Ada banyak amalan sunnah yang bisa umat Islam amalkan sehari-hari, seperti sholat qobliyah dan ba'diyah. Lantas, kedua sholat ini dikerjakan kapan saja? Berikut ini pembahasan seputar niat dan total rakaatnya dalam sehari.
Dirujuk dari buku Fikih Muyassar yang diterjemahkan Fathul Mujib, sholat qobliyah dan ba'diyah disebut rawatib. Kata rawatib ini adalah bentuk jamak dari ratibah yang artinya 'selamanya dan terus-menerus'.
Sholat ini dikerjakan pada menyertai sholat wajib/fardhu. Tujuannya adalah menutupi kekurangan yang terjadi pada sholat wajib. Landasannya adalah hadits dari Abu Hurairah RA berikut ini:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ أَتَمَهَا، وَإِلَّا قِيلَ : انْظُرُوا هَلْ لَهُ مِنْ تَطَوُّع؟ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعُ أُكْمِلَتِ الْفَرِيضَةُ مِنْ تَطَوُّعِهِ، ثُمَّ يُفْعَلُ بِسَائِرِ الْأَعْمَالِ الْمَفْرُوضَةِ مِثْلُ ذَلِكَ
Artinya: "Hal yang pertama kali seorang muslim akan dihisab dengannya pada hari kiamat adalah sholat. Jika ia melaksanakannya dengan sempurna, (sholat itu dicatat baginya dengan sempurna). Namun, jika ia melaksanakannya dengan tidak sempurna, dikatakan, 'Telitilah apakah ia memiliki sholat tathawwu'. Jika ia memiliki sholat tathawwu', sholat fardhunya disempurnakan dengannya. Kemudian, semua amalan wajib yang lain diperlakukan seperti itu pula." (HR Abu Dawud no 684, an-Nasa'i no 466, dan Ibnu Majah no 1425. al-Baghawai menyebutnya hasan, sedangkan al-Albani menshahihkannya)
Dengan keutamaan ini, mungkin detikers tidak ingin melewatkannya begitu saja, bukan? Sebelum mulai mengamalkan, detikers mesti mengetahui jumlah rakaat maupun niatnya terlebih dahulu. Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!
Niat Sholat Qobliyah dan Ba'diyah
Dikutip dari buku Arba'in Nawawiyah tulisan Imam an-Nawawi, ada hadits tentang niat yang terletak di urutan pertama:
عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةِ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ.
Artinya: "Dari Amirul Mu'minin, Abi Hafs Umar bin al-Khattab RA, dia berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena menginginkan kehidupan yang layak di dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan."
Imam an-Nawawi menjelaskan dalam kandungan hadits bahwasanya niat adalah syarat diterima/tidaknya amal perbuatan. Sebab, amal ibadah tidak akan menghasilkan pahala, kecuali didasarkan niat karena Allah ta'ala.
Oleh karena itu detikers perlu berniat dahulu. Niat ini sejatinya tidak perlu dibaca dan cukup dilakukan dalam hati saja. Namun, bila detikers mengikuti pendapat melafalkan niat, maka berikut ini bacaan niatnya dirujuk dari buku Kumpulan Doa, Dzikir dan Sholawat al-Khoirot oleh A Fatih Syuhud:
Niat Sholat Qobliyah Subuh
أُصَلِّي قَبْلِيَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli qabliyyatash-subhi rak'ataini sunnatan lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah qobliyah subuh dua rakaat karena Allah ta'ala."
Niat Sholat Qobliyah Dzuhur
أُصَلِّي قَبْلِيَّةَ الظهرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli qabliyyatazh-zuhri rak'ataini sunnatan lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah qobliyah dzuhur dua rakaat karena Allah ta'ala."
Niat Sholat Ba'diyah Dzuhur
أُصَلِّي بَعْدِيَّةً الظهرِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli ba'diyyatazh-zuhri rak'ataini sunnatan lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah ba'diyah dzuhur dua rakaat karena Allah ta'ala."
Niat Sholat Ba'diyah Maghrib
أُصَلِّي بَعْدِيَّةً المَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli ba'diyyatal-maghribi rak'ataini sunnatan lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah ba'diyah maghrib dua rakaat karena Allah ta'ala."
Niat Sholat Ba'diyah Isya
أُصَلِّي بَعْدِيَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Ushalli ba'diyyatal-'isya'i rak'ataini sunnatan lillahi ta'alaa.
Artinya: "Aku niat sholat sunnah ba'diyah isya dua rakaat karena Allah ta'ala."
Jumlah Rakaat Sholat Qobliyah dan Ba'diyah dalam Sehari
Dari lafal niat yang ditulis di atas, detikers mungkin sudah mengetahui jumlah total rakaat sholat sunnah rawatib sehari semalam. Berdasar uraian dalam buku Rahasia Istana Surga karya Abdullah bin Za'l al-'Anazi, jumlahnya adalah 10 rakaat. Dalilnya adalah hadits dari Ibnu Umar berikut:
حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظَّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ
Artinya: "Aku menghafal 10 rakaat dari Nabi, yaitu: 2 rakaat sebelum sholat dzuhur, 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah sholat maghrib di rumah, 2 rakaat sesudah sholat isya' di rumah, dan 2 rakaat sebelum sholat subuh." (HR Bukhari no 1180)
Namun, ada juga hadits lain dari Aisyah RA yang menunjukkan bahwa jumlahnya adalah 12 rakaat:
مَنْ تَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنَ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظَّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
Artinya: "Barangsiapa yang senantiasa melaksanakan 12 rakaat sholat sunnah, niscaya Allah membangunkan sebuah tempat tinggal di surga baginya. Yaitu 4 rakaat sebelum dzuhur, 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat setelah maghrib, 2 rakaat setelah isya', dan 2 rakaat sebelum sholat subuh." (HR Tirmidzi no 414 dan an-Nasa'i no 1794. Ada yang menghukuminya hasan atau shahih)
Juga hadits Aisyah lainnya yang berbunyi:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظَّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya: "Sesungguhnya Nabi SAW tidak pernah meninggalkan 4 rakaat sebelum sholat dzuhur dan 2 rakaat sebelum sholat subuh." (HR Bukhari no 1182)
Jadi, mana yang tepat, 10 atau 12 rakaat? Ibnul Qayyim memberi keterangan sebagai penengah:
"Bisa dikatakan bahwa apabila beliau sholat di rumah, beliau menunaikannya 4 rakaat dan apabila sholat di masjid beliau menunaikannya 2 rakaat. Inilah yang lebih jelas. Bisa juga dikatakan bahwa beliau pernah melakukan yang ini, pernah pula melakukan yang itu. Lantas masing-masing dari Aisyah dan Ibnu Umar menceritakan apa yang disaksikan. Dua hadits tersebut sama-sama shahih, tidak ada yang menjadikan cacat pada salah satunya." (Za'd al-Ma'ad 1/308).
Jadi, detikers bisa mengerjakan sholat qobliyah dzuhur sejumlah 2 atau 4 rakaat sebagaimana hadits dari Ibnu Umar dan Aisyah di atas. Alhasil, total rakaat sholat Rawatib adalah:
- 2 rakaat sebelum subuh
- 2 atau 4 rakaat sebelum dzuhur
- 2 rakaat sesudah dzuhur
- 2 rakaat sesudah maghrib
- 2 rakaat sesudah isya
Nah, itulah pembahasan lengkap seputar waktu mengerjakan sholat Qobliyah dan Ba'diyah alias Rawatib dalam sehari plus niatnya. Jangan lupa diamalkan, ya, detikers!
(sto/rih)