Mengutip dari buku 'Pengantar Ilmu Dakwah' oleh Dr Muhammad Qadaruddin Abdullah, MSosI, dakwah secara etimologis dapat diartikan sebagai menyeru, memanggil, mengajak, maupun mengajak. Dakwah juga dapat dimaknai sebagai mengajak pada kebaikan.
Mengenai ajakan kebaikan saat berdakwah telah disampaikan di dalam firman Allah SWT melalui Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 221. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكٰتِ حَتّٰى يُؤْمِنَّۗ وَلَاَمَةٌ مُّؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكَةٍ وَّلَوْ اَعْجَبَتْكُمْۚ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِيْنَ حَتّٰى يُؤْمِنُوْاۗ وَلَعَبْدٌ مُّؤْمِنٌ خَيْرٌ مِّنْ مُّشْرِكٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ يَدْعُوْنَ اِلَى النَّارِۖ وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓا اِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِاِذْنِهٖۚ وَيُبَيِّنُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَࣖ ٢٢١
Wa lâ tangkiḫul-musyrikâti ḫattâ yu'minn, wa la'amatum mu'minatun khairum mim musyrikatiw walau a'jabatkum, wa lâ tungkiḫul-musyrikîna ḫattâ yu'minû, wa la'abdum mu'minun khairum mim musyrikiw walau a'jabakum, ulâ'ika yad'ûna ilan-nâri wallâhu yad'û ilal-jannati wal-maghfirati bi'idznih, wa yubayyinu âyâtihî lin-nâsi la'allahum yatadzakkarûn.
Artinya: "Janganlah kamu menikahi perempuan musyrik hingga mereka beriman! Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik, meskipun dia menarik hatimu. Jangan pula kamu menikahkan laki-laki musyrik (dengan perempuan yang beriman) hingga mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran."
Sementara itu, anjuran untuk saling mengingatkan dan menasihati juga telah disampaikan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al Ashr. Seperti diungkap dalam buku 'Ketika Notaris Berdakwah' oleh HR Daeng Naja, bahwa Allah SWT berfirman dalam Surat Al Ashr ayat 1-3 mengenai ajakan untuk saling menasihati. Adapun bunyi dari Surat Al Ashr adalah sebagai berikut:
وَالْعَصْرِۙ ١ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ ٢ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ ٣
Wal-'ashr. Innal-insâna lafî khusr. Illalladzîna âmanû wa 'amilush-shâliḫâti wa tawâshau bil-ḫaqqi wa tawâshau bish-shabr.
Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran."
Dalam menyampaikan dakwah kepada sesama umat Islam maupun orang lain, terdapat sejumlah adab yang perlu untuk diperhatikan oleh setiap muslim. Lantas seperti apa adab berdakwah yang sebaiknya dilakukan pendakwah maupun setiap muslim yang berkesempatan untuk menyampaikannya? Simak baik-baik penjelasannya berikut ini.
7 Adab Berdakwah dalam Islam
1. Menunjukkan Cinta Kepada Allah SWT
Adab berdakwah yang pertama adalah menunjukkan kecintaan terhadap Allah SWT. Dijelaskan dalam buku 'Pengantar Studi Ilmu Dakwah' karya Prof Dr M A Bayanuni, bahwa seorang dai atau yang menyampaikan sekaligus mengajarkan ajaran Islam salah satunya bertujuan untuk menunjukkan cintanya dan ketaatannya kepada Allah SWT. Saat beramal inilah yang dapat digunakan bagi setiap muslim untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Melalui sebuah Hadits Qudsi disampaikan bahwa:
"Rasulullah SAW bersabda, '... dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunnah, maka Aku mencintainya, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang ia jadikan untuk berjalan, jikalau ia meminta kepada-Ku, pasti Aku akan memberikannya, dan jikalau ia meminta perlindungan-Ku maka pasti Aku akan melindunginya" (HR. Al-Bukhari).
2. Berperilaku Lemah Lembut
Adab berdakwah selanjutnya yang perlu dicermati oleh setiap muslim adalah senantiasa berperilaku lemah lembut saat menyampaikan ajaran Islam. Hal ini berkaitan dengan sasaran dakwah itu sendiri yang mengajak orang lain agar bertawakal kepada Allah SWT. Masih merujuk dari buku yang sama, dijelaskan bahwa perilaku lemah lembut telah disampaikan di dalam firman Allah SWT dalam Al-Quran. Tepatnya di dalam Surat Ali Imran ayat 159 yang berbunyi:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ ١٥٩
Fa bimâ raḫmatim minallâhi linta lahum, walau kunta fadhdhan ghalîdhal-qalbi lanfadldlû min ḫaulika fa'fu 'an-hum wastaghfir lahum wa syâwir-hum fil-amr, fa idzâ 'azamta fa tawakkal 'alallâh, innallâha yuḫibbul-mutawakkilîn.
Artinya: "Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
3. Melalui Cara yang Baik
Tidak hanya berperilaku lemah lembut, adab berdakwah yang dapat dilakukan oleh kaum muslim adalah melakukannya dengan cara yang baik. Apa maksudnya? Sebagaimana Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran bahwa kaum muslim hendaknya menyerukan ajaran Islam dengan pengajaran yang baik. Melalui Surat An-Nahl ayat 125 Allah SWT:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
Ud'u ilâ sabîli rabbika bil-ḫikmati wal-mau'idhatil-ḫasanati wa jâdil-hum billatî hiya aḫsan, inna rabbaka huwa a'lamu biman dlalla 'an sabîlihî wa huwa a'lamu bil-muhtadîn.
Artinya: "Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk."
4. Tidak Terburu-buru
Selama menyampaikan dakwah, dianjurkan bagi kaum muslim untuk melakukannya dengan tidak terburu-buru. Muhammad Hasan Alu Syaikh di dalam bukunya 'Ensiklopedi Dakwah' menjelaskan seorang dai atau yang menyampaikan dakwah hendaknya bersikap ta' anni yang berarti tenang atau tidak terburu-buru dan tatsabbut yang bermakna sudah melakukan verifikasi terhadap hal yang akan disampaikan. Terkait dengan sikap tidak terburu-buru saat menyampaikan dakwah telah disampaikan di dalam firman Allah SWT melalui Surat Al-Hujurat ayat 6 bahwa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًا ۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ ٦
Yâ ayyuhalladzîna âmanû in jâ'akum fâsiqum binaba'in fa tabayyanû an tushîbû qaumam bijahâlatin fa tushbiḫû 'alâ mâ fa'altum nâdimîn.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu menyesali perbuatanmu itu."
5. Ikhlas Hati
Adab berdakwah selanjutnya adalah ikhlas hati saat menyampaikan ajaran di jalan Allah SWT. Hal ini juga termasuk sebagai esensi dalam dakwah itu sendiri. Masih merujuk dari buku sebelumnya, ikhlas hati dalam berdakwah telah disampaikan di dalam firman Allah SWT melalui Surat Al-Bayyinah ayat 5. Sebagaimana disampaikan Allah SWT dalam firman-Nya bahwa:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ٥
Wa mâ umirû illâ liya'budullâha mukhlishîna lahud-dîna ḫunafâ'a wa yuqîmush-shalâta wa yu'tuz-zakâta wa dzâlika dînul-qayyimah.
Artinya: "Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)."
6. Menyampaikan Ilmu
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya seorang muslim yang menyampaikan dakwah hendaknya diiringi dengan tatsabbut atau mengecek terlebih dahulu kebenaran terkait informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, ilmu diperlukan untuk melakukan hal tersebut. Melalui buku 'Dakwah? Let`s Action!' karya Muh Ramli, disampaikan bahwa orang-orang yang berilmu memiliki derajat yang ditinggikan oleh Allah SWT. Sebagaimana disampaikan dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11 bahwa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١
Yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ qîla lakum tafassaḫû fil-majâlisi fafsaḫû yafsaḫillâhu lakum, wa idzâ qîlansyuzû fansyuzû yarfa'illâhulladzîna âmanû mingkum walladzîna ûtul-'ilma darajât, wallâhu bimâ ta'malûna khabîr.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, 'Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,' lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, 'Berdirilah,' (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
7. Berperilaku Jujur
Selanjutnya ada adab menyampaikan dakwah dengan cara jujur. Menurut buku 'Beginilah Jalan Dakwah' oleh Arief Maulana Ikhsan, disampaikan bahwa jujur merupakan kunci dari segala kebaikan, awal dari kebenaran, dan buah dari keikhlasan. Oleh karena itu, adab bagi seseorang yang menyampaikan dakwah adalah senantiasa bersikap jujur.
Disampaikan dalam sebuah riwayat bahwa jujur merupakan kebaikan yang akan membawa seseorang pada surga. Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kepada surga. Maka tidaklah berlalu bagi seorang laki-laki yang berkata jujur dan ia senantiasa dengan kejujurannya, sampai ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur" (HR. Bukhari dan Muslim).
Lebih lanjut kejujuran juga diperlukan sebagai wujud ketakwaan kepada Allah SWT. Hal ini disampaikan dalam firman Allah SWT di dalam Surat At-Taubah ayat 119 bahwa:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ ١١٩
Yâ ayyuhalladzîna âmanuttaqullâha wa kûnû ma'ash-shâdiqîn.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!"
Demikian tadi rangkuman sejumlah adab berdakwah dalam Islam lengkap dengan tujuan dan sasaran dari penyampaian dakwah itu sendiri. Semoga informasi ini membantu.
(par/afn)