Tujuan Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia Beserta Rutenya

Tujuan Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia Beserta Rutenya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Kamis, 14 Nov 2024 08:58 WIB
Ilustrasi Kerajaan Inggris
Ilustrasi Bangsa Inggris. Foto: Getty Images/iStockphoto
Solo -

Dalam sejarah bangsa Indonesia, selain Belanda, sejumlah bangsa lain juga tercatat pernah datang ke Indonesia dengan berbagai tujuannya, salah satunya Inggris. Lalu apa tujuan kedatangan bangsa Inggris ke Indonesia?

Inggris terkenal sebagai sebuah negara imperium yang telah banyak menginjakkan kaki dan pengaruh kekuasaannya di berbagai negara dunia. Bahkan, menurut World Atlas, kekaisaran Inggris (British Empire) adalah yang terbesar dunia.

Negara-negara yang pernah dijajah Inggris di antaranya adalah Mesir, Bangladesh, Amerika, Siprus, Hong Kong, Irlandia, dan Pakistan. Kendati kekuasaan British Empire kini telah berkurang sejak akhir Perang Dunia II, pengaruh dan warisannya masih tampak kuat di berbagai wilayah bekas koloninya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, apa yang mendasari kedatangan Inggris ke Indonesia? Temukan jawaban beserta rute yang ditempuh bangsa Inggris melalui pembahasan lengkap di bawah ini.

Tujuan Kedatangan Bangsa Inggris ke Indonesia

Dirangkum dari modul berjudul Penjajahan Bangsa Eropa di Indonesia oleh Alin Rizkiyan Putra, jatuhnya Konstantinopel ke tangan orang-orang Turki Utsmani menjadi salah satu faktor penting. Sebab, runtuhnya kota tersebut membuat hubungan Eropa dengan Asia Barat menjadi terputus.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, orang-orang Eropa mulai mencari jalan sendiri ke Asia (Dunia Timur) dalam rangka mendapatkan rempah-rempah. Hal inilah yang melatarbelakangi dimulainya penjelajahan samudra oleh berbagai bangsa.

Singkat cerita, sebelum Inggris, Portugis telah terlebih dahulu masuk ke Maluku. Alhasil, perdagangan rempah-rempah Portugis terus meningkat. Salah satunya dibuktikan dengan berkembangnya Lisabon, ibu kota Portugis sebagai pusat perdagangan rempah-rempah.

Inggris juga termasuk salah satu konsumen pembeli rempah-rempah Lisabon. Namun, karena perang yang pecah antara kedua bangsa ini, perlahan-lahan, Inggris kesulitan mendapat rempah-rempah lagi dari Lisabon.

Para pedagang dan pelaut Inggris kemudian mulai mencari sendiri daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Pertama-tama, Inggris berhasil sampai di India pada 1498. Di sana, bangsa Inggris mendirikan kongsi dagang dengan nama EIC (East India Company).

Perkembangan selanjutnya, yakni pada 1602, Inggris mengirim utusan ke Banten untuk mengadakan hubungan bilateral. Hasilnya, Inggris diberikan izin oleh Sultan Banten untuk mendirikan kantor dagang.

Tak hanya di Banten, Inggris juga membangun sejumlah kantor dagang di lokasi lain, seperti Jayakarta, Makassar, Gowa, dan Aceh. Namun, akibat sikap dan perilakunya yang sombong nan otoriter, penduduk Indonesia tidak menyenangi mereka.

Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwasanya tujuan Inggris ke Indonesia kala itu adalah untuk mencari rempah-rempah. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun keperluan pasar.

Rute Kedatangan Inggris ke Indonesia

Diringkas dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mata pelajaran Sejarah Indonesia oleh Naomi J Rianekuay, salah satu rombongan paling awal yang tiba di Indonesia dipimpin oleh Francis Drake. Penjelajahan ini bermula pada Juli 1579.

Mulanya, Drake dan rombongannya berlayar menuju barat hingga berhasil melintasi samudra Pasifik. Lalu, Drake meneruskan perjalanannya hingga tiba di Filipina. Dari Filipina, rombongan Francis Drake menemukan Maluku dan berhasil membawa pulang rempah-rempah.

Selanjutnya, Drake meneruskan perjalanan kembali ke Inggris melalui Tanjung Harapan Afrika Selatan. Keberhasilan Drake ini kemudian membuat Inggris punya perhatian terhadap tanah Nusantara sebagai penghasil rempah-rempah.

Senada dengan penjelasan sebelumnya, dikutip dari World History, Francis Drake dengan kapal terkenalnya, The Golden Hind, berlayar melalui rute:

  • Inggris-Samudra Atlantik-pesisir Amerika Selatan-Selat Magellan-Pantai Pasifik Amerika-Filipina-Maluku/Indonesia-Samudra Hindia-Tanjung Harapan Afrika-Inggris

Sekilas Mengenai Penjajahan Inggris 1811-1816 di Indonesia

Kembali dikutip dari modul yang telah disebut sebelumnya, pada 26 Agustus 1811, Inggris berhasil menguasai Batavia dan mengalahkan pasukan Belanda. Kapitulasi Tuntang yang ditandatangani pada 18 September 1811 membuat Inggris punya wewenang penuh terhadap Indonesia.

Kala itu, Gubernur Jenderal Stamford Raffles-lah yang berperan sebagai penguasa. Ia menerapkan sejumlah kebijakan selama masa pemerintahannya yang terbilang singkat, yakni hingga 1816 saja. Kebijakan-kebijakan tersebut adalah:

1. Bidang Pemerintahan

Dalam bidang pemerintahan, Raffles membagi Jawa menjadi 16 karesidenan. Sistem ini membuat Inggris mudah menjalankan roda pemerintahan sekaligus membuat sistemnya mirip dengan pola barat kala itu.

2. Bidang Ekonomi

Mulanya, petani-petani pribumi diwajibkan menanam tanaman ekspor untuk kepentingan pemerintah Belanda. Raffles kemudian menghapuskan aturan tersebut. Selain itu, Raffles juga menghapus pajak hasil bumi (contingenten) dan memberlakukan sistem penyerahan wajib (verplichte leverantie).

Gubernur Jenderal Stamford Raffles juga memberlakukan sistem sewa tanah kendati gagal eksekusinya. Terdapat tiga penyebab kegagalan aturan ini, yakni sulitnya menentukan jumlah pajak tanah karena harus melakukan pengukuran dan penelitian kesuburan tanah, sistem uang belum berlaku sepenuhnya, dan kepemilikan tanah bersifat tradisional.

3. Bidang Hukum

Sebelumnya, selama masa pemerintahan Daendels, hukum berorientasi pada ras alias warna kulit. Semasa Raffles memegang kekuasaan, ia mengubahnya dengan fokus pada besar kecilnya kesalahan.

4. Bidang Ilmu Pengetahuan

Raffles pernah mengundang para ilmuwan untuk melakukan penelitian di Indonesia. Gubernur jenderal satu ini juga diketahui sebagai penemu bunga Rafflesia Arnoldi yang termasyhur. Ia juga sempat menulis buku berjudul History of Java dan History of the East Indian Archipelago.

5. Bidang Sosial

Sistem perbudakan dan kerja rodi dihapuskan oleh Raffles. Namun, karena berbagai kendala, seperti tidak siapnya masyarakat pribumi untuk menerima sistem baru dan kurangnya tenaga pegawai, Raffles akhirnya memberlakukan wajib kerja sebagaimana disadur dari buku IPS Terpadu karya Y Sri Pujiastuti dkk.

Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai tujuan kedatangan Inggris ke Indonesia plus rutenya. Semoga penjelasan di atas menambah wawasan detikers, ya!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads