Eks pembalap road race nasional, Hokky Krisdianto (44), tewas dalam kecelakaan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Hokky ternyata baru saja merayakan ulang tahun.
Saat detikJateng tiba di rumah duka, Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, terlihat deretan karangan bunga ucapan duka cita. Persis di depan rumah duka masih dipasang tenda dan sejumlah pelayat masih berdatangan.
Ketika memasuki rumah duka, tepatnya di ruang tamu, terlihat lemari yang dipenuhi trofi maupun penghargaan. Dari sekian piala dan penghargaan tersebut, salah satunya terlihat jelas piagam dari Gubernur Jawa Tengah periode 1998-2007 H Mardiyanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Piagam penghargaan tersebut diberikan kepada Hokky Krisdianto dalam peran serta aktif mendukung kontingen PON XVI/2004 Jawa Tengah di Palembang. Hokky diketahui merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Hokky merupakan putra dari pasangan almarhum Eko Setiawan dengan Susanti.
Jenazah Hokky tiba di rumah duka, Senin (18/11) malam. Setelah dimandikan, dan disucikan kemudian disalatkan oleh keluarga besarnya.
Kemudian setelah itu jenazah Hokky dibawa menuju masjid untuk disalatkan para pelayat. Jenazah dimakamkan sekitar pukul 23.30 WIB.
Pihak keluarga setelah mendengar kabar Hokky kecelakaan kemudian bergegas menuju Situbondo. Termasuk ibunda Hokky, Susanti (64), yang meminta tolong keponakan agar diantarkan menuju Situbondo.
"Sampai di Tempel (Sleman) itu saya disuruh balik ke sini (Muntilan). Ternyata Hokky sudah tidak ada, tapi anak saya (ketiga) nggak berani (memberitahukan kabar). Terus, saya telepon (anak kedua) tiga kali nggak diangkat," kata Santi saat ditemui wartawan di rumahnya Pucungrejo, Muntilan, Selasa (19/11).
Santi pun berusaha menelepon anak keduanya hingga akhirnya memperoleh kabar jika Hokky telah tiada. Saat sampai di rumah, pihaknya mendapati sudah banyak warga yang berdatangan.
"Sampai sini (jenazah) jam 10 malam. Dimandikan dulu, terus disalatkan sekali keluarga di rumah. Dibawa ke masjid disalatkan takziah dimakamkan sekitar 23.30 WIB di makam Gatak Gamol," kata Santi.
Hokky meninggalkan seorang anak, Julian Krisdiandra Putra (16). Semenjak kecil, Hokky bercita-cita menjadi pebalap.
"Dari sejak kecil, kalau ditanya cita-cita pengin jadi pembalap. Terus mulai (jadi pembalap) sejak SMA," ujarnya.
Pihaknya pun tidak hapal terakhir Hokky terjun mengikuti kejuaraan road race. Termasuk juga soal kejuaraan apa saja yang diperoleh anak sulungnya tersebut.
"Sampai tingkat ASEAN (kejuaraan). Ini (piala) sebagian, ada di rumah sana (rumah satunya), ada juga yang sudah rusak," tuturnya.
Santi mengungkap, sebelum meninggal, Hokky berangkat ke Situbondo lalu menuju Bali.
"Dia kan suka nglatih. Habis ke Bali mau ke Mandalika. Kan banyak event-event (akhir tahun). Saya terakhir ketemu (Hokky) tanggal 14 November," kata Santi seraya menyebut dulu pernah melihat putranya balapan di Sumatera, Bali maupun kota lainnya.
"Tanggal 15 November masih ulang tahun ke-44. Saya cuma bilang mau pulang nggak, mama ada titipan," ujar Santi.
![]() |
Saat ditelepon ibunya, Hokky menyampaikan jika saat ulang tahun ia mengaku membutuhkan doa sang ibu.
"(Firasat nggak) Cuma saya itu lima hari terakhir senengnya pakai gamis hitam, kerudung panjang (warna hitam) lima hari. Kalau biasanya pakai hitam, tapi selang-seling nggak lima hari (berurutan)," tuturnya.
Kenangan adik Hokky tentang sosok sang kakak bisa dibaca di halaman selanjutnya....
Sementara itu, adik Hokky, Adi Prasetyo (39), mengatakan almarhum Hokky merupakan sosok yang luar biasa. Dia tidak menyangka jika pertemanan kakaknya sangat luar biasa.
"Saya nggak menyangka Mas Hokky sampai punya teman sebanyak itu. Untuk keluarga perhatiannya sangat luar biasa, apalagi ke Mama," ujar Adi.
"Mas Hokky tempat kami curhat. Kami merasa sangat kaget, rasa kehilangan juga," sambung adik Hokky ini.
Adi mengaku bertemu Hokky sekitar satu minggu yang lalu. Saat pertemuan itu, Hokky berpesan agar sang adik menjaga mamanya.
"Cuma titip pesen, 'mama dijaga'. Saya nggak (firasat) karena memang biasa seperti itu. Terakhir komunikasi sama anak saya tanggal 15 (pas ulang tahun), anak saya telepon mengucapkan ulang tahun," tuturnya.
"Saya terakhir (ketemu) mengingatkan kalau besok tanggal 27 November pulang coblosan. Karena masih warga sini," lanjut Adi.
Sebelumnya dikutip dari detikJatim, mantan pembalap road race nasional Hokky Krisdianto meninggal dunia kecelakaan di jalur pantura Surabaya-Situbondo. Tepatnya di sekitar objek wisata Pantai Tampora, Banyuglugur, Situbondo pada Senin (18/11).
Hokky tewas kecelakaan saat mengendarai motor Yamaha X-Max nopol AB 5679 NX. Kala itu, dia bertabrakan dengan warga Bondowoso, Fadilah (28), yang mengendarai Versa nopol P 882 FM.,
Keterangan yang dihimpun detikJatim, Hokky yang merupakan mantan pembalap asal Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah itu melaju dari arah barat atau Surabaya.
![]() |
Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP) yang merupakan jalan menikung, motor yang dikendarai Hokky memakan marka jalan. Sementara dari arah berlawanan, melaju motor jenis Versa. Diduga lantaran jarak satu sama lain terlalu dekat, kedua motor bersenggolan hingga menyebabkan keduanya terpelanting.
Akibatnya, Hokky meninggal dunia di lokasi kejadian karena luka-luka sangat parah di sejumlah bagian tubuhnya. Sedangkan, Fadilah hanya mengalami luka ringan.
Jenazah pembalap nasional era 2000-an itu langsung dievakuasi ke RSUD Besuki Situbondo. Kemudian dibawa ke rumah duka di Magelang.
Menurut Kanit Gakkum Satlantas Polres Situbondo Ipda Rachman, dugaan sementara penyebab kecelakaan adalah korban kurang hati-hati. Terbukti dari hasil olah TKP, sepeda motor korban memakan marka jalan dari arah berlawanan.
"Dari hasil penyelidikan dan olah TKP, dugaan sementara penyebabnya karena saat berada di lokasi kejadian korban terlalu ke tengah. Sementara jalannya menikung," tutur Rachman.