Mengenal Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Penerapannya

Mengenal Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Penerapannya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Senin, 22 Jan 2024 16:36 WIB
Lecture room or School empty classroom with Student taking exams, writing examination for studying lessons in high school thailand, interior of secondary education, whiteboard. educational concept
Ilustrasi P5 dalam kurikulum Merdeka dan penerapannya (Foto ruang kelas di sekolah: iStock)
Solo -

Ada banyak perubahan di dalam Kurikulum Merdeka. Salah satunya adalah implementasi P5. Apa itu P5 dalam Kurikulum Merdeka?

P5 adalah kependekan untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Program tersebut bertujuan untuk membentuk pelajar Indonesia yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Seperti apakah definisi P5 dan bagaimana penerapannya dalam satuan pendidikan Indonesia? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu P5 dalam Kurikulum Mereka?

Mengutip laman resmi Balai Guru Penggerak Sulawesi Utara, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi bagian integral dari Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), menekankan upaya mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki perilaku sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

P5 bertujuan membentuk Pelajar Pancasila yang beriman, berkebhinekaan global, mampu bergotong royong, mandiri, berpikiran kritis, dan kreatif. Dalam IKM P5, penerapannya tidak hanya terintegrasi dalam pembelajaran setiap mata pelajaran, tetapi juga memiliki alokasi waktu khusus, memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap melalui interaksi dengan teman, guru, dan tokoh masyarakat sekitar.

ADVERTISEMENT

P5 merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar. P5 menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning), yang berbeda dari pembelajaran berbasis proyek di dalam kelas.

Miskonsepsi terkadang muncul karena fokus pada hasil atau produk akhir, padahal proses yang dialami peserta didik dalam menyelesaikan masalah pada projek sangat penting. Alur dan proses ini menjadi pusat perhatian dalam P5.

Sebagai sarana pencapaian profil Pelajar Pancasila, P5 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengalami pengetahuan sebagai bagian dari penguatan karakter, sekaligus memberikan kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitar.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memberikan 7-8 tema projek, sementara satuan pendidikan memiliki fleksibilitas untuk memilihnya sesuai dengan tingkat dan fase yang dijalani.

Dalam pelaksanaannya, satuan pendidikan dituntut untuk membentuk tim fasilitator P5, mengidentifikasi kesiapan satuan pendidikan, merancang dimensi, tema, alokasi waktu P5, menyusun modul projek, dan merancang strategi pelaporan hasil projek.

6 Profil Pelajar Pancasila

Profil ini terdiri dari 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya, membentuk landasan yang kuat untuk membina peserta didik agar mencapai potensi terbaik mereka sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Berikut adalah penjelasan mengenai 6 profil pelajar Pancasila berdasarkan informasi dari laman resmi Merdeka Mengajar Kemdikbud.

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur dan berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, mengembangkan rasa saling menghargai. Ini berkontribusi pada perkembangan karakter positif dan budaya luhur yang sejalan dengan nilai-nilai bangsa.

Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi:

  • akhlak beragama;
  • akhlak pribadi;
  • akhlak kepada manusia;
  • akhlak kepada alam; dan
  • akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan Global

Pelajar Indonesia memelihara budaya, lokalitas, dan identitas mereka sambil tetap terbuka terhadap interaksi dengan budaya lain, mendorong saling penghargaan. Hal ini dapat menghasilkan budaya yang positif dan sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa. Elemen dan kunci kebhinekaan global meliputi:

  • mengenal dan menghargai budaya;
  • kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama; dan
  • refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalan kebhinekaan.

3. Mandiri

Pelajar Indonesia menunjukkan kemandirian dengan bertanggung jawab terhadap proses dan hasil pembelajarannya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari:

  • kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi; serta
  • regulasi diri.

4. Bergotong royong

Pelajar Indonesia dikenal memiliki keterampilan bergotong-royong, di mana mereka dapat bekerja sama dengan sukarela untuk memastikan kelancaran, kemudahan, dan kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah:

  • kolaborasi,
  • kepedulian, dan
  • berbagi.

5. Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis dapat secara objektif memproses dan menganalisis informasi, baik itu kualitatif maupun kuantitatif, serta membangun keterkaitan antara berbagai informasi untuk kemudian mengevaluasi dan menyimpulkan hasilnya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah:

  • memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
  • menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
  • merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, dan
  • mengambil keputusan.

6. Kreatif

Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan untuk membuat sesuatu yang orisinal, memiliki makna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari:

  • menghasilkan gagasan yang orisinal, serta
  • menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Penerapan P5 di Sekolah

Profil Pelajar Pancasila tercermin dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui beberapa aspek. Berikut adalah penerapan P5 di sekolah, dikutip dari laman resmi Merdeka Pengajar Kemdikbud.

1. Budaya Satuan Pendidikan

Profil Pelajar Pancasila menjadi bagian penting dari budaya sekolah, terintegrasi dalam iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi, komunikasi, dan norma yang berlaku di satuan pendidikan.

2. Pembelajaran Intrakurikuler

Dalam kurikulum, Profil Pelajar Pancasila tercermin dalam Capaian Pembelajaran, tujuan pembelajaran, serta materi/topik pembelajaran yang mencakup keenam dimensinya.

3. Pembelajaran Kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Profil Pelajar Pancasila menjadi opsi dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di tingkat kokurikuler. Keenam dimensi menjadi fokus penentuan tujuan kegiatan dan dasar asesmen projek.

4. Pembelajaran Ekstrakurikuler

Keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila terintegrasi dalam pengembangan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan pendekatan ini, peserta didik tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila secara teoritis, tetapi juga menerapkannya dalam berbagai konteks kehidupan, baik di dalam maupun di luar lingkungan pendidikan formal.

Demikian penjelasan lengkap tentang P5 dalam Kurikulum Merdeka. Semoga bermanfaat!




(dil/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads