.webp)
Sebagian besar dari kita mungkin masih belum memahami benar apa bedanya namun, akan tetapi, dan tetapi, bukan? Ketiganya merupakan jenis konjungsi atau kata penghubung di dalam kalimat dan kerap dianggap sama.
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam buku Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia, konjungsi berguna untuk menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun yang tidak setataran. Berdasarkan posisinya, konjungsi terbagi ke dalam dua jenis, yaitu intrakalimat dan ekstrakalimat (antarkalimat). Konjungsi intrakalimat menghubungkan kata dengan kata, frase dengan frase, atau klausa dengan klausa dalam satu kalimat. Sedangkan konjungsi ekstrakalimat menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Untuk lebih memahami perbedaan konjungsi 'namun', 'akan tetapi', dan 'tetapi', mari kita simak penjelasan yang dihimpun dari buku Panduan Penulisan Buku Ajar PIP Semarang oleh Jasmadi dkk serta Seri Terampil Menulis Bahasa Indonesia oleh Prof Dr Djoko Saryono MPd dkk berikut ini, detikers!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan Kata 'Namun'
Kata penghubung 'namun' adalah konjungsi yang digunakan di awal kalimat untuk menyatakan perlawanan terhadap kalimat sebelumnya. Karena fungsinya ini, 'namun' termasuk konjungsi antarkalimat yang menghubungkan dua kalimat terpisah. Kata ini harus ditempatkan di awal kalimat kedua.
Contoh penggunaan:
- Wajah Sita terlihat pucat. Namun, ia tetap tersenyum sepanjang acara.
- Andi sudah bekerja keras sepanjang hari. Namun, hasil yang didapat belum sesuai harapan.
- Nina ingin kuliah di luar negeri. Namun, orang tuanya tidak memiliki biaya yang cukup.
Pada contoh di atas, kata 'namun' menghubungkan dua kalimat yang menunjukkan makna pertentangan. Kalimat pertama menyampaikan suatu kondisi, dan kalimat kedua yang diawali 'namun' menyatakan hal yang berlawanan atau berbeda.
Penggunaan Kata 'Akan Tetapi'
Kata 'akan tetapi' juga digunakan untuk menyatakan makna perlawanan dan bertindak sebagai konjungsi antarkalimat. Seperti 'namun,' kata 'akan tetapi' juga ditempatkan di awal kalimat kedua dan menghubungkan dua kalimat yang berlawanan. 'Akan tetapi' memberikan nuansa yang lebih formal daripada 'namun.'
Contoh Penggunaan:
- Beni ingin membeli laptop baru. Akan tetapi, tabungannya belum cukup.
- Ayah sudah merencanakan liburan keluarga. Akan tetapi, pandemi membuat rencana tersebut dibatalkan.
- Ibu sangat ingin membuka usaha kecil. Akan tetapi, masih ada banyak keraguan di dalam dirinya.
Dalam contoh-contoh di atas, 'akan tetapi' digunakan untuk memulai kalimat yang menyatakan perlawanan terhadap pernyataan sebelumnya. Penggunaan 'akan tetapi' lebih tepat dalam konteks yang membutuhkan nada lebih resmi.
Penggunaan Kata 'Tetapi'
Kata 'tetapi' adalah konjungsi yang digunakan untuk menyatakan perlawanan dalam satu kalimat majemuk setara, atau dalam satu kalimat yang memiliki dua klausa. 'Tetapi' harus digunakan di dalam kalimat, biasanya setelah tanda koma yang memisahkan dua klausa dalam kalimat tersebut. Kata ini umumnya digunakan untuk menghubungkan dua klausa yang menyatakan kondisi atau situasi yang saling berlawanan.
Contoh Penggunaan:
- Banyak orang ingin sukses, tetapi tidak semua orang mau bekerja keras.
- Saya sudah belajar seharian, tetapi masih merasa kurang paham dengan materinya.
- Rani senang berada di rumah, tetapi adiknya lebih suka bermain di luar.
Pada contoh di atas, 'tetapi' menghubungkan dua klausa dalam satu kalimat majemuk setara. Kata ini menunjukkan bahwa klausa kedua memiliki makna yang berlawanan atau berbeda dengan klausa pertama. Penggunaan 'tetapi' ini sering ditemui dalam kalimat yang memiliki pola penegasan atau perbandingan.
Sampai di akhir penjelasan ini, apakah detikers sudah memahami apa bedanya namun, akan tetapi, dan tetapi? Semoga pemaparan di atas bermanfaat!
(sto/rih)
