- Tanda Waqaf Lengkap 1. Tanda Mim (م) 2. Tanda Tha' (ط) 3. Tanda Jim (ج) 4. Tanda Qaf dan Fa' (قف) 5. Tanda Qaf, Lam, dan Alif (قال) 6. Tanda Za' (ز) 7. Tanda Shad (ص) 8. Tanda Qaf (ق) 9. Tanda Shad, Lam, dan Alif (صلى) 10. Tanda Lam dan Alif (لا) 11. Tanda Sepasang Titik Tiga ( ۛ ... ۛ ) 12. Tanda Kaf (ك) 13. Tanda Saktah (سكتة)
Ketika membaca Al-Quran, kita kerap menemukan tanda waqaf. Setiap tanda waqaf memiliki arti yang berbeda. Ada yang mewajibkan berhenti, lebih baik berhenti, bahkan ada pula yang tidak memperbolehkan kita berhenti di tengah ayat.
Dikutip dari buku Belajar Al-Quran dan Hadis tulisan Himatul Husna, waqaf secara bahasa berarti berhenti, sedangkan dalam kaidah ilmu tajwid, waqaf diartikan sebagai menghentikan bacaan Al-Quran untuk mengambil napas sejenak atau menghentikan bacaan sepenuhnya. Waqaf bisa dilakukan di akhir atau di tengah ayat dengan aturan tertentu agar tidak mengubah makna.
Dalam membaca Al-Quran, terdapat tata cara khusus untuk berhenti yang harus diperhatikan, karena berhenti sembarangan dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami isi ayat. Mari kita pelajari bersama aturan-aturan ini untuk membaca Al-Quran dengan benar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanda Waqaf Lengkap
Dikutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid tulisan Dr Marzuki MAg dan Sun Choirol Ummah SAg MSI, Belajar Al-Quran dan Hadis oleh Himatul Khusna, serta Belajar Tajwid untuk Pemula oleh Zaki Zamani, terdapat 13 tanda waqaf dengan hukum bacaan yang berbeda-beda. Mari simak penjelasanya!
1. Tanda Mim (م)
Tanda ini disebut waqaf lazim. Artinya, lebih baik berhenti di tempat ini. Bahkan, sebagian ulama mewajibkan berhenti karena kalimat sudah sempurna baik dari segi lafaz maupun makna. Waqaf ini juga dikenal dengan nama waqaf tam.
Contoh ayat:
وَكَذٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنَّهُمۡ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۘ اَلَّذِيۡنَ يَحۡمِلُوۡنَ الۡعَرۡشَ وَمَنۡ حَوۡلَهٗ
"Sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka. Malaikat-malaikat yang memikul Arsy dan (malaikat) yang berada di sekelilingnya..." (QS Ghafir [40]: 6-7)
Perhatikan tanda mim (م) yang menunjukkan bahwa lebih baik berhenti setelah "النَّارِ".
2. Tanda Tha' (ط)
Tanda ini disebut waqaf muthlaq. Artinya, boleh berhenti atau melanjutkan bacaan, tetapi lebih baik berhenti.
Contoh ayat:
وَابۡتَغِ فِيۡمَاۤ اٰتٰٮكَ اللّٰهُ الدَّارَ الۡاٰخِرَةَ وَلَا تَنۡسَ نَصِيۡبَكَ مِنَ الدُّنۡيَا وَاَحۡسِنۡ كَمَاۤ اَحۡسَنَ اللّٰهُ اِلَيۡكَ وَلَا تَبۡغِ الۡـفَسَادَ فِى الۡاَرۡضِؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الۡمُفۡسِدِيۡنَ
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan." (QS Al-Qashash [28]: 77)
Tanda tha' (ط) menunjukkan bahwa berhenti setelah "الْأَرْضِ" lebih diutamakan.
3. Tanda Jim (ج)
Tanda ini disebut waqaf jaiz. Artinya, boleh berhenti dan boleh melanjutkan bacaan, tetapi berhenti lebih baik. Tingkatannya berada di bawah waqaf muthlaq.
Contoh ayat:
ذٰلِكَ الۡيَوۡمُ الۡحَـقُّ ۚ فَمَنۡ شَآءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا
"Itulah hari yang pasti terjadi. Maka, barang siapa menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya." (QS An-Naba' [78]: 39)
Tanda jim (ج) memperbolehkan berhenti setelah "الْحَقُّ", tetapi melanjutkan juga tidak dilarang.
4. Tanda Qaf dan Fa' (قف)
Tanda ini merupakan singkatan dari qif dalam bentuk fi'il amar (kata perintah). Artinya, boleh berhenti atau melanjutkan bacaan, tetapi berhenti lebih baik.
Contoh ayat:
وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ مَا اقۡتَتَلُوۡا وَلٰـكِنَّ اللّٰهَ يَفۡعَلُ مَا يُرِيۡدُ
"Kalau Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Tetapi Allah berbuat menurut kehendak-Nya." (QS Al-Baqarah [2]: 253)
Tanda ini menunjukkan bahwa lebih baik berhenti setelah "اقۡتَتَلُوۡا".
5. Tanda Qaf, Lam, dan Alif (قال)
Tanda ini disebut waqaf aula. Artinya, lebih baik berhenti, meskipun melanjutkan bacaan juga diperbolehkan.
Contoh ayat:
ثَانِيَ عِطْفِهٖ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ لَهٗ فِى الدُّنْيَا خِزْيٌ وَّنُذِيْقُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَذَابَ الْحَرِيْقِ
"Sambil memalingkan lehernya (dengan congkak) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. Bagi dialah kehinaan di dunia dan pada hari Kiamat Kami mencicipkan kepadanya azab (neraka) yang membakar." (QS Al-Ḥajj [22]:9)
Tanda ini menunjukkan bahwa lebih baik berhenti setelah "سَبِيْلِ اللّٰهِ".
6. Tanda Za' (ز)
Tanda ini disebut waqaf mujawwaz. Artinya, boleh berhenti atau melanjutkan, tetapi melanjutkan bacaan lebih baik.
Contoh ayat:
أَمْ لِلْإِنْسَانِ مَا تَمَنّٰى ۖ فَلِلَّهِ الْآخِرَةُ وَالْأُولَىٰ
"Ataukah manusia akan mendapatkan segala yang dicita-citakannya? (Tidak), karena hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan dunia." (QS An-Najm [53]: 24-25)
Tanda za' (ز) menunjukkan bahwa melanjutkan bacaan setelah "تَمَنَّىٰ" lebih dianjurkan. Namun, pada mushaf Al-Quran, tanda waqaf za' kerap diganti dengan washal aula (صلى).
7. Tanda Shad (ص)
Tanda ini disebut waqaf murakhkhash. Artinya, lebih baik melanjutkan bacaan, tetapi berhenti tidak dilarang.
Contoh ayat:
وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ (ص) وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
"Dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah...." (QS Al-Baqarah [2]: 187)
Tanda shad (ص) menunjukkan bahwa melanjutkan bacaan setelah "لَكُمْ" lebih dianjurkan.
8. Tanda Qaf (ق)
Tanda ini disebut waqaf qila waqaf. Artinya, melanjutkan bacaan lebih baik, tetapi berhenti juga diperbolehkan.
Contoh ayat:
وَالَّذِيۡنَ اَشۡرَكُوۡۤا (ق) اِنَّ اللّٰهَ يَفۡصِلُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ؕ اِنَّ
"Dan orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat." (QS Al-Hajj [22]: 17)
Tanda qaf (ق) menunjukkan bahwa melanjutkan bacaan setelah "اَشۡرَكُوۡۤا " lebih dianjurkan.
9. Tanda Shad, Lam, dan Alif (صلى)
Tanda ini disebut washal aula. Artinya, melanjutkan bacaan lebih baik.
Contoh ayat:
لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيْتُۖ فَاٰمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
"Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan. Maka, berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya...." (QS Al-A'raaf [7]: 158)
Tanda ini menunjukkan bahwa lebih baik melanjutkan bacaan setelah "يُمِيتُ".
10. Tanda Lam dan Alif (لا)
Tanda ini berarti tidak ada waqaf. Artinya, jangan berhenti di tempat ini karena dapat mengubah atau merusak makna ayat.
Contoh ayat:
اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ ۙ وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي
"Teguhkanlah dengannya kekuatanku, dan jadikanlah ia sekutu dalam urusanku." (QS Thaahaa [20]: 31-32)
Tanda ini melarang berhenti di tengah ayat.
11. Tanda Sepasang Titik Tiga ( ۛ ... ۛ )
Tanda ini disebut waqaf mu'anaqah atau waqaf muraqabah. Artinya, disarankan berhenti di salah satu tanda titik tiga, tetapi tidak pada keduanya.
Contoh ayat:
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ
"Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS Al-Baqarah [2]: 2)
Berhenti di salah satu tanda titik tiga dianjurkan, tetapi tidak di keduanya sekaligus.
12. Tanda Kaf (ك)
Alaqat Mauthobia adalah tanda waqaf yang menyarankan agar cara membaca diikuti seperti waqaf sebelumnya. Tanda ini sering kali berupa huruf kecil (dikenal sebagai kamâ qablahu), yang berarti "seperti sebelumnya." Pembaca boleh berhenti atau melanjutkan bacaan sesuai waqaf pada bagian sebelumnya.
Contoh Ayat:
وَاْلعٰدِيٰتِ ضَبْحًا ۙ فَاْلمُوْرِيٰتِ قَدْحًا ڪ فَاْلمُغِيْرَاتِ صُبْحًا ڪ
"Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah, dan kuda yang memancarkan bunga api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba pada waktu pagi." (QS Al-Adiyat [100]: 1-3)
Pada ayat ini, tanda ك kecil, berarti mengikuti waqaf sebelumnya. Jika waqaf sebelumnya dianjurkan berhenti, maka di sini juga dianjurkan berhenti. Jika dianjurkan melanjutkan, maka sama halnya di tanda ini.
13. Tanda Saktah (سكتة)
Saktah adalah cara membaca Al-Quran dengan menghentikan bacaan sejenak tanpa mengambil napas, biasanya selama dua harakat. Setelah berhenti, bacaan dilanjutkan langsung ke kalimat berikutnya. Tanda سكتة sering digunakan untuk menjaga makna agar tidak terputus atau rusak. Dalam penulisannya pada mushaf, tanda saktah kerap dituliskan dengan س.
Contoh Ayat:
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
"Mereka berkata, 'Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami? Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih, dan benarlah Rasul-rasul-Nya.'" (QS Yasin [36]: 52)
Pada ayat ini, tanda س ada pada kata مِنْ مَرْقَدِنَا. Saat membaca, pembaca berhenti sejenak setelah kata ini, tanpa mengambil napas, sebelum melanjutkan ke هَٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَٰنُ.
Demikianlah informasi lengkap mengenai tanda waqaf lengkap dengan penjelasan hukum bacaannya. Semoga bermanfaat!
(sto/apu)