Sesi wawancara dengan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu alias Ita berlangsung ricuh setelah wartawan dihalangi oleh petugas Satpol PP. Plt Kepala Satpol PP Kota Semarang meminta maaf atas kejadian tersebut.
Diketahui, Ita menghadiri agenda kunjungan kerja Sekretaris Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia Budi Setiyono di Rumah Pelita Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara.
Saat sesi wawancara berlangsung, wartawan sempat diminta untuk tidak melakukan sesi wawancara dan sempat dihalang-halangi dengan cara didorong hingga ditarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Plt Kepala Satpol PP Kota Semarang Marthen Stevanus Dacosta angkat bicara soal kejadian tersebut. Dia mengaku tidak mengetahui ada kejadian tersebut karena sedang tidak berada di dekat Ita.
"Saya nggak tahu, posisinya saya nggak berdekatan dengan ibu (Ita) dan teman-teman juga. Saya di lokasi, tapi kondisi itu saya nggak tahu ya. Mungkin ibu juga buru-buru, ada acara agenda lain," kata Marthen saat dihubungi detikJateng, Jumat (24/1/2025).
Saat ditanya apakah Satpol PP dibolehkan menarik atau mendorong wartawan yang melakukan sesi wawancara, Marthen mengatakan situasi lapangan yang mendesak membuat Satpol PP tak bisa mengontrol satu per satu orang yang berada di sekitar pimpinan.
"Dalam kondisi lapangan seperti itu, kita nggak bisa kontrol satu-satu, maaf ya," tuturnya.
Atas kejadian tersebut, Marthen menyampaikan permintaan meminta maaf kepada para wartawan dan juga kepada salah satu wartawan yang sempat ditarik maupun didorong oleh oknum Satpol PP.
"Saya atas nama rekan-rekan mohon maaf ya, kondisi tadi minta maaf sekali, sama yang tadi ditarik juga," pungkasnya.
![]() |
Sebelumnya diberitakan, seorang wartawan ditarik Satpol PP sehingga hampir terjatuh saat wawancara dengan Ita di Rumah Pelita Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara. Ita yang melihat hal itu pun menenangkan seorang wartawan yang dihalang-halangi untuk wawancara.
"Sabar, sabar, sabar. Sebentar, sebentar, sebentar. Saya mohon maaf ini kesusu (terburu-buru). Jadi hari ini acara kegiatan, sik, sik, sebentar. Acara kunjungan sesmen dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga terkait dengan rumah singgah maupun Rumah Pelita," jelasnya
Salah seorang wartawan berinisial M menceritakan kronologi saat dirinya dihalang-halangi untuk wawancara. Padahal Ita telah sempat bersedia menjawab pertanyaan.
"Tadi saat liputan, mau liputan terkait acara hari itu, tapi sejak awal mau liputan sudah ada rambu-rambu untuk dilarang meliput. Kemudian saat sesi sudah selesai, kita ingin doorstop kita dihalang-halangi asisten dan satpol yang menjaga acara tersebut," ucap M, salah satu wartawan media online yang didorong, kepada detikJateng.
Saat melakukan wawancara, kata M, ia mengaku sempat didorong dan dipepet ajudan serta Satpol PP yang berjaga di agenda tersebut.
"Saya dipepet, didorong hampir tiga orang, saya juga merasa terhimpit, sesak, saya kan kecil. Akhirnya saya meloloskan diri, padahal saya tanyanya tidak terkait KPK, saya tanya acara hari itu. Responsnya Mbak Ita juga bagus, masih menjawab, tapi oknum ajudannya agak represif padahal kita cuma tanya biasa," ungkapnya.
(rih/dil)