Doa Setelah Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat Sesuai Sunnah

Doa Setelah Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat Sesuai Sunnah

Ardian Dwi Kurnia - detikJateng
Selasa, 26 Nov 2024 15:50 WIB
Ilustrasi orang sedang sujud saat sholat
Ilustrasi sholat dhuha. (Foto: Unsplash/afiq fatah)
Solo -

Sholat Dhuha adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada waktu pagi setelah terbit Matahari (syuruq), hingga menjelang dzuhur atau ketika Matahari berada di tengah sebelum tergelincir. Setelah menunaikan sholat Dhuha, salah satu doa yang dipanjatkan kepada Allah adalah doa untuk diberikan rezeki dari sumber yang baik dan halal.

Dijelaskan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), sholat Dhuha bisa dilaksanakan hingga 12 rakaat. Tiap dua rakaatnya, punya manfaat yang berbeda-beda. Namun jika memiliki keterbatasan waktu, sholat Dhuha bisa dilaksanakan 2-4 rakaat saja yang insyaallah tetap mendapatkan pahala dan berbagai keutamaan.

Lantas bagaimana bacaan doa setelah sholat Dhuha 2 dan 4 rakaat? Berikut ulasannya lengkap disertai dengan bacaan niat, tata cara, keutamaan, hingga waktunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doa Setelah Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat

Tidak ada perbedaan doa setelah sholat Dhuha baik 2 atau 4 rakaat. Namun terdapat perbedaan pendapat mengenai bacaan doa setelah sholat Dhuha antara Majelis Ulama Indonesia (MUI), NU, dan Muhammadiyah. Berikut penjelasannya:

1. Doa Sholat Dhuha Menurut MUI

Mengutip dari laman MUI Digital, hendaknya setelah melaksanakan sholat Dhuha membaca doa seperti yang disebutkan Abu Bakar Syatha ad-Dimyati dalam I'anatut Thalibin, juz 1, halaman 295 sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Allāhumma innad dhuhā'a dhuhā'uka, wal bahā'a bahā'uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.

Artinya: "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."

ا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allāhuma in kāna rizqī fis samā'i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu'siran (mu'assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba'īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā'ika wa bahā'ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta 'ibādakas shālihīn.

Artinya: "Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."

2. Doa Sholat Dhuha Menurut NU

Mengutip dari laman NU Online, dalam kitab-kitab fikih Mazhab Syafi'i antara lain I'anatut Thalibin, Tuhfatul Muhtaj, dan Hasyiyatul Jamal, dianjurkan untuk membaca doa setelah sholat Dhuha dengan lafal:

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

Allāhumma innad dhuhā'a dhuhā'uka, wal bahā'a bahā'uka, wal jamāla jamāluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.

Artinya: "Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini adalah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu."

ا (مُعَسَّرًا) فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allāhuma in kāna rizqī fis samā'i fa anzilhu, wa inkāna fil ardhi fa akhrijhu, wa inkāna mu'siran (mu'assaran) fa yassirhu, wa in kāna harāman fa thahhirhu, wa inkāna ba'īdan fa qarribhu, bi haqqi duhā'ika wa bahā'ika wa jamālika wa quwwatika wa qudratika. ātinī mā atayta 'ibādakas shālihīn.

Artinya: "Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, maka keluarkanlah. Jika sukar atau dipersulit (kudapat), mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh."

Setelah itu, dilanjutkan membaca:

اَللهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ

Allāhumma bika ushāwilu, wa bika uhāwilu, wa bika uqātilu.

Artinya: Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang."

Kemudian jika memungkinkan, dianjurkan untuk membaca lafal sebagai berikut sebanyak 40 atau 100 kali untuk menutup doa sholat dhuha:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Rabbighfirlī, warhamnī, wa tub 'alayya, innaka antat tawwābur rahīm.

Artinya: "Tuhanku, ampunilah aku. Kasihanilah daku. Terimalah tobatku. Sungguh, Kau maha penerima tobat dan maha penyayang."

3. Doa Sholat Dhuha Menurut Muhammadiyah

Dalam laman resmi Muhammadiyah disebutkan bahwa tidak ada bacaan atau doa khusus setelah menunaikan sholat Dhuha. Sehingga seseorang dapat melafalkan doa apa saja yang baik, seperti firman Allah SWT dalam Al-Quran sebagai berikut:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُوا اللهَ ... [النساء: 103]

Artinya: "Jika kamu telah menunaikan sholat, maka berdzikirlah (ingatlah) Allah..." [QS. an-Nisa (4): 103]

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًاِ . وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا [الأحزاب: 41-42]

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bedrzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." [QS. al-Ahzab (33): 41-42]

Adapun doa yang dapat digunakan setelah sholat Dhuha menurut Muhammadiyah seperti diriwayatkan dalam HR. al-Bukhari, Muslim, Ahmad dan an-Nasai, lafal dari an-Nasai yaitu:

إِنَّ رَسُولَ اللهِ كَانَ يَتَعَوَّذُ بِهِنَّ دُبُرَ الصَّلاَةِ: اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ [رواه البخاري ومسلم وأحمد والنسائي واللفظ للنسائي]

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah berlindung (kepada Allah) dari lima hal setelah selesai sholat. "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari sifat kikir, aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut, aku berlindung kepada Engkau dari dikembalikan kepada umurnya yang paling hina (pikun), aku berlindung kepada Engkau dari fitnah dunia dan aku berlindung kepada Engkau dari azab kubur."

Waktu Sholat Dhuha yang Baik Jam Berapa?

Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, sholat dhuha dapat dilakukan sejak Matahari sudah naik sekitar setinggi tongkat hingga menjelang waktu dzuhur. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عَنْ أَبِي رَمْلَةَ الأَزْدِيِّ ، عَنْ عَلِيٍّ : أَنَّهُ رَآهُمْ يُصَلُّونَ الضُّحَى عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ ، فَقَالَ : هَلاَّ تَرَكُوهَا حَتَّى إذَا كَانَتِ الشَّمْسُ قِيدْ رُمْحٍ أَوْ رُمْحَيْنِ ، صَلَّوْهَا فَذَلكَ صَلاَةُ الأَوَّابِينَ. رواه ابن أبي شيبة

Artinya: "Dari Abu Ramlah al-Azdi dan Ali, Beliau telah melihat orang-orang melaksanakan sholat dhuha ketika terbit Matahari. Lalu Ali berkata: "Tidakkah mereka meninggalkannya hingga Matahari setinggi tombak atau dua tombak. Sholatlah dhuha, karena dia adalah sholat awwabin (orang-orang yang kembali kepada Allah" (HR. Ibu Syaibah).

Sementara waktu utama untuk mengerjakan sholat dhuha yaitu saat akhir waktu, di mana keadaan semakin panas. Perkiraannya jika di Indonesia adalah pukul 08.00-09.00. Dalilnya dikatakan dalam HR. Muslim:

أَنَّ زَيْدَ بْنَ أَرْقَمَ رَأَى قَوْمًا يُصَلُّونَ مِنَ الضُّحَى فَقَالَ أَمَا لَقَدْ عَلِمُوا أَنَّ الصَّلاَةَ فِى غَيْرِ هَذِهِ السَّاعَةِ أَفْضَلُ. إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « صَلاَةُ الأَوَّابِينَ حِينَ تَرْمَضُ الْفِصَالُ » أخرجه مسلم

Artinya: "Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan sholat dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: "mereka mungkin tidak mengetahui bahwa sholat dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW. bersabda: "Sholatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (al-Awwabin) adalah pada waktu anak-anak unta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya Matahari."

Niat Sholat Dhuha 2 dan 4 Rakaat

1. Niat Sholat Dhuha 2 Rakaat

Berikut bacaan niat sholat Dhuha 2 rakaat sebagaimana disebutkan dalam laman MUI Digital:

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatad dhuha rok'ataini lillaahi ta'ala.

Artinya: "Aku niat melakukan sholat sunah dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala."

2. Niat Sholat Dhuha 4 Rakaat

Sedangkan untuk sholat Dhuha 4 rakaat, dapat membaca niat sebagai berikut:

أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatadh dhuhaa arba'aa roka'aatin mustaqbilal qiblati adaa'an lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku niat sholat sunnah dhuha empat rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah ta'ala."

Tata Cara Sholat Dhuha 2 dan 4 rakaat

Tata cara sholat Dhuha sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sholat sunnah yang lain. Mengutip laman NU Online Jabar, begini cara melaksanakan sholat Dhuha:

  1. Membaca Niat
  2. Membaca surat Al-Fatihah
  3. Membaca surat-surat pendek Alquran. Pada rakaat pertama, dianjurkan untuk membaca surat as-Syamsu, dilanjutkan membaca surat ad-Dhuha di rakaat kedua. Akan tetapi dua surat tersebut dapat diganti surat Al-Kafirun dan Al-Iklas, atau surat-surat lain.
  4. Melaksanakan gerakan dan bacaan sholat lain seperti umumnya sholat.
  5. Salam setelah rakaat kedua. Pelaksanaan sholat dhuha yaitu dua rakaat salam. Sehingga jika hendak melaksanakan sholat dhuha 4 rakaat, setelah salam dapat menunaikan dua rakaat lagi.

Keutamaan Sholat Dhuha

Begitu besar keutamaan sholat Dhuha sebagaimana disebutkan dalam beberapa hadits yang dikutip dari situs resmi NU:

1. Dosanya diampuni Allah SWT

من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر

Artinya: "Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan." (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

2. Tidak dianggap sebagai orang yang lalai

من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين

Artinya: "Orang yang mengerjakan sholat dhuha tidak termasuk orang lalai." (HR Al-Baihaqi dan An-Nasa'i).

3. Sedekah untuk seluruh tulang manusia

عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu 'anh, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: 'Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat sholat dhuha mencukupi semuanya itu," (HR Muslim).

4. Sholatnya kaum awwâbîn, orang-orang yang bertaubat kepada Allah SWT

عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ. ( رواه البيهقي)

Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallahu 'anh, ia berkata: 'Rasulullah ﷺ bersabda: 'Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.' Rasulullah ﷺ bersabda: 'sholat dhuha adalah sholat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat'," (HR al-Hakim dan ia berkata: "Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim").

5. Terdapat keutamaan khusus dalam setiap dua rakaatnya

عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ، فَقُلْتُ: يَا عَمُّ اقْبِسْنِى خَيْرًا. فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ كَمَا سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثَمَانِيًا كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِينَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشْرًا لَمْ يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ. ( رواه البيهقي)

Artinya: "Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: 'Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu 'anh, lalu berkata: 'Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.' Lalu ia menjawab: 'Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ sebagaimana Kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda: 'Bila Kamu sholat dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu sholat dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu sholat dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu sholat dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu sholat dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu sholat dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga'," (HR al-Baihaqi).

Hukum Sholat Dhuha

Dikutip dari laman resmi MUI, Imam An-Nawawi berpendapat jika sholat dhuha hukumnya sunnah muakkadah atau amalan sunnah yang sangat dianjurkan, sebagaimana sholat tahajud dan sebagian sholat rawatib. Meskipun hukum sholat dhuha bukan termasuk dalam sholat wajib sebagaimana sholat lima waktu, namun ada beberapa hadits yang menganjurkan amalan ini untuk rutin dilaksanakan, seperti dua hadits berikut ini:

1. Hadits riwayat Abu Hurairah:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: أَوْصَانِى خَلِيلِى صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ: بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ. (رواه مسلم)

Artinya: "Dari Abu Hurairah (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Kawan karibku (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatiku tiga hal: Puasa tiga hari pada setiap bulan, sholat dhuha dua rakaat, dan sholat witir sebelum tidur," (HR. Muslim).

2. Hadits riwayat Abu ad-Dardak:

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ قَالَ: أَوْصَانِى حَبِيبِى صلى الله عليه وسلم بِثَلاَثٍ لَنْ أَدَعَهُنَّ مَا عِشْتُ: بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلاَةِ الضُّحَى، وَبِأَنْ لاَ أَنَامَ حَتَّى أُوتِرَ. (رواه مسلم

Artinya: "Dari Abu ad-Dardak (diriwayatkan bahwa) ia berkata: "Kekasihku (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wasallam mewasiatiku tiga perkara yang tidak akan aku tinggalkan selama aku masih hidup: Puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha, dan aku tidak tidur sehingga sholat witir dahulu," (HR. Muslim).

Demikianlah artikel mengenai doa setelah sholat dhuha 2 dan 4 rakaat, lengkap dengan waktu, niat, tata cara, keutamaan, dan hukumnya. Semoga dapat meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

Artikel ini ditulis oleh Ardian Dwi Kurnia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(sto/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads