Nama KH Hasan Besari belakangan ini menjadi sorotan lantaran disebut-sebut merupakan leluhur Gus Miftah. Namun, mungkin tidak sedikit masyarakat yang justru menyimpan rasa penasaran terkait siapa sosok KH Hasan Besari?
Usai viralnya sebuah video yang memperlihatkan Gus Miftah mengolok-olok seorang bakul es teh bernama Sunhaji, silsilahnya sebagai gus kemudian jadi sorotan netizen.
Dilansir detikJatim, Ketua PBNU Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi, mengatakan Miftah merupakan keturunan Syaikh Hasan Besari atau Kiai Ageng Hasan Besari, ulama dari Ponorogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia keturunan ulama besar, Syaikh Hasan Besari Ponorogo," kata Gus Fahrur, sapaan akrabnya kepada detikJatim, Rabu (4/12/2024).
Sementara itu, dijelaskan pula dalam jurnal 'Gus Miftah dan Pekerja Dunia Malam (Studi Isi Pesan Dakwah dalam Video YouTube Kyai Nyentrik Episode Terrace Cafe dan Pasar Kembang Yogyakarta)' oleh Yulika Purwaningsih, bahwa Gus Miftah adalah keturunan ke-9 dari Kiai Ageng Hasan Besari. Sosok tersebut dikenal sebagai pendiri Pondok Pesantren Tegalsari yang dapat dijumpai di Ponorogo, Jawa Timur.
Hal tersebut juga disampaikan dalam laman resmi Pemerintah Kota Probolinggo yang menyebut Gus Miftah sebagai keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari. Namun demikian, tidak dijelaskan secara lebih rinci mengenai garis keturunan Gus Miftah yang berkaitan dengan Kiai Hasan Besari.
Lantas sebenarnya siapakah KH Hasan Besari atau Kiai Hasan Besari ini? Berikut informasi informasi lengkapnya.
Siapa Sosok KH Hasan Besari?
Dikutip dari laman KMNU UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dijelaskan bahwa Hasan Besari merupakan putra dari Kiai R Nedo Kusumo. Sosok tersebut merupakan keturunan dari pendiri Kerajaan Majapahit yaitu Raden Wijaya dan Nyai Anom Besari.
Kiai Ageng Hasan Besari juga dikenal sebagai pendiri sebuah pesantren bernama Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar yang terletak di Tegalsari, Jetis, Ponogoro. Diperkirakan pendirian pesantren tersebut telah berlangsung sejak abad ke-18 sampai ke-19.
Selain dikenal sebagai pendiri Pesantren Tegalsari, Kiai Hasan Besari rupanya juga termasuk salah satu pejuang yang memberikan kontribusi terhadap Nusantara. Disampaikan bahwa sosoknya memiliki kemampuan yang cukup baik dari berbagai disiplin ilmu. Sebut saja tasawuf, strategi perang, ketatanegaraan, hingga kesusastraan.
Kiai Hasan Besari yang begitu terkenal pada saat itu membuat tidak sedikit orang yang sengaja datang untuk menimba ilmu kepadanya. Tak sampai di situ saja, Kiai Hasan Besari juga dianggap sebagai sosok yang memberikan pengaruh begitu besar untuk 'melahirkan' tokoh-tokoh ternama di tanah air. Sebut saja Pakubuwono II, Bagus Burhan atau Raden Ngabehi Ronggowarsito, hingga HOS Cokroaminoto.
Sementara itu, di dalam jurnal 'Kyai Khasan Besari: Biografi dan Peranannya Bagi Pondok Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari Ponorogo (1797-1867 M)' oleh Muhammad Sam'ani, dijelaskan bahwa Kiai Hasan Besari merupakan tokoh ulama terkemuka di abad ke-19 M. Sosoknya lahir pada tahun 1729 M dengan nama lengkap Kanjeng Kyai Bagus Khasan Besari.
Sebagai sosok yang dibesarkan di lingkungan pesantren, Kiai Hasan Besari dikenal memiliki kepribadian yang baik. Tidak hanya alim, tetapi ia juga penyabar, pandai, dan ahli dalam bertirakat. Selain dikenal luas oleh masyarakat Ponorogo, Kiai Hasan Besari juga memiliki pengaruh pada Kasunanan Surakarta.
Hal tersebut dikarenakan dirinya menikah dengan putri Pakubuwono III yaitu Bra Murtosyah. Dikenal sebagai sosok yang berpengaruh membuat Kiai Hasan Besari juga pernah ditunjuk sebagai lurah untuk memimpin Desa Tegalsari. Selain memberikan kontribusi terhadap Tegalsari, di tangan Kiai Hasan Besari Pondok Pesantren Tegalsari juga mencapai puncak kejayaannya.
Tercatat ada setidaknya 16.000 orang yang menjadi santri pondok pesantren tersebut. Kiai Hasan Besari wafat di usia 138 tahun pada 1867 M silam.
Peran KH Hasan Besari Bagi Pondok Pesantren Tegalsari
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Kiai Hasan Besari merupakan sosok pendiri Pondok Pesantren Tegalsari atau Pondok Pesantren Gebang Tinatar. Dijelaskan dalam jurnal 'Sejarah Pondok Pesantren Tegalsari Ponorogo Pasca Kiai Hasan Besari Tahun 1862-1964 M' karya Mohammad Alwi Shiddiq, disampaikan bahwa Kiai Hasan Besari dianggap sebagai sosok yang mampu menerapkan syariat Islam di Tegalsari.
Kiai Hasan Besari berguru pada sang kakek yaitu Kiai Muhammad Besari. Tidak hanya mengenai agama, tetapi juga sastra dan ilmu kejawen. Bahkan Kiai Hasan Besari pernah menuntut ilmu di Pondok Kiai Ageng Basyariyah dan juga Pondok Pesantren Tuban.
Sebagai putra seorang kiai, Kiai Hasan Besari meneruskan estafet kepemimpinan pondok pesantren keluarganya. Inilah yang membuatnya terus menyempurnakan ilmunya, terutama yang berkaitan dengan ilmu agama.
Lebih lanjut disampaikan bahwa berkat kepemimpinan Kiai Hasan Besari, Pondok Pesantren Tegalsari mendapatkan masa kejayaan. Bahkan pada saat itu nama Pondok Pesantren Tegalsari justru terdengar lebih masyhur dibandingkan nama kabupaten itu sendiri.
Tak sampai di situ saja, Kiai Hasan Besari juga dianggap sebagai sosok dengan ilmu yang sudah sangat maju apabila dilihat dari kondisi di zaman itu. Pada masa kepemimpinannya, Pondok Pesantren Tegalsari menerapkan ilmu yang sesuai dengan syariat islam. Inilah yang membuat Pondok Pesantren Tegalsari dianggap sebagai pesantren paling terkenal di Jawa pada paruh pertama abad ke-19.
Nah, itulah tadi sekilas mengenai sosok KH Hasan Besari yang disebut-sebut sebagai leluhur Gus Miftah. Semoga informasi ini membantu.
(par/apl)