Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Jeju Air di Bandara Korsel

Internasional

Pesan Terakhir Korban Kecelakaan Jeju Air di Bandara Korsel

Yulida Medistiara - detikJateng
Senin, 30 Des 2024 12:59 WIB
Puing-puing pesawat Jeju Air berserakan di sekitar lokasi kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korsel. Ini penampakannya.
Penampakan Puing-Puing Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel. Foto: REUTERS/Kim Soo-hyeon.
Solo -

Kecelakaan mengerikan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan menewaskan 176 orang. Sebelum pesawat kecelakaan, seorang penumpang Jeju Air sempat mengirim pesan ke kerabatnya yang menyebut ada burung tersangkut di sayap pesawat.

Mengutip detikNews yang dilansir Reuters sebagaimana laporan kantor berita News1, Minggu (29/12/2024), diketahui seorang penumpang mengirimkan pesan singkat kepada seorang kerabatnya yang tengah berada di bandara. Korban menyampaikan ada burung yang tersangkut di sayap pesawat.

Dalam pesan terakhir yang disampaikannya, korban menyebut soal kata-kata terakhirnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?"

Seperti diketahui saat kecelakaan terjadi, pesawat Jeju Air itu mengangkut 181 orang, rinciannya 175 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat.

ADVERTISEMENT

Di antara para penumpang, tercatat ada dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi.

Berdasarkan data terbaru, sebanyak 176 orang tewas. Kemudian ada 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan pihak berwenang menyebut sedikitnya 3 orang belum ditemukan. Petugas masih akan melakukan pencarian lebih lanjut.

Kementerian Transportasi Korsel mengatakan pesawat tersebut diproduksi pada tahun 2009. Dua mesin CFM56-7B26 diproduksi oleh CFM International, sebuah perusahaan patungan antara GE Aerospace (GE.N), opens new tab dan Safran (SAF.PA), opens new tab dari Prancis.

Seorang juru bicara CFM mengatakan, "Kami sangat sedih atas kehilangan atas penerbangan Jeju Air 2216. Kami menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang berada di dalam pesawat."

CEO Jeju Air Sampaikan Permohonan Maaf

CEO Jeju Air, Kim E-bae, meminta maaf atas tragedi tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.

Ia menerangkan selama ini pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan. Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama.

"Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok," kata Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat.

Sebelumnya, menara pengawas Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.

Dikutip Yonhap, Minggu (29/12), menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8:58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

"Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya," kata kementerian tersebut.

Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.




(apl/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads