Penampakan Jembatan Desa Kayupuring Pekalongan Putus Akibat Banjir

Penampakan Jembatan Desa Kayupuring Pekalongan Putus Akibat Banjir

Robby Bernardi - detikJateng
Rabu, 29 Jan 2025 16:04 WIB
Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025).
Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Jembatan Tambelan atau Jembatan Jimat II di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, putus akibat luapan banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore pekan lalu. Sebagian jembatan itu ambruk karena pondasinya tergerus air deras.

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Pekalongan, Faruk, mengatakan Jembatan Tembelan itu panjangnya 24 meter dan lebarnya 5 meter.

"Bentang sungainya jadi sekitar 40 meter, karena tebing sungai tergerus banjir. Padahal panjang (jembatan darurat) bailey di bawah 30 meter, makanya belum bisa dipasang di bentang sungai itu," kata Faruk, Rabu (29/1/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025).Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Jembatan Tambelan punya peran vital. Selain menghubungkan ke pusat Kabupaten Pekalongan, jembatan ini juga sebagai akses alat-alat berat yang dikirim ke Petungkriyono setelah dilanda tanah longsor.

Karena jembatan Tambelan putus, warga yang hendak menyeberang harus memutar lewat wilayah Banjarnegara. Warga lalu membangun jembatan darurat dari bambu, tapi jaraknya cukup dekat dengan permukaan air Sungai Welo.

ADVERTISEMENT
Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025).Jembatan Tambelan di Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, yang putus akibat banjir Sungai Welo pada Senin (20/1) sore. Dipotret Rabu (29/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Menurut pengurus RT 09 RW 05 Dukuh Tembelan, Desa Kayupuring, Bambang Prasetyo, jembatan darurat itu rawan tersapu air jika sewaktu-waktun terjadi banjir.

Untuk pengiriman logistik ke wilayahnya, Bambang mengatakan, sudah lima hari ini ada donasi katrol gantung dengan tambang. Katrol itu untuk memuat barang sampai ke seberang sungai.

"Kami gunakan katrol gantung ini untuk menyalurkan bantuan ke warga Dukuh Tembelan. Mereka sampai saat ini masih sulit mencari bahan-bahan makanan karena jembatan utama ini putus. Akses ke Petungkriyono tidak bisa, ke bawah (Pekalongan) juga tidak bisa," kata Bambang kepada detikJateng, Rabu (29/1/2025).

Desanya Kayupuring berada di tengah, antara Petungkriyono dan Pekalongan. Warga Kayupuring saat ini tidak bisa ke Petungkriyono karena juga ada jembatan yang putus.

"Warga belum bisa bekerja, masih bingung. Akses ke ladang, sawah, terputus aliran sungai. Bertani saat ini tidak mungkin, karena irigasi nggak ada. Pertanian padi sawah mulai tanam pasti mundur," pungkas Bambang.




(dil/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads