Penemu sekaligus pelestari Situs Purbakala Semedo, Kabupaten Tegal, meninggal dunia. Dia merupakan perintis berdirinya museum purbakala Semedo.
Humas Museum Purbakala Situs Semedo, M Destriyanto mengatakan Dakri meninggal di usia 66 tahun pada Senin (25/11) pukul 20.30 WIB.
Pria yang akrab disapa Dede ini mengungkap, dari keterangan pihak keluarga, Dakri meninggal karena sakit. Dari keterangan keluarga, penemu Situs Semedo ini menderita sakit pembengkakan jantung dan paru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meninggal di rumahnya di Semedo karena sakit. Keluarga mengatakan, Pak Dakri mengidap sakit pembengkakan jantung dan paru-paru," ujar Dede, Selasa (26/11/2024).
Jenazah Dakri rencananya akan dimakamkan di TPU Semedo hari ini. Sejumlah tokoh tampak ikut melayat di rumah duka, salah satunya Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Ki Haryo Enthus Susmono.
"Meninggal Senin (25/11) malam, hari ini dimakamkan di TPU Semedo," lanjut dia.
Untuk diketahui, Dakri, pria kelahiran 15 Februari 1958 itu merupakan penemu fosil manusia purba di wilayah Desa Semedo. Di wilayah yang sama, Dakri juga menemukan ribuan fosil fragmen binatang purbakala.
Dilansir situs Pemkab Tegal, Dakri pertama kali menemukan benda-benda purbakala pada tahun 1987. Kemudian pada Mei 2006, Dakri menemukan lagi fosil fragmen atap tengkorak manusia purba.
Bulan Mei 2011, dirinya menemukan fragmen tengkorak Homo erectus. Temuan tersebut kemudian diteliti oleh BPSMP Sangiran dan dinyatakan bahwa pecahan atap tengkorak bagian belakang itu adalah fosil manusia purba dari awal Kala Pleosten Tengah sekitar 700.000 tahun lalu yang kemudian dinamai Semedo 1.
Tak hanya temuan fosil Homo erectus, Dakri juga menemukan ribuan fosil lainnya seperti fosil tulang rahang bawah dan gigi geligi primata besar sejenis Gigantopithecus, alat-alat di zaman batu tua atau paleolitikum seperti kapak genggam, kapak penetak, kapak perimbas dan alat serpih hingga alat serut berbahan batu koral kersikan.
(aku/dil)