6 Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Lengkap

6 Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila Lengkap

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Senin, 20 Jan 2025 15:56 WIB
Ilustrasi MPLS SD.
Ilustrasi Profil Pelajar Pancasila. (Foto: Buku Panduan Kemendikbudristek)
Daftar Isi
Solo -

Profil Pelajar Pancasila merupakan panduan utama dalam membentuk karakter pelajar yang berbudi pekerti luhur. Di dalamnya, ada sejumlah dimensi, elemen, dan subelemen Profil Pelajar Pancasila yang membentuk profil tersebut untuk lebih memahami tujuan pendidikan nasional.

Berikut adalah penjelasan tentang 6 dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila dikutip dari buku Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka yang diterbitkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) dan Situs Resmi Inspektorat Jenderal Kemendikbud Ristek.

Sekilas tentang Dimensi, Elemen, dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila

Dalam membangun karakter pelajar, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila sangat penting untuk diterapkan. Dimensi ini mencakup aspek seperti agama, kebangsaan, dan kemandirian yang mendasari pembentukan karakter seorang pelajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap elemen dalam Profil Pelajar Pancasila memiliki peran penting dalam menciptakan pelajar yang tidak hanya cerdas tetapi juga bijaksana. Elemen-elemen ini mencakup berbagai aspek seperti kedisiplinan, tanggung jawab, serta semangat gotong royong.

Subelemen dalam Profil Pelajar Pancasila melibatkan keterampilan dan sikap yang mendalam terhadap diri sendiri dan lingkungan. Masing-masing subelemen tersebut berperan dalam membentuk pola pikir dan perilaku positif pelajar di sekolah maupun di masyarakat.

ADVERTISEMENT

Penerapan Profil Pelajar Pancasila bukan hanya terjadi di dalam kelas, tetapi juga dalam aktivitas sehari-hari. Menerapkan dimensi dan elemen-elemen ini secara konsisten akan mengarahkan pelajar menjadi individu yang lebih berdaya guna di masa depan.

Melalui pemahaman mendalam mengenai 6 dimensi, elemen, dan subelemen Profil Pelajar Pancasila, pelajar diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila akan menciptakan generasi yang berkualitas dan penuh integritas.

6 Dimensi Profil Pelajar Pancasila

1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Dimensi Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia menekankan pentingnya pelajar Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar tersebut memahami ajaran agama dan kepercayaannya, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ada lima elemen kunci dalam dimensi ini yang perlu diperhatikan. Elemen tersebut meliputi akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

2. Dimensi Berkebhinekaan Global

Dimensi Berkebhinekaan Global menekankan pentingnya pelajar Indonesia untuk mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitas bangsa. Di saat yang sama, mereka tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain.

Interaksi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan menciptakan budaya baru yang positif serta sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Elemen kunci berkebhinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural, serta refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan.

3. Dimensi Bergotong Royong

Dimensi Bergotong Royong menekankan kemampuan pelajar Indonesia untuk bekerja sama dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Gotong royong dilakukan secara sukarela agar pekerjaan menjadi lebih lancar, mudah, dan ringan.

Elemen-elemen penting dalam bergotong royong meliputi kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

4. Dimensi Mandiri

Dimensi Mandiri menekankan pentingnya pelajar Indonesia untuk memiliki sikap mandiri dalam proses belajar. Pelajar mandiri bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri.

Elemen kunci dari dimensi ini meliputi kesadaran akan diri serta situasi yang dihadapi. Selain itu, regulasi diri juga menjadi bagian penting dalam membentuk kemandirian.

5. Dimensi Bernalar Kritis

Dimensi Bernalar Kritis menekankan kemampuan pelajar untuk memproses informasi secara objektif, baik kualitatif maupun kuantitatif. Pelajar bernalar kritis mampu membangun keterkaitan antar informasi, menganalisis, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan.

Elemen-elemen utama dari dimensi ini meliputi memperoleh dan memproses informasi serta gagasan. Selain itu, pelajar juga perlu menganalisis, mengevaluasi penalaran, serta merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam pengambilan keputusan.

6. Dimensi Kreatif

Dimensi Kreatif menekankan kemampuan pelajar untuk memodifikasi dan menciptakan sesuatu yang orisinal serta bermanfaat. Hasil karya tersebut diharapkan memiliki makna dan dampak positif.

Elemen kunci dari dimensi ini meliputi kemampuan menghasilkan gagasan, karya, dan tindakan yang orisinal. Selain itu, pelajar kreatif juga memiliki keluwesan berpikir dalam menemukan alternatif solusi untuk berbagai permasalahan.

Elemen Profil Pelajar Pancasila

1. Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

A. Elemen Akhlak Beragama

Pelajar Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Mereka juga sadar bahwa sebagai makhluk yang diberikan amanah oleh Tuhan untuk menjadi pemimpin di bumi, mereka memiliki tanggung jawab untuk mengasihi diri sendiri, sesama manusia, dan alam, serta menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Pelajar Pancasila senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi dalam perilakunya sehari-hari. Penghayatan ini menjadi dasar dalam menjalankan ritual ibadah atau sembahyang sepanjang hayat. Selain itu, mereka aktif mengikuti acara-acara keagamaan dan terus mengeksplorasi untuk memahami secara mendalam ajaran agama, simbol, kesakralan, sejarah, tokoh penting dalam agama, dan kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban dunia.

B. Elemen Akhlak Pribadi

Akhlak yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya sendiri. Mereka menyadari bahwa menjaga kesejahteraan diri mereka penting dilakukan bersamaan dengan menjaga orang lain dan merawat lingkungan sekitar.

Rasa sayang, peduli, hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap integritas, yaitu menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, pelajar Pancasila bersikap jujur, adil, rendah hati, serta berperilaku dengan penuh hormat.

Pelajar Pancasila selalu berupaya mengembangkan dan mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya. Sebagai wujud merawat dirinya, mereka juga senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual dengan aktivitas olahraga, sosial, dan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

Karakter ini menjadikan pelajar Pancasila sebagai pribadi yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Mereka berkomitmen untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaan serta nilai-nilai kemanusiaan.

C. Elemen Akhlak kepada Manusia

Sebagai anggota masyarakat, pelajar Pancasila menyadari bahwa semua manusia setara di hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya tercermin dalam rasa sayangnya pada diri sendiri tetapi juga dalam budi luhurnya kepada sesama manusia.

Pelajar Pancasila mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan dan menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. Mereka mengidentifikasi persamaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika ada perdebatan atau konflik. Mereka juga mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda dari pendapat mereka, menghargainya, dan menganalisisnya secara kritis tanpa memaksakan pendapat mereka sendiri.

Pelajar Pancasila adalah pelajar yang moderat dalam beragama. Mereka menghindari pemahaman keagamaan dan kepercayaan yang eksklusif dan ekstrem, sehingga menolak prasangka buruk, diskriminasi, intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama manusia baik karena perbedaan ras, kepercayaan, maupun agama.

Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi, dan menghormati penganut agama serta kepercayaan lain. Mereka menjaga kerukunan hidup antar umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, serta tidak memberikan label negatif pada penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun.

Mereka juga tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain, serta senantiasa berempati, peduli, murah hati, dan welas asih kepada orang lain, terutama mereka yang lemah atau tertindas. Pelajar Pancasila selalu berupaya aktif menolong orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan solusi terbaik untuk mendukung keberlangsungan kehidupan mereka.

Pelajar Pancasila juga senantiasa mengapresiasi kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam mengembangkan kelebihan tersebut.

D. Elemen Akhlak kepada Alam

Sebagai bagian dari lingkungan, pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya dalam tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar. Mereka menyadari bahwa dirinya adalah salah satu bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi.

Sebagai manusia, mereka mengemban tugas untuk menjaga dan melestarikan alam sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini membuat pelajar Pancasila menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitar agar tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Mereka tidak merusak atau menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil peran untuk menghentikan perilaku yang merusak dan menyalahgunakan alam.

Pelajar Pancasila juga senantiasa reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli lingkungan, sehingga mereka secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

E. Elemen Akhlak Bernegara

Pelajar Pancasila memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Mereka menyadari perannya sebagai warga negara dan menempatkan kemanusiaan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

Akhlak pribadinya mendorong pelajar Pancasila untuk peduli dan membantu sesama, serta bergotong-royong. Mereka juga mengutamakan musyawarah dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan bersama, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan akhlaknya terhadap sesama.

Keimanan dan ketakwaannya mendorong pelajar Pancasila untuk aktif menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini adalah wujud cinta mereka terhadap negara yang tercermin dalam tindakan nyata untuk memajukan bangsa.

2. Dimensi Berkebhinekaan Global

A. Elemen Mengenal dan Menghargai Budaya

Pelajar Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budaya mereka. Mereka juga mampu mendeskripsikan pembentukan identitas diri dan kelompok serta menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

B. Elemen Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya

Pelajar Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dengan cara yang setara, selalu memperhatikan, memahami, dan menerima keberadaan serta menghargai keunikan setiap budaya. Hal ini membangun kesalingpahaman dan empati, menjadikan mereka lebih terbuka terhadap sesama.

C. Elemen Refleksi dan Tanggung Jawab terhadap Pengalaman Kebhinekaan

Pelajar Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya untuk terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda. Mereka mempelajari keragaman budaya dan mendapatkan pengalaman dalam kebhinekaan untuk menciptakan kehidupan yang setara dan harmonis antar sesama.

D. Elemen Berkeadilan Sosial

Pelajar Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di berbagai tingkat, baik lokal, regional, nasional, maupun global. Mereka percaya pada kekuatan dan potensi diri mereka sebagai modal untuk menguatkan demokrasi serta membangun masyarakat yang damai, inklusif, berkeadilan sosial, dan berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

3. Dimensi Bergotong Royong

A. Elemen Kolaborasi

Pelajar Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja bersama orang lain dengan perasaan senang dan sikap positif. Mereka terampil bekerja sama dan melakukan koordinasi untuk mencapai tujuan bersama, sambil mempertimbangkan keragaman latar belakang setiap anggota kelompok.

Mereka mampu merumuskan tujuan bersama, menelaah kembali tujuan yang telah dirumuskan, dan mengevaluasi tujuan tersebut selama proses bekerja sama. Selain itu, mereka memiliki kemampuan komunikasi yang baik, termasuk mendengarkan pesan orang lain, menyampaikan pesan secara efektif, mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi, dan memberikan umpan balik yang kritis dan positif.

Pelajar Pancasila menyadari adanya saling ketergantungan antar individu dalam kelompok. Melalui kesadaran ini, mereka memberikan kontribusi maksimal untuk mencapai tujuan bersama, menyelesaikan tugas yang diberikan, dan mengapresiasi upaya anggota kelompok lainnya.

B. Elemen Kepedulian

Pelajar Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di lingkungan fisik dan sosial. Mereka tanggap terhadap situasi di lingkungan dan masyarakat, dengan tujuan untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik.

Mereka mampu merasakan dan memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, serta membangun hubungan dengan orang dari beragam budaya sebagai bagian penting dari kebhinekaan global. Memiliki persepsi sosial yang baik, mereka memahami alasan di balik reaksi dan tindakan orang lain, serta menghasilkan situasi sosial yang mendukung pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan pencapaian tujuan.

C. Elemen Berbagi

Pelajar Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima hal-hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama. Mereka mengutamakan kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat secara sehat.

Melalui kemampuan berbagi, pelajar Pancasila tidak hanya memberi kepada teman sebaya, tetapi juga kepada orang-orang di lingkungan sekitar serta masyarakat yang lebih luas. Mereka berusaha memberi hal-hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang yang membutuhkan, baik di lingkungan mereka sendiri maupun di tingkat negara dan dunia.

4. Dimensi Mandiri

A. Elemen Pemahaman Diri dan Situasi yang Dihadapi

Pelajar Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi, termasuk mengevaluasi kelebihan dan keterbatasan diri. Dengan refleksi ini, mereka mengenali kebutuhan pengembangan diri sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi, serta menetapkan tujuan pengembangan diri yang realistis.

Kesadaran ini membantu mereka memilih strategi yang tepat, mengantisipasi tantangan, dan menghadapi hambatan yang mungkin muncul. Melalui pemahaman diri dan situasi, mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan perkembangan yang ada.

B. Elemen Regulasi Diri

Pelajar Pancasila yang mandiri memiliki kemampuan untuk mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Mereka mampu menetapkan tujuan dan merencanakan strategi untuk mencapainya, berdasarkan penilaian atas kemampuan diri dan tuntutan situasi yang dihadapi.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri dapat dikendalikan dengan baik oleh mereka, menjaga semangat agar tetap optimal. Selain itu, mereka senantiasa memantau dan mengevaluasi upaya serta hasil yang dicapai, berusaha mencari solusi yang lebih efektif jika menemui hambatan dalam proses belajar.

5. Dimensi Bernalar Kritis

A. Elemen Memperoleh dan Memproses Informasi dan Gagasan

Pelajar Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik data kualitatif maupun kuantitatif, dengan rasa keingintahuan yang besar. Mereka mengajukan pertanyaan yang relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan yang diperoleh, serta mengolah informasi dengan cermat.

Mereka juga mampu membedakan antara isi informasi dan penyampainya, serta memiliki kemauan untuk mengumpulkan data yang dapat menggugurkan opini atau keyakinan pribadi. Dengan kemampuan ini, Pelajar Pancasila dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber yang relevan dan akurat.

B. Elemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran

Pelajar Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Mereka melakukan analisis serta evaluasi terhadap gagasan dan informasi yang didapatkan, menjelaskan alasan yang relevan dan akurat dalam menyelesaikan masalah.

Mereka juga dapat membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen yang mendukung simpulan atau keputusan yang diambil. Dengan pendekatan ini, Pelajar Pancasila mampu membuat keputusan yang logis dan terstruktur berdasarkan analisis yang matang.

C. Elemen Merefleksi dan Mengevaluasi Pemikirannya Sendiri

Pelajar Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemikirannya (metakognisi), berpikir mengenai jalannya proses berpikir hingga mencapai suatu simpulan. Mereka menyadari proses berpikir yang dilalui, serta memahami perkembangan dan keterbatasan daya pikirnya.

Proses refleksi ini memungkinkan mereka untuk terus mengembangkan kapasitas diri, memperbaiki strategi berpikir, dan menguji berbagai alternatif solusi. Jika keyakinan pribadi bertentangan dengan bukti yang ada, mereka juga memiliki kemauan untuk mengubah opini atau keyakinannya demi kebenaran.

6. Dimensi Kreatif

A. Elemen Menghasilkan Gagasan yang Orisinal

Pelajar yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal, mulai dari ekspresi sederhana hingga gagasan yang lebih kompleks. Gagasan ini dipengaruhi oleh perasaan, emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh sepanjang hidup.

Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan berpikir kritis, mempertanyakan banyak hal, melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda, dan menghubungkan ide-ide yang ada. Mereka juga mampu mengaplikasikan ide baru sesuai konteks untuk menyelesaikan persoalan dan menghasilkan berbagai alternatif solusi.

B. Elemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal

Pelajar yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal, seperti desain, gambar, penampilan, dan karya-karya digital atau realitas virtual. Karya dan tindakan ini dipengaruhi oleh minat, emosi, dan pertimbangan dampaknya terhadap lingkungan sekitar.

Selain itu, pelajar kreatif berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan tindakan, tidak takut untuk mengeksplorasi ide baru dan menguji batasan-batasan yang ada dalam menciptakan sesuatu yang inovatif.

C. Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dalam Mencari Alternatif Solusi Permasalahan

Pelajar yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi ketika menghadapi permasalahan. Mereka mampu memilih solusi terbaik dari beberapa alternatif yang ada, serta mengidentifikasi dan membandingkan gagasan-gagasan kreatif.

Mereka juga dapat mencari solusi baru saat pendekatan awal tidak berhasil, dengan bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai pilihan. Ketika menghadapi perubahan situasi, pelajar kreatif tetap dapat berpikir fleksibel dan mengadaptasi pendekatannya secara efektif.

Subelemen Profil Pelajar Pancasila

1. Elemen Akhlak Beragama Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Mengenal dan Mencintai Tuhan Yang Maha Esa

  • Akhir Fase PAUD
    Anak-anak mulai mengenal adanya Tuhan Yang Maha Esa melalui pemahaman dasar mengenai sifat-sifat-Nya, meskipun masih dalam bentuk yang sederhana dan mudah dipahami.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak-anak mengenal sifat-sifat utama Tuhan Yang Maha Esa, seperti Dia adalah Sang Pencipta yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta mulai memahami kebaikan diri mereka sebagai refleksi dari sifat-sifat Tuhan.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak-anak mulai memahami sifat-sifat utama Tuhan lainnya dan mengaitkannya dengan konsep diri mereka serta ciptaan Tuhan di sekitar mereka. Mereka belajar untuk menghubungkan sifat-sifat Tuhan dengan kehidupan sehari-hari.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Anak-anak lebih mendalam dalam memahami berbagai kualitas atau sifat Tuhan Yang Maha Esa yang diungkapkan dalam kitab suci agama mereka. Mereka menghubungkan kualitas-kualitas positif Tuhan dengan sikap pribadi dan meyakini firman Tuhan sebagai kebenaran yang harus dijadikan pedoman hidup.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami kehadiran Tuhan dalam kehidupan sehari-hari dan mengaitkan pemahaman mereka tentang sifat-sifat Tuhan dengan konsep peran manusia di bumi sebagai makhluk Tuhan yang bertanggung jawab terhadap ciptaan-Nya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar yang lebih dewasa mulai menerapkan pemahaman mereka tentang kualitas atau sifat-sifat Tuhan dalam ritual ibadah, baik ibadah yang bersifat pribadi maupun sosial. Mereka mengamalkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran yang lebih mendalam.

Subelemen Pemahaman Agama/Kepercayaan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak-anak mengenal simbol-simbol dan ekspresi keagamaan yang konkret, seperti gambar atau bentuk yang menggambarkan konsep agama secara sederhana.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak-anak mengenal unsur-unsur utama agama atau kepercayaan, termasuk ajaran agama, ritual keagamaan, kitab suci, serta orang suci atau utusan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak-anak mulai memahami unsur-unsur utama agama atau kepercayaan, dengan fokus pada simbol-simbol keagamaan dan sejarah agama ataub kepercayaan yang ada.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memahami unsur-unsur utama agama atau kepercayaan secara lebih mendalam, mengenali peran agama atau kepercayaan dalam kehidupan, serta memahami ajaran moral yang terkandung dalam agama.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami makna dan fungsi unsur-unsur utama agama atau kepercayaan dalam konteks Indonesia. Mereka mulai membaca kitab suci dan memahami ajaran agama yang mengatur hubungan sesama manusia dan alam semesta.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar memahami struktur organisasi dan unsur-unsur utama agama atau kepercayaan dalam konteks Indonesia, serta memahami kontribusi agama atau kepercayaan terhadap peradaban dunia.

Subelemen Pelaksanaan Ritual Ibadah

  • Akhir Fase PAUD
    Anak-anak mulai mencontoh kebiasaan pelaksanaan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaan yang dianutnya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak-anak terbiasa melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agama atau kepercayaannya, mengikuti ritus dan kebiasaan yang sederhana.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Pelajar terbiasa melaksanakan ibadah wajib sesuai dengan tuntunan agama atau kepercayaannya, dengan pemahaman yang lebih mendalam.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar melaksanakan ibadah secara rutin sesuai dengan tuntunan agama atau kepercayaannya. Mereka mulai berdoa secara mandiri, merayakan, dan memahami makna hari-hari besar keagamaan.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan agama atau kepercayaannya. Mereka juga berpartisipasi dalam perayaan hari-hari besar keagamaan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri serta menyadari arti penting ibadah tersebut. Mereka berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan atau kepercayaan.

2. Elemen Akhlak Pribadi Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Integritas

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai membiasakan diri untuk bersikap jujur dan berani menyampaikan kebenaran atau fakta.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak-anak membiasakan bersikap jujur terhadap diri sendiri dan orang lain serta berani menyampaikan kebenaran atau fakta.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Pelajar mulai membiasakan diri untuk melakukan refleksi tentang pentingnya bersikap jujur dan berani menyampaikan kebenaran atau fakta.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensinya untuk diri sendiri.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja berani dan konsisten menyampaikan kebenaran atau fakta serta memahami konsekuensinya untuk diri sendiri dan orang lain.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menyadari bahwa aturan agama dan sosial merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian dari diri, sehingga dapat menerapkannya secara bijak dan kontekstual.

Subelemen Merawat Diri secara Fisik, Mental, dan Spiritual

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai membiasakan diri untuk membersihkan, merawat tubuh, serta menjaga kesehatan dan keselamatan/keamanan diri dalam semua aktivitas kesehariannya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak memiliki rutinitas sederhana yang diatur secara mandiri dan dijalankan sehari-hari serta menjaga kesehatan dan keselamatan/keamanan diri dalam semua aktivitas kesehariannya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mulai membiasakan diri untuk disiplin, rapi, membersihkan dan merawat tubuh, menjaga tingkah laku dan perkataan dalam semua aktivitas kesehariannya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memperhatikan kesehatan jasmani, mental, dan rohani dengan melakukan aktivitas fisik, sosial, dan ibadah.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengidentifikasi pentingnya menjaga keseimbangan kesehatan jasmani, mental, dan rohani serta berupaya menyeimbangkan aktivitas fisik, sosial, dan ibadah.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar melakukan aktivitas fisik, sosial, dan ibadah secara seimbang.

3. Elemen Akhlak Kepada Manusia Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Mengutamakan Persamaan dengan Orang Lain dan Menghargai Perbedaan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali hal-hal yang sama dan berbeda yang dimiliki dirinya dan temannya dalam berbagai hal. Anak juga membiasakan mendengarkan pendapat temannya, baik itu sama ataupun berbeda dengan pendapatnya dan mengekspresikannya secara wajar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengenali hal-hal yang sama dan berbeda yang dimiliki dirinya dan temannya dalam berbagai hal, serta memberikan respons secara positif.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak terbiasa mengidentifikasi hal-hal yang sama dan berbeda yang dimiliki dirinya dan temannya dalam berbagai hal serta memberikan respons secara positif.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi kesamaan dengan orang lain sebagai perekat hubungan sosial dan mewujudkannya dalam aktivitas kelompok. Mereka mulai mengenal berbagai kemungkinan interpretasi dan cara pandang yang berbeda ketika dihadapkan dengan dilema.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengenal perspektif dan emosi/perasaan dari sudut pandang orang atau kelompok lain yang tidak pernah dijumpai atau dikenalnya. Mereka mengutamakan persamaan dan menghargai perbedaan sebagai alat pemersatu dalam keadaan konflik atau perdebatan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi hal yang menjadi permasalahan bersama, memberikan alternatif solusi untuk menjembatani perbedaan dengan mengutamakan kemanusiaan.

Subelemen Berempati kepada Orang Lain

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali emosi, minat, dan kebutuhan orang-orang terdekat serta membiasakan meresponsnya secara positif.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi emosi, minat, dan kebutuhan orang-orang terdekat dan meresponsnya secara positif.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak terbiasa memberikan apresiasi di lingkungan sekolah dan masyarakat.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mulai memandang sesuatu dari perspektif orang lain serta mengidentifikasi kebaikan dan kelebihan orang sekitarnya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami perasaan dan sudut pandang orang dan/atau kelompok lain yang tidak pernah dikenalnya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar memahami dan menghargai perasaan dan sudut pandang orang dan/atau kelompok lain.

4. Elemen Akhlak kepada Alam Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Memahami Keterhubungan Ekosistem Bumi

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenal berbagai ciptaan Tuhan.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi berbagai ciptaan Tuhan.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak memahami keterhubungan antara satu ciptaan dengan ciptaan Tuhan yang lainnya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memahami konsep harmoni dan mengidentifikasi adanya saling ketergantungan antara berbagai ciptaan Tuhan.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami konsep sebab-akibat di antara berbagai ciptaan Tuhan dan mengidentifikasi berbagai sebab yang memiliki dampak baik atau buruk, langsung maupun tidak langsung, terhadap alam semesta.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi masalah lingkungan hidup di tempat tinggalnya dan melakukan langkah-langkah konkret untuk menghindari kerusakan serta menjaga keharmonisan ekosistem yang ada di lingkungannya.

Subelemen Menjaga Lingkungan Alam Sekitar

  • Akhir Fase PAUD
    Anak membiasakan diri untuk bersyukur atas karunia lingkungan alam sekitar dengan menjaga kebersihan dan merawat lingkungan alam sekitarnya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak membiasakan diri untuk bersyukur atas lingkungan alam sekitar dan berlatih untuk menjaganya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak terbiasa memahami tindakan-tindakan yang ramah dan tidak ramah lingkungan serta membiasakan diri untuk berperilaku ramah lingkungan.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mewujudkan rasa syukur dengan terbiasa berperilaku ramah lingkungan dan memahami akibat perbuatan tidak ramah lingkungan dalam lingkup kecil maupun besar.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mewujudkan rasa syukur dengan berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan alam sekitarnya, mengajukan alternatif solusi, dan mulai menerapkan solusi tersebut.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mewujudkan rasa syukur dengan membangun kesadaran peduli lingkungan alam, menciptakan dan mengimplementasikan solusi dari permasalahan lingkungan yang ada.

5. Elemen Akhlak Bernegara Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Subelemen Melaksanakan Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali hak dan tanggung jawabnya di rumah dan sekolah, serta kaitannya dengan keimanan kepada Tuhan YME.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi hak dan tanggung jawabnya di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar serta kaitannya dengan keimanan kepada Tuhan YME.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengidentifikasi hak dan tanggung jawab orang-orang di sekitarnya serta kaitannya dengan keimanan kepada Tuhan YME.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi dan memahami peran, hak, dan kewajiban dasar sebagai warga negara serta kaitannya dengan keimanan kepada Tuhan YME dan secara sadar mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja menganalisis peran, hak, dan kewajiban sebagai warga negara, memahami perlunya mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi sebagai wujud dari keimanannya kepada Tuhan YME.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban kewarganegaraan dan terbiasa mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi sebagai wujud dari keimanannya kepada Tuhan YME.

6. Elemen Mengenal dan Menghargai Budaya Dimensi Berkebhinekaan Global

Subelemen Mendalami Budaya dan Identitas Budaya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali identitas diri dan kebiasaan-kebiasaan budaya dalam keluarga.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi dan mendeskripsikan ide-ide tentang dirinya dan beberapa kelompok di lingkungan sekitarnya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengidentifikasi dan mendeskripsikan ide-ide tentang dirinya dan berbagai kelompok di lingkungan sekitarnya, serta cara orang lain berperilaku dan berkomunikasi dengannya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi dan mendeskripsikan keragaman budaya di sekitarnya, serta menjelaskan peran budaya dan bahasa dalam membentuk identitas dirinya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami perubahan budaya seiring waktu dan sesuai konteks, baik dalam skala lokal, regional, dan nasional. Mereka juga menjelaskan identitas diri yang terbentuk dari budaya bangsa.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menganalisis pengaruh keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap pembentukan identitas, termasuk identitas dirinya. Mereka mulai menginternalisasi identitas diri sebagai bagian dari budaya bangsa.

Subelemen Mengeksplorasi dan Membandingkan Pengetahuan Budaya, Kepercayaan, serta Praktiknya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mengenal identitas orang lain serta kebiasaan yang mereka miliki.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak belajar mengidentifikasi dan menggambarkan praktik kehidupan sehari-hari dan budaya mereka.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mulai membandingkan praktik kehidupan sehari-hari dan budaya mereka dengan orang lain dari tempat dan waktu yang berbeda.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mendeskripsikan dan membandingkan pengetahuan, kepercayaan, dan praktik dari berbagai kelompok budaya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami perkembangan budaya yang mencakup pemahaman, kepercayaan, dan praktik keseharian dalam konteks pribadi dan sosial.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menganalisis perubahan budaya yang melibatkan pemahaman, kepercayaan, dan praktik dalam rentang waktu yang luas dan berbagai konteks.

Subelemen Menumbuhkan Rasa Menghormati terhadap Keanekaragaman Budaya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai dibiasakan untuk menghormati budaya yang berbeda dari dirinya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak menggambarkan pengalaman dan pemahaman tentang hidup bersama dalam keberagaman.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak memahami bahwa keberagaman dapat memberikan peluang untuk memperoleh pengalaman dan pemahaman yang baru.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengenali peluang dan tantangan yang muncul dari keragaman budaya di Indonesia.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja menyadari pentingnya melestarikan dan merayakan tradisi budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan bangsa, serta mulai berusaha untuk menjaga budaya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mendorong pertukaran budaya dan kolaborasi dalam dunia yang semakin terhubung, serta menunjukkan hal tersebut dalam perilaku mereka.

7. Elemen Komunikasi dan Interaksi Antar Budaya Dimensi Berkebhinekaan Global

Subelemen Berkomunikasi Antar Budaya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai menggunakan berbagai cara yang berarti untuk menyampaikan perasaan dan pikiran.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak menyadari bahwa diri dan orang lain menggunakan kata-kata, gambar, dan bahasa tubuh yang dapat memiliki makna berbeda di lingkungan sekitarnya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak menggambarkan penggunaan kata, tulisan, dan bahasa tubuh yang memiliki makna yang berbeda di lingkungan sekitar dan dalam suatu budaya tertentu.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memahami persamaan dan perbedaan cara komunikasi baik di dalam kelompok maupun antar kelompok budaya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengeksplorasi pengaruh budaya terhadap penggunaan bahasa serta dapat mengenali risiko dalam komunikasi antar budaya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menganalisis hubungan antara bahasa, pikiran, dan konteks untuk memahami serta meningkatkan komunikasi antar budaya yang berbeda.

Subelemen Mempertimbangkan dan Menumbuhkan Berbagai Perspektif

  • Akhir Fase PAUD
    Anak menjalin interaksi sosial yang positif di lingkungan keluarga dan sekolah.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengungkapkan pandangannya terhadap topik umum dan mendengarkan sudut pandang orang lain yang berbeda dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengungkapkan pandangannya terhadap topik umum dan mulai mengenali sudut pandang orang lain. Anak juga mendengarkan dan memperkirakan sudut pandang orang lain yang berbeda di sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar membandingkan berbagai perspektif untuk memahami permasalahan sehari-hari. Mereka memperkirakan dan mendeskripsikan situasi komunitas yang berbeda dengan dirinya ke dalam situasi dirinya dalam konteks lokal dan regional.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja menjelaskan asumsi-asumsi yang mendasari perspektif tertentu. Mereka memperkirakan dan mendeskripsikan perasaan serta motivasi komunitas yang berbeda dari dirinya yang berada dalam situasi sulit.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menyajikan pandangan yang seimbang mengenai permasalahan yang dapat menimbulkan pertentangan pendapat. Mereka memosisikan orang lain dan budaya yang berbeda darinya secara setara, serta bersedia memberikan pertolongan ketika orang lain berada dalam situasi sulit.

8. Elemen Refleksi dan Bertanggung Jawab Terhadap Pengalaman Kebinekaan Dimensi Berkebhinekaan Global

Subelemen Refleksi terhadap Pengalaman Kebinekaan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak menunjukkan kesadaran untuk menerima teman yang berbeda budaya dalam berbagai situasi.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak menyebutkan apa yang telah dipelajari tentang orang lain dari interaksi mereka dengan kemajemukan budaya di sekolah dan rumah.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak menyebutkan apa yang telah dipelajari tentang orang lain dari interaksi mereka dengan kemajemukan budaya di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar menjelaskan apa yang telah dipelajari dari interaksi dan pengalaman mereka dalam lingkungan yang beragam.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja merefleksikan secara kritis gambaran berbagai kelompok budaya yang mereka temui dan bagaimana mereka meresponnya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar merefleksikan secara kritis dampak dari pengalaman hidup di lingkungan yang beragam, terkait dengan perilaku, kepercayaan, serta tindakan mereka terhadap orang lain.

Subelemen Menghilangkan Stereotip dan Prasangka

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali orang-orang di sekitarnya berdasarkan ciri-ciri atau atribut tertentu.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengenali perbedaan tiap orang atau kelompok dan menyikapinya sebagai hal yang wajar.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengkonfirmasi dan mengklarifikasi stereotip serta prasangka yang dimilikinya tentang orang atau kelompok di sekitarnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengkonfirmasi dan mengklarifikasi stereotip serta prasangka yang dimilikinya tentang orang atau kelompok di sekitarnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, serta mengidentifikasi pengaruhnya terhadap individu dan kelompok di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengkonfirmasi, mengklarifikasi, dan menunjukkan sikap menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran identitas kelompok dan suku bangsa.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mengkritik dan menolak stereotip serta prasangka tentang gambaran identitas kelompok dan suku bangsa, serta berinisiatif mengajak orang lain untuk menolak stereotip dan prasangka.

Subelemen Menyelaraskan Perbedaan Budaya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengetahui adanya budaya yang berbeda di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi perbedaan budaya yang konkret di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengenali bahwa perbedaan budaya mempengaruhi pemahaman antarindividu.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mencari titik temu nilai budaya yang beragam untuk menyelesaikan permasalahan bersama.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengidentifikasi dan menyampaikan isu-isu tentang penghargaan terhadap keragaman dan kesetaraan budaya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mengetahui tantangan dan keuntungan hidup dalam lingkungan dengan budaya yang beragam, serta memahami pentingnya kerukunan antar budaya dalam kehidupan bersama yang harmonis.

9. Elemen Berkeadilan Sosial Dimensi Berkebhinekaan Global

Subelemen Aktif Membangun Masyarakat yang Inklusif, Adil, dan Berkelanjutan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak menjalin pertemanan tanpa memandang perbedaan diri dan temannya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak menjalin pertemanan tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras, jenis kelamin, dan perbedaan lainnya, serta mengenal masalah-masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan di sekitarnya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak mengidentifikasi cara berkontribusi terhadap lingkungan sekolah, rumah, dan lingkungan sekitar yang inklusif, adil, dan berkelanjutan.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar membandingkan beberapa tindakan dan praktik perbaikan lingkungan sekolah yang inklusif, adil, dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan dampaknya secara jangka panjang terhadap manusia, alam, dan masyarakat.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja mengidentifikasi masalah yang ada di sekitarnya sebagai akibat dari pilihan yang dilakukan oleh manusia, serta dampak masalah tersebut terhadap sistem ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta mencari solusi yang memperhatikan prinsip-prinsip keadilan terhadap manusia, alam, dan masyarakat.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar berinisiatif melakukan suatu tindakan berdasarkan identifikasi masalah untuk mempromosikan keadilan, keamanan ekonomi, menopang ekologi dan demokrasi, sambil menghindari kerugian jangka panjang terhadap manusia, alam, ataupun masyarakat.

Subelemen Berpartisipasi dalam Proses Pengambilan Keputusan Bersama

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai berpartisipasi dalam menentukan beberapa pilihan untuk keperluan bersama dalam lingkungan kecil.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi pilihan-pilihan berdasarkan kebutuhan dirinya dan orang lain ketika membuat keputusan.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak berpartisipasi dalam menentukan beberapa pilihan untuk keperluan bersama berdasarkan kriteria sederhana.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar berpartisipasi dalam menentukan kriteria yang disepakati bersama untuk menentukan pilihan dan keputusan untuk kepentingan bersama.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja berpartisipasi dalam menentukan kriteria dan metode yang disepakati bersama untuk menentukan pilihan dan keputusan untuk kepentingan bersama melalui proses bertukar pikiran secara cermat dan terbuka dengan panduan pendidik.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar berpartisipasi dalam menentukan pilihan dan keputusan untuk kepentingan bersama melalui proses bertukar pikiran secara cermat dan terbuka secara mandiri.

Subelemen Memahami Peran Individu dalam Demokrasi

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mengenali keberadaan dan perannya dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengidentifikasi peran, hak, dan kewajiban warga dalam masyarakat demokratis.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya terhadap perilakunya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya terhadap perilakunya. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perilaku diri dan orang sekitarnya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya terhadap ekspresi dan perilakunya. Mereka mulai aktif mengambil sikap dan langkah untuk melindungi hak orang atau kelompok lain.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar memahami konsep hak dan kewajiban serta implikasinya terhadap ekspresi dan perilakunya. Mereka mulai mencari solusi untuk dilema terkait konsep hak dan kewajibannya.

10. Elemen Kolaborasi Dimensi Bergotong Royong

Subelemen Kerja Sama

  • Akhir Fase PAUD
    Anak terbiasa bekerja bersama dalam melaksanakan kegiatan kelompok (melibatkan dua atau lebih orang).
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak menerima dan melaksanakan tugas serta peran yang diberikan kelompok dalam sebuah kegiatan bersama.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak menampilkan tindakan yang sesuai dengan harapan dan tujuan kelompok.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar menunjukkan ekspektasi positif kepada orang lain untuk mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar (sekolah dan rumah).
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok di lingkungan sekitar, serta memberi semangat kepada orang lain untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar membangun tim dan mengelola kerja sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Subelemen Komunikasi untuk Mencapai Tujuan Bersama

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mendengarkan informasi sederhana dan mengungkapkannya kembali dengan menggunakan kata-kata yang dipahami.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak dapat memahami informasi sederhana yang disampaikan oleh orang lain dan menyampaikannya kembali menggunakan kata-kata sendiri.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak memahami informasi yang diterima, seperti pikiran, perasaan, dan keprihatinan, serta menyampaikan informasi secara jelas menggunakan berbagai simbol dan media.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar dapat memahami informasi dari berbagai sumber dan menyampaikan pesan secara efektif dengan menggunakan berbagai simbol dan media untuk mencapai tujuan bersama.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memahami gagasan, emosi, keterampilan, dan keprihatinan yang diungkapkan oleh orang lain melalui simbol dan media, serta menggunakannya untuk meningkatkan hubungan interpersonal dan mencapai tujuan bersama.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar aktif mendengarkan untuk memahami dan menganalisis informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan keprihatinan yang disampaikan oleh orang lain, serta menggunakan berbagai strategi komunikasi untuk menyelesaikan masalah dan mencapai berbagai tujuan bersama.

Subelemen Saling Ketergantungan Positif

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mengenali dan menyampaikan kebutuhan dirinya sendiri serta orang lain.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak mengenali kebutuhan dirinya yang memerlukan bantuan dari orang lain untuk memenuhinya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak menyadari bahwa setiap orang memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dan pentingnya saling membantu.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar menyadari bahwa meskipun setiap orang memiliki kebebasan sendiri, setiap individu tetap memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja menunjukkan kegiatan kelompok yang memperlihatkan bagaimana anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya saling membantu dalam memenuhi kebutuhan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menyelaraskan kemampuan kelompok agar anggota kelompok dapat saling membantu dalam memenuhi kebutuhan baik secara individu maupun bersama-sama.

Subelemen Koordinasi Sosial

  • Akhir Fase PAUD
    Anak melakukan aktivitas bermain sesuai dengan kesepakatan bersama dan saling mengingatkan tentang kesepakatan tersebut.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Anak melaksanakan aktivitas kelompok sesuai dengan kesepakatan bersama dengan bimbingan dan saling mengingatkan adanya kesepakatan tersebut.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Anak menyadari bahwa dirinya memiliki peran berbeda dari orang lain/temannya dan mengetahui konsekuensi peran tersebut terhadap pencapaian tujuan.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar menyelaraskan tindakannya sesuai dengan perannya dan mempertimbangkan peran orang lain untuk mencapai tujuan bersama.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok, serta menjaga agar tindakan tetap selaras untuk mencapai tujuan bersama.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar menyelaraskan dan menjaga tindakan diri serta anggota kelompok agar sesuai satu sama lain, sambil menerima konsekuensi tindakannya untuk mencapai tujuan bersama.

11. Elemen Kepedulian Dimensi Bergotong Royong

Subelemen Tanggap Terhadap Lingkungan Sosial

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mengenali dan mengapresiasi orang-orang di rumah dan sekolah, serta merespons kebutuhan yang ada di lingkungan tersebut.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa peka terhadap orang-orang di lingkungan sekitar, mengapresiasi mereka, dan melakukan tindakan sederhana untuk mengungkapkan hal tersebut.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Pelajar peka terhadap orang-orang di lingkungan sekitar, kemudian melakukan tindakan untuk menjaga keselarasan dalam berelasi dengan teman-temannya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan peran sosialnya, serta menjaga keselarasan dalam berelasi dengan orang lain di sekitarnya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan peran sosial yang dimilikinya dan berkontribusi sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan peran sosialnya dan berkontribusi untuk menghasilkan keadaan yang lebih baik bagi masyarakat.

Subelemen Persepsi Sosial

  • Akhir Fase PAUD
    Mengenali berbagai reaksi orang lain di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Mengenali berbagai reaksi orang lain di lingkungan sekitar dan penyebabnya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Memahami berbagai alasan orang lain menampilkan respon tertentu.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Menerapkan pengetahuan mengenai berbagai reaksi orang lain dan penyebabnya dalam konteks keluarga, sekolah, serta pertemanan dengan sebaya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain menampilkan reaksi tertentu untuk menentukan tindakan yang tepat agar orang lain menampilkan respon yang diharapkan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Melakukan tindakan yang tepat agar orang lain merespon sesuai dengan yang diharapkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan dan pencapaian tujuan.

11. Elemen Berbagi Dimensi Bergotong Royong

Subelemen Berbagi

  • Akhir Fase PAUD
    Mulai terbiasa berbagi dengan orang-orang di sekitar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Memberikan dan menerima hal yang dianggap bernilai dan penting kepada/dari orang-orang di lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Memberikan dan menerima hal yang dianggap penting dan berharga kepada/dari orang-orang di sekitar, baik yang dikenal maupun tidak dikenal.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Memberikan dan menerima hal yang dianggap bernilai dan penting kepada/dari orang-orang di masyarakat, baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Berusaha memberikan hal yang dianggap penting dan bernilai kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan di sekitar tempat tinggal.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Berusaha memberikan hal yang dianggap bernilai dan penting kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas (negara, dunia).

12. Elemen Pemahaman Diri dan Situasi yang Dihadapi Dimensi Mandiri

Subelemen Mengenali Kualitas dan Minat Diri serta Tantangan yang Dihadapi

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai mengenali kemampuan dan minat diri serta menerima keberadaan dan keunikan diri sendiri.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa mengidentifikasi dan menggambarkan kemampuan, prestasi, dan ketertarikan mereka secara subjektif.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi kemampuan, prestasi, dan ketertarikan mereka serta tantangan yang dihadapi berdasarkan pengalaman sehari-hari.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Remaja menggambarkan pengaruh kualitas diri terhadap pelaksanaan dan hasil belajar serta mengidentifikasi kemampuan yang ingin dikembangkan dengan mempertimbangkan tantangan yang dihadapi dan umpan balik dari orang dewasa.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa membuat penilaian realistis terhadap kemampuan dan minat mereka serta menetapkan prioritas pengembangan diri berdasarkan pengalaman belajar dan aktivitas lainnya.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi kekuatan dan tantangan yang akan dihadapi dalam konteks pembelajaran, sosial, dan pekerjaan yang akan dipilih di masa depan.

Subelemen Mengembangkan Refleksi Diri

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai menceritakan pengalaman belajar yang dialaminya baik di rumah maupun di sekolah, mengenali hal-hal yang telah dipelajari.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa mulai melakukan refleksi diri untuk menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, serta mengenali pencapaian yang telah diraih.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Pelajar melakukan refleksi lebih mendalam, mengenali faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pembelajaran dan perkembangan diri mereka, serta menyadari kekuatan, kelemahan, dan prestasi yang dimiliki.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa menganalisis pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap kemajuan belajar mereka, mengidentifikasi cara untuk mengatasi kekurangan dan mengoptimalkan potensi diri dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Remaja memantau progres yang telah dicapai dalam pembelajaran, merencanakan strategi untuk menghadapi tantangan akademik dan pribadi yang akan datang, serta merumuskan pendekatan yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Pelajar melakukan refleksi terhadap umpan balik yang diterima dari berbagai pihak, seperti teman, guru, dan orang dewasa, untuk mengevaluasi keterampilan dan karakteristik yang diperlukan dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan karir di masa depan.

13. Elemen Regulasi Diri Dimensi Mandiri

Subelemen Regulasi Emosi

  • Akhir Fase PAUD
    Siswa mulai mengenali berbagai emosi yang dirasakan serta situasi yang menyebabkan munculnya emosi tersebut. Mereka juga mulai belajar untuk mengungkapkan emosi dengan cara yang wajar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan emosi yang dirasakan dan memahami situasi-situasi yang memicu emosi tersebut, serta mampu mengekspresikan emosi secara wajar.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Siswa mulai menyadari adanya pengaruh orang lain, situasi, dan peristiwa terhadap emosi yang dirasakan. Mereka berusaha untuk mengekspresikan emosi dengan tepat, memperhatikan perasaan dan kebutuhan orang lain di sekitarnya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa memahami perbedaan emosi yang dirasakan dan dampaknya terhadap proses belajar serta interaksi dengan orang lain. Mereka juga berusaha mengelola emosi agar dapat mendukung aktivitas belajar dan hubungan dengan orang lain.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa memahami dan dapat memprediksi konsekuensi dari emosi dan cara mengekspresikannya. Mereka merencanakan langkah-langkah untuk mengelola emosi dalam konteks belajar dan interaksi dengan orang lain.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Siswa dapat mengendalikan dan menyesuaikan emosi yang dirasakan dengan tepat ketika menghadapi situasi yang menantang, baik dalam konteks belajar, hubungan, maupun pekerjaan.

Subelemen Penetapan Tujuan Belajar, Prestasi, dan Pengembangan Diri serta Rencana Strategis untuk Mencapainya

  • Akhir Fase PAUD
    Siswa mulai menceritakan aktivitas yang akan dilakukan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, menunjukkan pemahaman dasar mengenai perencanaan.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa menetapkan target belajar serta merencanakan waktu dan langkah-langkah yang akan diambil dalam proses pembelajaran.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Siswa memahami pentingnya memiliki tujuan dan berkomitmen untuk mencapainya. Mereka juga mulai mengeksplorasi langkah-langkah yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa menilai kekuatan dan kelemahan diri dalam mencapai tujuan belajar, prestasi, dan pengembangan diri. Mereka mencoba berbagai strategi untuk mencapainya.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa merancang strategi yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan belajar, prestasi, dan pengembangan diri, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan diri serta situasi yang dihadapi.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Siswa mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran yang digunakan dan menetapkan tujuan belajar, prestasi, serta pengembangan diri secara spesifik. Mereka merancang strategi yang sesuai untuk menghadapi tantangan yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran, kehidupan sosial, dan pekerjaan di masa depan.

Subelemen Menunjukkan Inisiatif dan Bekerja Secara Mandiri

  • Akhir Fase PAUD
    Siswa mulai mencoba mengerjakan berbagai tugas sederhana dengan bimbingan dan dukungan dari orang dewasa.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa berinisiatif mengerjakan tugas rutin secara mandiri, dengan pengawasan dan dukungan orang dewasa.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Siswa mempertimbangkan, memilih, dan mengadopsi berbagai strategi, serta mengidentifikasi sumber bantuan yang diperlukan. Mereka juga berinisiatif menjalankannya untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa mulai memahami pentingnya bekerja secara mandiri dan menunjukkan inisiatif untuk melakukannya, guna mendukung pembelajaran dan pengembangan diri.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa mengkritisi efektivitas diri dalam bekerja mandiri, dengan mengidentifikasi hal-hal yang mendukung maupun menghambat pencapaian tujuan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Siswa menentukan prioritas pribadi dan berinisiatif mencari serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik sesuai dengan tujuan masa depan.

Subelemen Mengembangkan Pengendalian dan Disiplin Diri

  • Akhir Fase PAUD
    Siswa mulai mengatur diri untuk menyelesaikan kegiatan dengan tuntas.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa melaksanakan kegiatan belajar di kelas dan menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu yang telah disepakati.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Siswa memahami pentingnya mengatur diri secara mandiri dan mulai menjalankan kegiatan serta tugas yang telah disepakati secara mandiri.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengelola diri selama aktivitas belajar dan pengembangan diri.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa berkomitmen dan menjaga konsistensi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan, guna mencapai tujuan belajar dan pengembangan diri.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Siswa melakukan tindakan secara konsisten untuk mencapai tujuan karir dan pengembangan diri di masa depan, serta berusaha mencari alternatif tindakan lain jika menemui hambatan.

Subelemen Percaya Diri, Tangguh (Resilient), dan Adapti

  • Akhir Fase PAUD
    Siswa berani mencoba, adaptif dalam situasi baru, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Siswa berani mencoba dan adaptif menghadapi situasi baru, serta bertahan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah disepakati.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Siswa tetap bertahan mengerjakan tugas meskipun menghadapi tantangan dan berusaha menyesuaikan strategi ketika upaya sebelumnya tidak berhasil.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Siswa menyusun, menyesuaikan, dan mengujicobakan berbagai strategi dan cara untuk membantu diri mereka dalam menyelesaikan tugas yang menantang.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Siswa membuat rencana baru dengan mengadaptasi dan memodifikasi strategi yang telah dibuat ketika upaya sebelumnya tidak berhasil, serta menjalankan tugas dengan keyakinan baru.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Siswa menyesuaikan dan mulai menjalankan rencana serta strategi pengembangan diri, dengan mempertimbangkan minat dan tuntutan dalam konteks belajar maupun pekerjaan yang akan dijalani di masa depan. Mereka berusaha mengatasi tantangan yang ditemui.

14. Elemen Memperoleh dan Memproses Informasi dan Gagasan Dimensi Bernalar Kritis

Subelemen Mengajukan Pertanyaan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mulai bertanya untuk memenuhi rasa ingin tahu tentang diri dan lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mengajukan pertanyaan untuk menjawab keingintahuannya dan untuk memahami masalah terkait dirinya dan lingkungan sekitarnya.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja mulai mengajukan pertanyaan untuk mengidentifikasi masalah dan mengonfirmasi pemahaman tentang masalah yang ada, baik terkait dirinya maupun lingkungan sekitar.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengajukan pertanyaan untuk membandingkan berbagai informasi dan menambah pengetahuan.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda mengajukan pertanyaan untuk klarifikasi dan interpretasi informasi, serta mencari tahu penyebab dan konsekuensi dari informasi tersebut.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja mengajukan pertanyaan untuk menganalisis permasalahan kompleks dan abstrak secara kritis.

Subelemen Mengidentifikasi, Mengklarifikasi, dan Mengolah Informasi dan Gagasan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengenali dan mengolah informasi serta gagasan yang sederhana.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mengenali dan mengolah informasi serta gagasan yang ada.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja mulai mengumpulkan, mengklasifikasikan, membandingkan, dan memilih informasi serta gagasan dari berbagai sumber.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengumpulkan, mengklasifikasikan, membandingkan, dan memilih informasi dari berbagai sumber, serta memperjelas informasi dengan bimbingan orang dewasa.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan menganalisis informasi yang relevan serta memprioritaskan gagasan-gagasan tertentu.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja mengklarifikasi dan menganalisis gagasan serta informasi yang kompleks dan abstrak dari berbagai sumber, kemudian memprioritaskan gagasan yang paling relevan.

15. Elemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran dan Prosedurnya Dimensi Bernalar Kritis

Subelemen Menganalisis dan Mengevaluasi Penalaran dan Prosedurnya

  • Akhir Fase PAUD
    Anak dapat menyebutkan alasan dari pilihan atau keputusan yang diambil.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mulai melakukan penalaran konkret dan memberikan alasan dalam menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja menjelaskan alasan yang relevan dalam proses penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memberikan alasan yang relevan dan akurat dalam menyelesaikan masalah serta dalam pengambilan keputusan.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda menggunakan berbagai argumen dalam proses penalaran untuk mengambil kesimpulan atau keputusan.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja menganalisis dan mengevaluasi penalaran yang digunakan dalam menemukan solusi dan membuat keputusan.

16. Elemen Refleksi Pemikiran dan Proses Berpikir Dimensi Bernalar Kritis

Subelemen Merefleksi dan Mengevaluasi Pemikirannya Sendiri

  • Akhir Fase PAUD
    Anak dapat menyampaikan apa yang dipikirkannya secara singkat.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar dapat menyampaikan pemikiran mereka secara lebih terperinci.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja menyampaikan apa yang sedang dipikirkan dan menjelaskan alasan di balik pemikiran tersebut.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar memberikan alasan dari hal yang dipikirkan serta menyadari kemungkinan adanya bias dalam pemikiran mereka.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda menjelaskan asumsi yang digunakan, menyadari kecenderungan dan konsekuensi bias dalam pemikirannya, serta berusaha mempertimbangkan perspektif yang berbeda.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja menjelaskan alasan untuk mendukung pemikiran mereka dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan, serta mengubah pemikirannya jika diperlukan.

17. Elemen Menghasilkan Gagasan yang Orisinal Dimensi Kreatif

Subelemen Menghasilkan Gagasan yang Orisinal

  • Akhir Fase PAUD
    Anak dapat menggabungkan beberapa ide menjadi gagasan sederhana yang bermakna untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mampu menggabungkan berbagai ide menjadi gagasan imajinatif yang bermakna sebagai cara untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja dapat menghasilkan gagasan baru yang imajinatif dan bermakna dari gabungan berbagai ide untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengembangkan ide yang ada untuk menciptakan kombinasi baru yang imajinatif, sebagai bentuk ekspresi dari pikiran dan perasaan mereka.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda menghubungkan ide yang dimiliki dengan informasi atau gagasan lain untuk menciptakan kombinasi gagasan baru yang imajinatif dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja menggabungkan berbagai gagasan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka, sambil menilai gagasan tersebut dan mempertimbangkan risikonya dengan mempertimbangkan berbagai perspektif, termasuk etika dan nilai kemanusiaan.

18. Elemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal Dimensi Kreatif

Subelemen Menghasilkan Karya dan Tindakan yang Orisinal

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan perasaannya dalam bentuk karya atau tindakan sederhana dan menghargai hasil yang mereka buat.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mengekspresikan pikiran dan perasaannya melalui karya atau tindakan serta menghargai hasil yang mereka buat.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka sesuai dengan minat dalam bentuk karya atau tindakan dan menghargai hasil yang tercipta.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mengekspresikan pikiran dan perasaannya sesuai dengan minat dalam bentuk karya atau tindakan, serta mengevaluasi dan mengkritisi hasil yang telah mereka buat.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran serta perasaan mereka melalui karya atau tindakan, sambil menilai dampaknya terhadap orang lain.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran serta perasaan mereka dalam karya atau tindakan, serta mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan berbagai perspektif.

19. Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dalam Mencari Alternatif Solusi Permasalahan Dimensi Kreatif

Sub Elemen Memiliki Keluwesan Berpikir dalam Mencari Alternatif Solusi Permasalahan

  • Akhir Fase PAUD
    Anak mampu memilih solusi dari beberapa alternatif yang ada.
  • Akhir Fase A (Kelas I-II, usia 6-8 tahun)
    Pelajar mengidentifikasi berbagai gagasan kreatif untuk menyelesaikan masalah atau menghadapi situasi tertentu.
  • Akhir Fase B (Kelas III-IV, usia 8-10 tahun)
    Remaja dapat membandingkan gagasan-gagasan kreatif untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi situasi yang ada.
  • Akhir Fase C (Kelas V-VI, usia 10-12 tahun)
    Pelajar mencari solusi alternatif ketika pendekatan yang diambil tidak berhasil, berdasarkan pemahaman terhadap situasi yang dihadapi.
  • Akhir Fase D (Kelas VII-IX, usia 13-15 tahun)
    Anak muda menghasilkan solusi alternatif dengan mengadaptasi berbagai gagasan dan umpan balik untuk menghadapi situasi atau masalah yang ada.
  • Akhir Fase E (Kelas X-XII, usia 16-18 tahun)
    Remaja bereksperimen dengan berbagai pilihan kreatif untuk memodifikasi gagasan yang ada, menyesuaikan dengan perubahan situasi.

Demikian penjelasan lengkap tentang 6 dimensi, elemen, dan sub elemen profil pelajar Pancasila. Semoga bermanfaat!

Artikel ini ditulis oleh Ardian Dwi Kurnia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads