah ini enggak berhasil, kan berarti harusnya ada bentuk pertanggungjawaban lain. Menurut saya, bimbingan UTBK itu tidak sepadan. Saya belajar UTBK lama pun sampai sekarang belum 100 persen bisa. Apalagi dengan waktunya singkat dan sedikit," jelasnya.

Ditemui terpisah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Nurgiyanto, mengatakan pihaknya berusaha menyelesaikan keluhan para siswa. Menurutnya, kepala sekolah juga langsung terbang ke Jakarta untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

"Berusaha mengupayakan pihak terkait dengan menghubungi instansi terkait pak kepala sekolah, tim PDSS, perwakilan wali murid dan murid ke Jakarta menemui kementerian," pungkasnya.




(apl/afn)


Hide Ads