Sederet Fakta Densus Cokok 3 Terduga Teroris di Jateng

Round-Up

Sederet Fakta Densus Cokok 3 Terduga Teroris di Jateng

Tim detikJateng - detikJateng
Rabu, 06 Nov 2024 07:16 WIB
Ilustrasi Densus 88
Ilustrasi densus 88 tangkap teroris. Foto: detikcom/Ari Saputra
Solo -

Densus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris di wilayah Demak, Kudus, dan Solo pada Senin (4/11). Belum ada informasi resmi mengenai peran masing-masing terduga teroris hingga kronologi itu.

"Betul, tiga orang terduga teroris (ditangkap) oleh Densus 88 Mabes Polri. Lokasi penangkapan di Kudus, Demak, dan Solo," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto saat dihubungi wartawan, Senin (4/11/2024).

"Nanti yang menerangkan dari Densus 88. Kalau kronologisnya saya kurang 86, tapi penangkapan dalam satu hari (Senin)," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang dihimpun detikJateng, masing-masing yang ditangkap ialah Sutaryono alias Abu Zaidi warga Mranggen, Demak; BI (35) warga Gebok, Kudus; dan SQ (44) warga yang berdomisili di Baki Sukoharjo. Berikut sederet fakta terkait penangkapan tiga teroris tersebut.

Abu Zaidi Dikepung di Rumahnya

Cerita penangkapan Abu Zaidi diungkap oleh Ketua RT 6 RW 20, Desa Kebonbatur, Mranggen, Demak, Fery Cahyadi. Dia mengatakan saat penangkapan, rumah Abu Zaidi sempat dikepung oleh polisi bersenjata.

ADVERTISEMENT

"Saya waktu itu masih ada kegiatan di belakang rumah, tiba-tiba anak saya manggil itu ada tamu, begitu saya keluar ternyata sudah banyak mobil, juga ada polisi, dan kanan-kiri ujung jalan sudah dipenuhi oleh polisi seperti kayak diportal, sama berseragam yang lengkap. Semuanya rata-rata di sini berseragam lengkap semua, bersenjata," kata Fery saat ditemui di rumahnya, Selasa (5/11).

Dia mengatakan terduga teroris itu ditangkap sekitar pukul 06.30 WIB. Usai melakukan penangkapan, polisi kemudian meminta Fery menjadi saksi untuk menggeledah rumah Abu Zaidi.

"Kalau proses penangkapannya itu pagi sekali sebenarnya. Mereka ke sini yang agak siang itu cuma minta izin untuk masuk mengambil barang bukti saja," terangnya.

Fery mengatakan polisi membawa sejumlah barang bukti dari rumah Abu Zaidi. Di sana, polisi juga membawa beberapa buku dan MMT dengan lambang ISIS.

"Kalau di MMT-nya kemarin saya ditunjukkan sama pihak Densus 88 bahwa ini ada lambang yang menyatakan bahwa ini lambang ISIS. Termasuk kayak buku-buku, alat pengkajian, handphone, dompet beserta identitas, MMT yang menyatakan di situ ada nama jemaah, sama JAD, sama lambang ISIS kalau tidak salah bilangnya," sambungnya.

Kompleks perumahan lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus di Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Demak, Selasa (5/11/2024).Kompleks perumahan lokasi penangkapan terduga teroris oleh Densus di Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Demak, Selasa (5/11/2024). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Dikenal Tertutup

Fery yang tinggal bersebelahan dengan Abu Zaidi mengatakan bahwa terduga teroris itu baru tinggal di Demak sejak Mei 2024. Awalnya, Abu Zaidi tinggal di Semarang.

Beberapa bulan tinggal di Demak, Abu Zaidi dikenal tertutup. Dia jarang ikut berkumpul bersama warga di sekitar rumahnya itu.

"Kalau kesehariannya sepertinya untuk bersosialisasi kurang, karena dia sendiri keluar dan perginya langsung masuk ke rumah. Tapi kalau ketemu orang ya masih menyapa, sekadar aja, tapi untuk berkumpul-kumpul sepertinya dia jarang berkumpul," ujar Fery.

Abu Zaidi sendiri diketahui bekerja sebagai penjual buku keagamaan. Selain itu, dia juga mengelola pengkajian rutin di rumahnya yang diikuti sekitar 20 orang. Menurut Fery, para jamaan biasa datang rutin ke rumah tetangganya itu setiap pekan.

"Kalau pengkajian itu setiap hari Sabtu, mulai dari asar hingga setelah isya, kalau nggak salah. Kalau kesetiaphariannya minggu-minggu terakhir ini banyak yang datang ke sini tapi bergantian, dari pagi, siang gitu sampe sore gitu kan, saya dapat laporan juga dari warga sini, katanya cuman hari Sabtu kok ini setiap harinya sekarang ada tapi tidak seramai hari Sabtu," ujarnya.

Selengkapnya di halaman berikutnya...

BI Bekerja sebagai Tukang Ojek di Kudus

Sekretaris Desa (Sekdes) Gribig, M Kamal, juga menceritakan adanya penangkapan warganya yang dikenal sebagai tukang ojek. Dia sempat menyaksikan Densus 88 mendatangi rumah BI untuk melakukan penggeledahan.

"Saya menyaksikan dan saya diminta untuk menunjukkan rumahnya," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Gribig, M Kamal, kepada detikJateng ditemui di Kantor Balai Desa Gribig, Selasa (5/11).

Meski begitu, dia mengaku tak mengetahui barang apa saja yang dibawa oleh Densus 88. Dia menyebut, BI tinggal di sana bersama ibunya yang menikah dengan warga setempat.

"Petugas cari barang bukti di rumah. Nggak tahu yang dibawa apa. Yang mengamankan pakai seragam Densus 88," ujarnya.

Kamal mengatakan BI kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek. BI memiliki istri dan tiga anak.

"Kesehariannya bekerja sebagai tukang ojek online. Sudah berkeluarga, punya anak tiga," jelasnya.

Kamal mengaku kaget karena selama ini, menurutnya BI orang yang tertutup. Karena itu, ia mengaku kaget warganya ditangkap oleh Densus 88.

"Nggak curiga malah kaget, tidak pernah ada saling tegur sapa tidak pernah kalau tidak diajak bicara ya diam saja," pungkas Kamal.

Penampakan rumah tukang ojek yang ditangkap Densus 88 di Gribig, Kudus, Selasa (5/11/2024).Penampakan rumah tukang ojek yang ditangkap Densus 88 di Gribig, Kudus, Selasa (5/11/2024). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

SQ Sempat Dikejar 3 Mobil di Karanganyar

Meski SQ berdomisili di Sukoharjo, dia diketahui ditangkap di Karanganyar tepatnya di sekitaran Balai Desa Suruh Kalang. Warga di sekitar sana sempat melihat momen kejar-kejaran sebelum penangkapan itu atau sekitar pukul 14.30 WIB.

SQ yang saat itu mengendarai motor disebut dikejar oleh tiga mobil sebelum akhirnya terjatuh di sekitar lokasi. Menurut warga, SQ melaju dengan kecepatan tinggi.

Kepala Desa Suruh Kalang, Mawan Thohari, juga mengaku mendapat informasi soal kejar-kejaran itu. Dia baru mengetahui yang dikejar itu merupakan terduga teroris setelah mencari informasi ke berbagai pihak.

"Iya (lewat Balai Desa). (Warga melihat) Kok ada naik motor kencang-kencang di tengah kampung, tahu-tahu jatuh," kata Mawan saat dihubungi, Selasa (5/11).

"Saya kumpulkan informasinya itu. Itu orang yang diduga teroris itu punya semacam keahlian kayak terapi gitu, rukiyah," sambungnya.

SQ Baru 2 Tahun Ngontrak di Waru Sukoharjo

Beberapa jam setelah penangkapan itu, Densus 88 menggeledag kontrakan SQ di Baki, Sukoharjo. Penggeledahan itu berlangsung mulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 17.30 WIB.

Kepala Desa Waru, Pardijo Siswomartono (75) ikut menjadi saksi dalam penggeledahan tersebut. Dia menyebut, petugas membawa 12 item dari rumah kontrakan SQ.

"Yang dibawa alat peraga, alat pemanahan, buku-buku, sama alat-alat seperti golok, pedang, alat-alat tajam itu lo. Semuanya ada 12 item," jelasnya.

Sebenarnya, SQ sudah tinggal di rumah itu selama dua tahun. Namun, SQ dikenal tertutup sehingga tak banyak warga yang mengetahui aktivitas SQ.

Berbeda dengan istrinya yang merupakan terapis bekam. Di sana, istri SQ kerap didatangi warga yang memiliki keluhan kesehatan.

"Aktivitas kesehariannya yang istri itu bekam. Bekam ibu-ibu, masyarakat situ, ada keluhan dibekam di situ. Kalau yang laki-lakinya saya kurang tahu, tertutup tidak mau berhubungan dengan masyarakat," ucapnya.



Hide Ads