Tumpukan Sampah di Pasar Comal, Warga Keluhkan Bau hingga Lalat dan Belatung

Tumpukan Sampah di Pasar Comal, Warga Keluhkan Bau hingga Lalat dan Belatung

Robby Bernardi - detikJateng
Sabtu, 18 Jan 2025 19:07 WIB
Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang,  yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025).
Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang, yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pemalang -

Tumpukan sampah menggunung di kompleks Pasar Comal, Pemalang. Warga mengeluhkan tumpukan sampah ini menimbulkan bau tidak sedap dan memicu munculnya lalat serta belatung.

Sebagian kios pasar pun terpaksa tutup gegara sampah ini. Kalau pun buka, omzet pedagang menurun terutama pedagang makanan.

Tidak hanya pedagang, perumahan warga yang berdekatan dengan Pasar Comal ikut terdampak. Selain bau menyengat, lalat dan belatung juga mulai ditemukan di sekitar rumah warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui detikJateng di Pasar Comal, salah salah satu warga yang juga pemilik kios warung makan, Fitrianingsih (42), mengatakan tumpukan sampah di Pasar Comal ada sejak November lalu. Pihak pemerintah berjanji akan membersihkan sampah di pertengahan Januari, namun tak kunjung dilakukan. Beberapa petugas pemerintahan hanya datang untuk sekadar mengambil foto.

"Saya jualan nasi dan kopi. Sekarang sepi dampak sampah, jadi melumpuhkan semuanya. Ini (sampah) sejak November," kata Fitrianingsih, Sabtu (18/1/2025).

ADVERTISEMENT
Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang,  yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025).Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang, yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Akibat bau sampah dan banyaknya lalat serta belatung, omzet dagangannya turun drastis.

"Dulu sehari bisa sampai Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu. Sekarang sepi sejak tiga bulan ini, ya per hari hanya Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu," katanya.

Dirinya mengakui masih bertahan di lokasi itu mengingat tidak ada lokasi lainnya lagi selain dekat dengan sampah.

"Ya terpaksa bertahan. Meskipun pendapatan menurun, mau gimana lagi," ungkapnya.

Pedagang lainnya lebih memilih menutup kiosnya karena tidak tahan dengan kondisi dan bau menyengat. Lebih-lebih usai hujan.

"Banyak yang tutup kiosnya karena sampah ini, bisa dilihat sendiri," tambahnya.

Pedagang sembako di Pasar Comal, Ranisem, mengatakan hal senada. "Banyak kios yang tutup. Hampir semua. Karena sampah," katanya.

Ranisem yang juga mempunyai kontrakan di belakang pasar, mengeluhkan lalat dan belatung sudah masuk ke rumah-rumah warga.

"Saya menyapu sehari tidak kehitung. Dua puluh kali ada, menyapu belatung dan lalat, tapi ya ada terus," ungkapnya.

Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang,  yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025).Kondisi tumpukan sampah di kompleks Pasar Comal, Pemalang, yang memicu lalat dan belatung hingga dikeluhkan warga, Sabtu (18/1/2025). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Sejak hujan dengan intensitas tinggi, selain bau, juga muncul lalat dan belatung masuk ke permukiman warga. Rumah-rumah warga ini memang tidak jauh dari pasar, berjarak sekitar 30 hingga 50 meter.

"Baunya, tidak sedap, jadi kumuh," ungkapnya.

Sementara itu, saat dihubungi detikJateng, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pemalang, Wiji Mulyati menegaskan pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin.

"Rencana hari ini, tapi kita lakukan untuk memenuhi permintaan warga dulu terkait normalisasi drainase, jadi besok mulai pengangkutan (sampah)," kata Wiji melalui pesan singkat.

Menurutnya, hari ini pihaknya menurunkan alat berat untuk membantu normalisasi sungai.

Ia berharap pada warga dan semuanya berbenah terkait sampah, mengingat pemerintah masih mencari solusi untuk lokasi pembuangan sampah akhir.

"Kita menghimbau untuk semuanya bebenah, buang sampahnya dipilah," ungkapnya.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads