Puluhan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Tengah terdampak bencana banjir dan tanah longsor. Pihak sekolah terpaksa menggelar pembelajaran secara daring.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, mengatakan cuaca ekstrem yang tengah melanda Jateng membuat 26 sekolah setingkat SMA/SMK terendam banjir.
"Ada di 11 kabupaten/kota dengan kerusakan terbanyak di Kabupaten Grobogan dengan total 13 sekolah," kata Uswatun di Kantor Disdikbud Jateng, Kecamatan Semarang Tengah, Kamis (23/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, saat ini kegiatan belajar mengajar di sekolah terdampak dilakukan secara daring dan luring. Namun, beberapa sekolah pun ada yang menerapkan pembelajaran daring sepenuhnya.
"Kita belajar dari COVID, kita WFH (work from home), anak-anak belajar di rumah juga. Maka segera nanti pembelajaran bisa dilaksanakan meskipun secara daring," jelasnya.
"Ada yang sampai saat ini belum bisa dilakukan apa-apa, karena tidak bisa masuk (sekolah), seperti di Petungkriyono belum bisa masuk," sambungnya.
Sekolah yang terdampak banjir, longsor, puting beliung, di 11 kabupaten/kota tersebut tidak semua kerusakannya parah. Kerugian yang ditimbulkan beragam, mulai dari Rp 73 ribu untuk atap yang terbawa angin, hingga Rp 50 juta karena gedung ambruk dan banjir menggenangi ruang-ruang sekolah.
"Yang cukup parah itu di SMK Negeri Karangpucung Kabupaten Cilacap, itu sebagian gedung dan atap sekolah itu ambruk," ungkapnya.
"Yang rugi SMK Nusantara Gubug ini Rp 50 juta, dampaknya pembelajarannya harus daring. Beberapa aset terendam, seperti ruang tata boga, ruang tata usaha kemudian koperasi, operator sekolah, bengkel dan ruang yang lain," sambungnya.
Berkaca dari kejadian tersebut, ia menilai seluruh sekolah harus lebih meningkatkan langkah mitigasi guna memiliki bekal persiapan yang baik menghadapi bencana. Sebab, bencana yang dulunya hanya berkutat di Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Blora, dan Kabupaten Grobogan itu kini sudah semakin meluas.
"Sekolah tanggap bencana ini memang diperlukan semua sekolah. Karena yang dulu trennya kan Semarang, Sayung, Blora, Purwodadi, Grobogan, sekarang ternyata sudah sampai ke mana-mana," tuturnya.
"Karena ada yang sudah langsung tanggap, ada yang masih belum memiliki bekal, sehingga akhirnya kalut. Namun kita berusaha dalam kondisi apapun, yang pertama kita minta diselamatkan orangnya dulu," imbuh dia.
Adapun, berikut daftar 26 sekolah yang terdampak bencana di Jateng:
- SMKS Nusantara Gubug
- SMA 1 Purwodadi
- SMA Muhammadiyah Purwodadi
- SMKS Muhammadiyah Purwodadi
- SMKS Bina Negara Gubug
- SMKS Gajah Mada
- SMKS Pembangunan Nasional Purwodadi
- SMKS BP Darul Ulum Rejosari
- SLB YPLB Danyang Purwodadi
- SMAN 1 Grobogan
- SMAS PGRI Purwodadi
- SLB PGRI Purwodadi
- SMAS Miftahul Huda Purwodadi
- SMK Negeri Karangpucung Kabupaten Cilacap
- SMK Negeri 2 Purworejo
- SLBS Sunan Muria Kudus
- SMA Negeri 1 Guntur Demak
- SMK Nurul Ummah Paninggaran Pekalongan
- SMA Negeri 1 Petungkriyono
- SMAN 1 Belik Pemalang
- SMA Negeri 1 Wanasari Brebes
- SMKS Madani Brebes
- SMKS Pius X Magelang
- SMAN 8 Surakarta
- SMKN 1 Tegal
- SMKS Harapan Bersama Tegal.
(ahr/apl)