Ada satu dusun bernama unik di Desa Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. Namanya Dusun Setan. Berikut cerita tentang Kampung Setan menurut sejumlah warga setempat.
Dusun Setan berada di wilayah Desa Tambakan sisi selatan dekat dengan Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, dan Nangsri, Kecamatan Manisrenggo. Letaknya berada di tepi jalan raya dan dekat dengan SMPN 2 Jogonalan.
Dusun yang terbagi menjadi dua RT (rukun tetangga) itu tidak begitu luas, hanya ada sekitar 200 rumah. Rumah-rumah penduduknya tampak sederhana seperti permukiman pedesaan di Klaten pada umumnya. Sebagian warganya bekerja sebagai petani dan pedagang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jalan di dusun itu sudah beraspal. Pada papan nama di tepi jalan kampung itu tertulis nama Dusun Setan, termasuk di poskamling. Stiker survei yang ditempel di rumah-rumah warga juga tertulis 'Setan'.
"Awit riyin (sejak dulu) namanya begitu. Namanya Setan (ejaan huruf e dengan pepet pada bahasa Jawa sebagaimana huruf e pada sekolah), jadi bukan setan (hantu)," kata Riyanto (47) ujar warga setempat saat ditemui detikJateng, Kamis (21/11/2024).
Sebagai warga asli kampung Setan, Riyanto mengaku tidak tahu asal-usul nama dusunnya.
"Inggih (ya) dari dulu namanya Setan. Tapi dulu memang banyak pohon besar, sana wit (pohon) munggur, sini wit munggur," kata Riyanto.
Menurut Riyanto, dusunnya dulu merupakan jalan buntu. Ada juga cerita orang bingung dan bisa tersesat di kampungnya.
"Dulu jalan ke sana itu buntu. Pernah dulu orang habis nonton ketoprak dari Dusun Ngladon bingung mau pulang, tapi apa karena itu nggak tahu," ujar Riyanto.
Senada disampaikan Ngatinem (65) warga setempat.
"Kulo nggih mboten dong, nggih Setan. Nggih niku, mboten wonten cerita (saya juga tidak tahu, ya namanya Setan. Ya begitu, tidak ada sejarahnya)," kata Ngatinem saat ditemui detikJateng di rumahnya.
Warga lainnya, Suwarni (75), mengatakan sejak dia lahir nama dusunnya tidak pernah berubah. Dia menyebut tak ada yang mempersoalkan nama Setan atau menganggap nama kampung ini aneh.
"Sakniki wae (sekarang saja) ada Setan (huruf e pepet) nopo Setan (konotasi hantu), dulu tidak masalah, biasa mawon (saja)," ucap Suwarni.
Suwarni membenarkan jika dulu sering ada orang bingung masuk kampungnya. Sebab, dulu belum banyak jalan dan jembatan seperti sekarang.
"Sering wonten wong bingung, ajeng ten Kembang keblasuk Bali, nek sak niki pun mboten wonten (sering ada orang bingung mau ke dusun Kembang tersesat tapi itu dulu dan sekarang tidak ada)," imbuhnya.
Kades Tambakan, Kecamatan Jogonalan, Sunarno membenarkan ada Dusun Setan di wilayahnya. Namun, Setan itu bukan bermakna hantu.
"Betul namanya Setan tapi ejaannya itu Setan (huruf e pepet pada bahasa Jawa) bukan Setan (hantu). Di tulisan kependudukan juga Setan," kata Sunarno kepada detikJateng.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.