Jalan Pantura Kaligawe Semarang-Demak masih tergenang air yang cukup tinggi. Banjir membuat lalu lintas sempat macet dan motor-motor mogok.
Pantauan detikJateng di Jalan Kaligawe Raya sekitar pukul 10.30 WIB, air yang menggenang masih cukup tinggi mulai dari sekitar kawasan Kampung Semarang, Kecamatan Gayamsari.
Tampak beberapa pengendara tengah menuntun motornya yang mogok, sementara beberapa mobil terlihat terparkir di bahu Jembatan Kaligawe. Banyaknya kendaraan besar yang melintas juga membuat lalu lintas sempat terhambat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu warga setempat yang bekerja di sebuah toko di Jalan Kaligawe Raya, Sari (30) mengatakan, banjir di jalan itu sudah dari kemarin. Pagi ini, banjir hingga setinggi lututnya sehingga ia memutuskan tak menggunakan motor karena takut mogok.
"Ini sudah agak surut walaupun airnya masih lumayan dalam yang deket toko. Kalau tadi pagi saya berangkat kerja sampai selutut, jadi saya harus jalan kaki, kalau motor pasti mogok," kata Sari kepada detikJateng di Jalan Kaligawe Raya, Jumat (31/1/2025).
Tampak di beberapa siswa pun tengah pulang dari sekolah menuju rumahnya dengan berjalan kaki sambil menenteng sepatu akibat banjir yang cukup dalam. Sari mengatakan, banjir cukup parah karena selain rob, hujan deras membuat Sungai Tenggang meluap.
"Kalau di sini banjir, otomatis sampai Demak itu pasti banjir. Biasanya air rob sih nggak sampai sini, kalau airnya sampai sini berarti juga karena air dari Sungai Tenggang," jelasnya.
"Harapannya sih pemerintah bisa lebih perhatian, kalau sebelum hujan sebisa mungkin perbaiki tata kota supaya bisa lebih siap menghadapi banjir. Apalagi kemarin hujannya bisa sampai seharian, ini banjirnya juga dari kemarin," sambungnya.
Sementara itu, salah satu pengendara asal Tegalrejo, Sunaryo (45) mengatakan, luapan air itu sudah menggenang Jalan Kaligawe Raya sejak kemarin. Ia memperkirakan, genangan baru akan surut sore nanti atau bahkan besok.
"Tergantung lautnya pasang atau nggak, ini kan banjir juga karena rob, karena pasang. Ini kan air dari Sayung. Tapi mungkin ditambah hujan deras kemarin jadi makin parah. Paling parah hari ini," jelasnya.
"Kalau sekarang banjirnya sampai mata kaki, yang lajur kanan memang agak rendah, kalau yang kiri memang cukup dalam," sebutnya.
Sunaryo yang sudah tiba di Jalan Kaligawe Raya sejak pukul 07.30 WIB itu pun mengaku tak sedikit motor yang mogok lantaran terpaksa menerjang banjir. Namun, warga setempat sudah dibuat terbiasa akan kondisi alam yang seperti ini.
"Dua-tiga hari paling baru bisa surut, ini dari kemarin siang. Sebenarnya sangat terganggu, tapi mau gimana lagi, kondisi alamnya begini. Ini kan banjir musiman, terus ini jalan satu-satunya jadi ya mau nggak mau lewat sini," ungkapnya.
Hal senada dikatakan salah satu warga yang memilih melintas jalan kaki, Maul (18). Ia mengatakan, banjir di Kota Semarang yang merupakan Ibu Kota Jateng harus segera dibenahi. Sebab, tak hanya merugikan warga setempat, banjir juga merugikan warga dari luar kota.
"Saya sebenarnya dari Cilacap, tapi sedang training di Semarang dari tanggal 13 kemarin. Baru sekarang melihat banjir lumayan parah di Semarang, padahal kan Ibu Kota Jateng, harusnya lebih baik lah," kata Maul.
Ia pun berharap pemerintah provinsi maupun pemerintah kota bisa mencari solusi untuk segera menuntaskan permasalahan banjir menahun di Kota Semarang. "Bisa memperbaiki saluran air supaya nggak banjir terus dan bisa diperbaiki tata ruang kotanya. Pemerintah pasti juga sudah tahu lah apa solusinya, tinggal dikerjakan," ujarnya.
(aku/apl)