Wakil Ketua Komisi VIII Minta Gus Miftah Evaluasi Metode Dakwah

Wakil Ketua Komisi VIII Minta Gus Miftah Evaluasi Metode Dakwah

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 06 Des 2024 14:50 WIB
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Abdul Wachid di Kantor Gubernur Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (6/12/2024).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Abdul Wachid di Kantor Gubernur Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (6/12/2024). (Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Semarang -

Wakil Ketua Komisi VIII DPR Abdul Wachid menyoroti kasus Ustaz Miftah Maulana yang sempat mengolok-olok penjual es teh. Ia mengingatkan Gus Miftah untuk mengevaluasi metode dakwahnya.

Wachid mengatakan meski setiap kiai memiliki cara dakwah yang berbeda-beda, Gus Miftah merupakan utusan khusus presiden yang harus memperhatikan metode dakwahnya.

"Gus Miftah kan masih masuk di jajaran kepresidenan, jadi beliau harus dievaluasi tentang dakwahnya, jangan begitu, jangan seperti dulu," kata Wachid di Kantor Gubernur Jateng, Kecamatan Semarang Selatan, Jumat (6/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Model dakwah itu ada batasan-batasan tertentu sehingga yang terkait dengan persoalan masalah kerukunan beragama, termasuk menyangkut masalah sosial ini, kita harus ada aturan yang dipegang para Dai yang turun di daerah-daerah," sambungnya.

Ia pun berpesan kepada seluruh pemuka agama untuk lebih berhati-hati agar metode dakwah yang digunakan tidak melewati batasan tertentu. Pihaknya juga akan mendiskusikan kejadian tersebut dengan Kementerian Agama, untuk menentukan apakah perlu ada sertifikasi bagi pemuka agama.

ADVERTISEMENT

"Saya kira Gus Miftah sudah selesai dan presiden sudah negur. Kami di DPR komisi VIII juga sudah negur. Saya kira ini menjadikan evaluasi para dai semuanya," terangnya.

"Kalau sertifikasi (pemuka agama) itu nanti perlu kita bicarakan. Karena kalau sampai sertifikasi, menjadikan satu batasan yang apakah nanti berdampak baik atau berdampak kurang baik," lanjutnya.

Ia berpesan kepada seluruh pemuka agama untuk lebih memperhatikan metode dakwah yang digunakannya saat melakukan pengajian di daerah-daerah.



"Kadang kelakar itu menjadi tidak baik karena bisa dianggap pelecehan. Padahal sebenarnya saya kira Gus Miftah tidak melecehkan tapi ini menjadi satu pelecehan," tegasnya.

Miftah Maulana kini telah mundur dari sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan. Dia menyebut keputusan itu merupakan pertimbangan matang.

Setelah berdoa bermuhasabah dan istikhoroh saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan," ujarnya di Ponpes Ora Aji, Sleman, Jumat (6/12/2024), dilansir dari detikJogja.




(sip/sip)


Hide Ads