Angka Stunting di Semarang Kian Meningkat, Ini Penjelasan Pemkot

Angka Stunting di Semarang Kian Meningkat, Ini Penjelasan Pemkot

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Rabu, 06 Nov 2024 17:33 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menunjukkan data kasus COVID-19, Rabu (2/2/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M Abdul Hakam menunjukkan data kasus COVID-19, Rabu (2/2/2022). Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat kenaikan angka stunting dalam beberapa bulan terakhir. Kepala Dinkes Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, berdalih kenaikan angka stunting disebabkan adanya program pendataan.

Dilihat detikJateng di website resmi Dinkes Kota Semarang, jumlah kasus stunting selama 2024 mengalami penurunan Januari-April. Sementara sejak Mei-September terus mengalami peningkatan.

Tampak pada Januari jumlah stunting mencapai 871, Februari 857, Maret 830, dan April 825. Sementara pada Mei tampak angka stunting mencapai 801, Juni 991, Juli 977, Agustus 1.096, dan September 1.190.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hakam mengatakan, kenaikan angka stunting dikarenakan adanya program pemetaan bayi stunting yang tengah digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang agar seluruh bayi stunting bisa mendapat penanganan.

"Saat ini kami sedang menggencarkan kegiatan penemuan kasus stunting di wilayah-wilayah," kata Hakam saat dihubungi detikJateng, Rabu (6/11/2024).

ADVERTISEMENT

Pemkot Semarang juga menggencarkan beberapa program yakni pemeriksaan balita dengan dokter spesialis, kunjungan rumah Integrasi Layanan Primer (ILP), intervensi serentak, dan berbagai survei yang dilakukan internal Dinkes.

"Sehingga balita-balita yang awalnya jarang ke posyandu dan tidak terdeteksi sebagai stunting, melalui program tersebut akhirnya menjadi tervalidasi sebagai stunting dan kasusnya meningkat," ungkapnya.

Ia mengatakan, berbagai program penanganan stunting Pemkot Semarang pun masih bergulir dan diklaim terus berjalan secara efektif. Salah satunya program Rumah Pelita yang ditujukan sebagai penanganan bayi-bayi stunting di Kota Semarang.

"Harapannya dengan adanya penemuan kasus yang menyeluruh, maka intervensi yang dilakukan Pemkot Semarang bisa menjangkau sasaran yang lebih luas lagi dan lebih tepat sasaran," harapnya.

Ditemui detikJateng di Museum Ranggawarsita Semarang, Pengasuh Rumah Pelita Manyaran, Lana Muthia Thaher, mengaku merasakan kenaikan jumlah anak stunting di Kota Semarang. Kini, ada sekitar 100 anak mengalami stunting dan sedang dalam pantauan Rumah Pelita.

"Dari tahun ke tahun sejauh ini memang ternyata data yang beredar itu kasus stunting semakin naik," jelasnya.

"Mungkin bisa karena status sosial ekonomi, juga banyaknya remaja yang hamil diluar nikah, itu sangat berpengaruh," sambungnya.




(afn/apl)


Hide Ads