Meskipun terdengar mirip, ternyata hewan beracun dan berbisa adalah dua hal yang berbeda. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang menyimpan rasa penasaran mengenai bedanya hewan beracun dan berbisa, sehingga berikut akan dipaparkan informasinya.
Sebagaimana diketahui, umat manusia hidup berdampingan dengan berbagai jenis hewan yang dapat ditemui di sekitarnya. Tak hanya dikelilingi dengan hewan yang jinak untuk dipelihara maupun hewan liar yang hidup bebas di alam liar, di dunia ini juga terdapat hewan beracun dan berbisa.
Namun demikian, tidak sedikit orang yang justru menganggap hewan beracun dan berbisa itu sama. Padahal keduanya merupakan hal yang berbeda dan memiliki karakteristik masing-masing. Lantas seperti apa bedanya hewan beracun dan berbisa yang perlu diketahui oleh setiap orang? Berikut penjelasannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Hewan Beracun?
Salah satu cara untuk mengenal perbedaan dari keduanya adalah dengan memahami masing-masing pengertiannya. Diungkap dalam laman Britannica, dijelaskan bahwa istilah beracun ternyata hanya berlaku bagi organisme yang mengeluarkan racun. Namun demikian, hal ini justru terjadi saat organisme tersebut dimakan.
Sementara itu, untuk hewan beracun biasanya sebagian besar dapat ditemukan pada amfibi. Misalnya saja katak, salamander, hingga kodok. Hal tersebut dikarenakan hewan-hewan tadi membawa sejumlah racun di dalam kulit maupun jaringan tubuh lainnya. Zat kimia beracun yang terdapat pada hewan-hewan inilah yang apabila dimakan oleh manusia maupun hewan lainnya, maka dapat memicu efek mematikan.
Kemudian dikutip dari laman Australian Academy Science, dijelaskan bahwa racun pada hewan biasanya terjadi saat racun tersebut masuk ke dalam tubuh melalui proses menelan, menyerap melalui kulit, hingga terhirup oleh hidung. Biasanya hewan beracun dapat memiliki sifat agresif, tetapi secara pasif. Maksudnya adalah mereka tidak terlihat menyerang mangsanya secara aktif, tetapi diam-diam dapat melepaskan racunnya kepada pihak lawan.
Racun tersebut baru akan muncul sebagai akibat dari proses dimakan, disentuh, maupun diganggu. Misalnya ada ada jenis cane toad atau kodok tebu berpotensi membahayakan karena mengeluarkan racun dari kelenjar yang ada di masing-masing bahunya. Saat hewan beracun ini tertelan maupun terlihat, maka akan memicu efek bahaya berupa keracunan.
Apa Itu Hewan Berbisa?
Kemudian mari mengenal tentang hewan berbisa. Masih mengacu dari sumber yang sama, dijelaskan bahwa ahli biologi mendefinisikan istilah berbisa hanya berlaku bagi organisme yang menggigit atau menyengat. Kemudian organisme tersebut akan menyuntikkan racun ke dalam tubuh lawannya.
Biasanya hewan berbisa identik dengan ular. Hal ini dikarenakan sebagian ular menyuntikkan bisa melalui gigitan. Namun demikian, ada juga jenis ular yang tidak berbisa, tetapi beracun. Salah satu contohnya adalah ular garter dengan nama ilmiah Thamnophis.
Hal ini dikarenakan ular tersebut tidak memberikan efek karena gigitannya. Akan tetapi, ular garter menyebar racun saat tubuhnya dimakan oleh manusia atau mangsanya. Racun yang dimiliki ular garter diakibatkan karena tubuhnya menyerap dan menyimpan racun karena mereka memangsa hewan beracun yaitu kadal air maupun salamander.
Kemudian dijelaskan dalam laman Cleveland Clinic, bisa disalurkan dengan perantara tertentu. Misalnya saja gigitan, cakaran yang melukai kulit, maupun sengatan. Bisanya bisa dapat memiliki efek mematikan saat merusak kulit dan menyuntikkan zat yang masuk ke dalam aliran darah.
Meskipun hewan berbisa identik dengan ular, ternyata ada hewan lainnya yang juga memiliki bisa. Misalnya lebah, tawon, hingga serangga menyengat lainnya. Hal tersebut dikarenakan sengatan yang dihasilkan oleh mereka dapat menginjeksi sejumlah zat kimia yang dapat memicu efek samping tertentu bagi lawannya atau manusia. Sebut saja mampu memberikan sensasi berdenyut, kemerahan, hingga rasa sakit.
Bedanya Hewan Beracun dan Berbisa
Merujuk dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa hewan beracun dan berbisa memanglah hal yang berbeda. Apabila hewan beracun identik dengan hewan-hewan yang memiliki kandungan racun di dalam tubuhnya, sedangkan hewan berbisa cenderung menyuntikkan bisa ke dalam tubuh mangsa atau lawannya.
Kemudian hewan beracun juga akan memberikan efek beracun apabila dimakan, dijilat, maupun dihirup. Lain halnya dengan hewan berbisa yang berbahaya karena menginjeksi bisa ke dalam tubuh pihak lawan.
Perbedaan hewan beracun dan berbisa juga dapat diketahui dengan mencermati proses yang terjadi. Seperti dijelaskan dalam laman National History Museum, perbedaan yang dapat dikenali dari bisa dan racun adalah prosesnya saat masuk ke dalam tubuh korban.
Seorang pakar evolusi bisa bernama Dr Ronald Jenner mengungkapkan perbedaan besar antara hewan berbisa dan beracun. Melalui laman tersebut dirinya menjelaskan, "Jika Anda menggigitnya dan Anda mati, maka itu racun. Tetapi jika ia menggigit Anda dan Anda mati, itu bisa."
Selanjutnya ciri khas racun juga dapat dilihat pada efeknya yang tidak melibatkan luka. Sebaliknya, racun bekerja dengan masuk ke dalam tubuh melalui proses tersentuh, terhidup, maupun tertelan.
Berbeda dengan ciri khas bisa yang masuk melalui proses yang melibatkan luka. Bisa akan masuk ke dalam tubuh akibat dari gigitan, sengatan, cakaran, maupun duri.
Nah, itulah tadi penjelasan mengenai bedanya hewan beracun dan berbisa yang sering kali dianggap sama. Semoga informasi ini mampu memberikan wawasan baru bagi detikers, ya.
(sto/ahr)