Ayah-Anak Somasi Ketua Panitia Lomba Tari di Semarang Usai Dituding Sabotase

Ayah-Anak Somasi Ketua Panitia Lomba Tari di Semarang Usai Dituding Sabotase

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Kamis, 09 Jan 2025 21:47 WIB
Wasi dan Putri bersama dua pengacaranya mengirim somasi ke ketua panitia lomba tari yang batal digelar di Semarang, Kamis (9/1/2025).
Wasi dan Putri bersama dua pengacaranya mengirim somasi ke ketua panitia lomba tari yang batal digelar di Semarang, Kamis (9/1/2025). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Panitia lomba tari yang batal digelar di Semarang merasa dijadikan kambing hitam dan difitnah oleh ketua panitia setelah acara itu tidak berjalan. Somasi pun dilayangkan untuk mengembalikan nama baik panitia acara tersebut.

Panitia itu adalah Wasi Darono dan anaknya, Putri Hana. Sebelumnya, mereka dituding melakukan sabotase oleh Ketua Panitia Semarang Economy Creative (SEC), Mei Sulistyoningsih.

Bersama kuasa hukumnya, Sonny Hendrawan dan Bangkit Mahanantiyo, ayah dan anak itu melayangkan somasi ke Mei.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Somasi kami kirim via digital di WA dan tadi Gosend ke alamat rumahnya," kata Bangkit di MG Setos Semarang, Kamis (9/1/2025).

Dalam somasi itu terdapat enam poin yang menjelaskan soal tuduhan yang diterima Wasi dan Putri. Mereka menganggap Mei melanggar pasal pencemaran nama baik dan UU ITE karena memberikan keterangan tidak benar kepada media.

ADVERTISEMENT

"Kami menduga ada beberapa pasal yang dilanggar yaitu Pasal 310, 311, 315 KUHP juncto Pasal 27A, 45 ayat (4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik," ujar Bangkit.

"Tiga hari sejak surat dilayangkan kalau tidak ada itikad baik akan tegas melaporkan ke pihak berwajib," imbuhnya.

Sementara itu Wasi dan Putri juga membeberkan bukti-bukti yang menguatkan mereka, dari percakapan grup panitia WA hingga upaya menghubungi Mei saat hari H tanggal 20 Desember 2024. Salah satu bukti yaitu chating pribadi Wasi kepada Mei di hari H yang menanyakan keberadaan sound system yang belum siap.

Pertanyaan itu sempat dijawab Mei dengan memintanya bersabar. Kemudian Wasi menawarkan bantuan untuk mencarikan sound system, tapi chating itu tidak terbalas dan beberapa panggilan teleponnya tidak diangkat.

"Pagi hari sebelum jam 8 sudah di lokasi. Perlengkapan belum ada, sound, MMT, belum ada. Sudah berusaha komunikasi kesiapan sound system. Dari beliau tidak respons, tidak diangkat. Termasuk bendahara juga tidak ada tanggapan," ujar Wasi.

Putri mengatakan, dirinya disebut melakukan sabotase perihal sound system. Dia pun membantah karena dia panitia untuk fashion show. Sedangkan seksi perkap ada sendiri, bahkan di dalam seksi perkap ada nama suami dari Mei.

"Sound system itu kan sie perkap," kata Putri.

Wasi dan Putri juga membantah tudingan Mei soal provokasi ke peserta. Wasi bilang dirinya berupaya menyukseskan acara tapi tidak ada tanggapan dan kini justru dituduh dan dikeluarkan dari semua grup kepanitiaan.

"Saya mau bantu sukseskan kok malah dituduh provokator. Kenapa ini Bu Mei," ujar Wasi.

"Harusnya ketua panitia itu bertangung jawab bukan mencari kambing hitam," imbuh Bangkit.

Mei Sebut Ada Sabotase

Diberitakan sebelumnya, perlombaan tari yang batal digelar di Taman Indonesia Kaya itu berbuntut panjang. Para peserta melaporkan Mei ke Polda Jateng terkait dugaan penipuan dan atau penggelapan sesuai Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP.

Senin (6/1) lalu Mei mengatakan tidak terima dirinya disebut melakukan penipuan dalam gagalnya lomba tari di TIK. Saat itu dia menyebut ada sabotase dari beberapa pihak yakni dari Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Indonesia (APMIKIMMDO) Ariyanto, panitia SEC berinisial W dan anaknya, H, yang membuat lomba batal dilaksanakan.

"Terjadi sabotase yang dilakukan Ariyanto (Ketua DPD APMIKIMMDO), W, dan H (panitia SEC) " kata Mei di Ditreskrimsus Polda Jateng, Kecamatan Banyumanik, Senin (6/1/2025).

Mei merasa tertuduh dan mencoba menjelaskan kronologi lomba tari hingga bisa gagal terselenggara, Jumat (20/12/2024) lalu. Dia bilang awalnya sudah membagi tugas ke beberapa orang sebagai penanggung jawab atas beberapa perlombaan yang digelar, termasuk W atau Wasi. Namun Mei menganggap Wasi tidak mengecek pada H-1 acara.

"Namun ternyata terdapat beberapa orang yang merupakan anggota panitia dan penanggung jawab lomba memiliki niat jahat terhadap penyelenggaraan festival," ujar Mei.

"Beberapa indikasi sabotase dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, beberapa di antaranya adalah tidak melaksanakan tugas mengecek perlengkapan untuk kesiapan lomba tari, tidak ada di lokasi pada malam H-1 untuk kroscek kesiapan lomba tari, melakukan provokasi kepada peserta, dan mengajak untuk melangsungkan aksi demo atas gagalnya lomba tari," sambung dia.




(dil/ahr)


Hide Ads