Insiden murid mengalami mual-mual saat menyantap makanan yang merupakan bagian dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi di SDN Dukuh 3, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo. MBG tetap dilanjutkan hari ini dengan pemantauan dari puskesmas.
Hari ini, tidak ada menu ayam yang diberikan. Siswa di SDN Dukuh 3 diberikan menu berupa nasi, telur dadar, sayur buncis, tahu dan tempe goreng, serta buah pepaya.
Tim dari Puskesmas Sukoharjo datang untuk mengawasi langsung berjalannya MBG. Mereka juga memberikan edukasi kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Puskesmas Sukoharjo, dr. Kunari Mahanani mengatakan, selain di SDN Dukuh 3, pengawasan juga dilakukan di dua SD lain yang menjadi sasaran program MGB.
"Kita lakukan edukasi sosialisasi tentang kesehatan makanan. Itu kita lakukan di tiga wilayah sasaran (program MGB)," kata Kunari saat ditemui awak media di SDN Dukuh 3, Sukoharjo, Jumat (17/1/2025).
Kunari menjelaskan, kemarin setidaknya ada 40 siswa di SDN 3 Dukuh yang mengalami pusing, mual, muntah. Dan untuk hari ini, tidak ada laporan yang masuk.
"Ada 40 siswa, gejalanya mual muntah pusing. Tidak ada sampai dirawat. Kita lakukan observasi semua dalam keadaan baik-baik saja dan kondusif, tidak sampai ke Puskesmas," jelasnya.
![]() |
Saat ini sampel makanan MBG yang kemarin disantap siswa SDN Dukuh 3 tengah dilakukan uji laboratorium oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo. "Hasil pemeriksaan belum ada. Kita tunggu saja," ujarnya.
Karena hasil penelitian terhadap sampel makanan MBG belum keluar, dia mengatakan, belum tentu penyebab siswa mual, pusing, muntah disebabkan karena makanan di MBG.
"Yang jelas sesudah makan makanan itu, tapi kita tidak tahu karena semua diselidiki di Dinas Kesehatan. Belum tentu (penyebab dari MBG), karena daya tahan tubuh anak sendiri yang rentan. Dan mungkin ada istilahnya gejala lain yang sebelum itu," terangnya.
Salah seorang siswa SDN Dukuh 3, Vanessa Silviana mengatakan, sempat merasakan pusing usai menyantap MBG kemarin. Saat ini, kondisinya sudah pulih, dan masuk sekolah.
"Pusing. (Rasa ayamnya) kayak udah basi. Ayam tepung. Nggak (ke Puskesmas), cuma dikasih obat sama puskesmas keliling. Kalau sekarang udah nggak pusing. Temennya banyak yang pusing, ada yang kelas lain," Vanessa.
Melansir CNN, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) terkait masalah ini. Menurutnya, laporan terbaru, anak-anak yang keracunan tersebut langsung dibawa ke puskesmas terdekat dan keadaannya sudah membaik.
"SOP [standar operasi prosedur] yang diterapkan dalam MBG ini adalah sekolah melaporkan kepada SPPG dan Puskesmas jika ada kejadian yang tidak diinginkan. Makanan langsung ditarik oleh SPPG dan kemudian diganti dengan menu lain," kata Hasan dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/1).
Ia melanjutkan, SOP lainnya yang diterapkan BGN adalah setiap SPPG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi harus menyimpan sampel makanan selama 2x24 jam.
"Sehingga kalau ada kejadian yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Sukoharjo, penyebabnya bisa dilacak dengan cermat. Saat ini sampel makanan yang disiapkan di SPPG tersebut sedang diperiksa oleh Dinas Kesehatan," tuturnya.
Hasan menerangkan bahwa kejadian ini akan menjadi bahan evaluasi bagi BGN untuk mengetatkan lagi SOP penyaluran program makan bergizi gratis.
"Kejadian semacam ini akan menjadi evaluasi yang amat penting bagi BGN untuk memperketat pelaksanaan SOP dalam setiap rantai proses penyiapan MBG. Sehingga kualitas dan kehigienisan makanan bisa terjamin," pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Puskesmas Sukoharjo dr. Kunari Mahanani, membeberkan dugaan sementara penyebab puluhan siswa SDN 3 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo mengalami mual-mual usai santap Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dalam MBG itu, SDN Dukuh 3 mendapatkan menu nasi, ayam goreng tepung, ca wortel, tahu, dan susu. Namun usai santap siang, mereka mengeluhkan pusing, mual, hingga muntah-muntah.
"Ayam yang tidak matang. Yang terkena itu istilahnya cuma mual, muntah, dan pusing, tidak sampai dirujuk ke rumah sakit. Sudah kita tangani, obati, kita observasi, hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Kunari saat ditemui awak media di Puskesmas Sukoharjo, Kamis (16/1).
(apu/afn)