Tanggul jebol di Sungai Bremi-Meduri, Pekalongan, sore ini dinyatakan telah selesai ditambal secara darurat. Saat ini warga bersama petugas gabungan masih menambah ketebalan dan ketinggiannya.
Plt Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan, Agus Pranoto, mengatakan pengerjaan tanggul darurat itu dikebut oleh warga bersama personel BPBD, TNI, dan Polri dari Kabupaten dan Kota Pekalongan.
![]() |
"Tanggul darurat sudah jadi, sudah tertutup semua. Tapi masih ada kegiatan untuk penambahan ketebalan dan tinggi tanggul," kata Agus kepada detikJateng, Senin (25/11/2024) sore.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanggul jebol itu panjangnya 10 meter, tebal 3 meter, dan tingginya 2 meter. Tanggul itu disebut jebol karena tidak kuat menahan pasang laut pada Sabtu (23/11) lalu. Imbasnya, air sungai dan air laut masuk ke sebagian permukiman di wilayah Kabupaten dan Kota Pekalongan.
Sejak Minggu (24/11) kemarin hingga hari ini, tanggul jebol itu ditutup secara darurat menggunakan timbunan karung berisi tanah dan cerucuk kayu.
"Warga terdampak (banjir) di Kabupaten Pekalongan sedikit. Itu pun telah mengungsi ke rumah saudara terdekat. Mudah-mudahan dengan tertutupnya tanggul yang jebol, genangan air mulai surut," ujar Agus.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekalongan, Apriliyanto Dwi Purnomo juga menyatakan pembuatan tanggul darurat itu telah selesai.
"Sampai dengan hari ini (tanggul) sudah tertutup. Namun, air yang sudah masuk ke pemukiman belum bisa (kembali) ke sungai. Ini akan memaksimalkan rumah pompa untuk mengurangi air," kata Apriliyanto saat ditemui detikJateng di kantornya.
Apriliyanto menambahkan, puncak air pasang diperkirakan terjadi pada Selasa (26/11) dini hari dan malamnya. Dia berharap tanggul darurat itu bisa menahan puncak pasang laut.
"Menurut prakiraan cuaca BMKG, tanggal 26 (November) dimungkinkan terjadi air pasang yang cukup tinggi di jam 03.00-05.00 WIB. Ya, puncaknya. Jam 08.00 WIB akan surut dan malamnya terjadi lagi air pasang antara pukul 19.00-21.00 WIB," pungkas dia.
(dil/apu)