Genus Python mencakup sekitar 40 spesies ular yang terkenal karena ukuran besarnya. Ukurannya dapat mencapai panjang 7-8 meter. Lantas, ular piton terbesar di dunia ada di mana?
Piton terkenal dengan kebiasaannya memangsa hewan besar sebagai salah satu strategi bertahan hidupnya. Ular ini memiliki rahang yang lentur sehingga memungkinkan mereka menelan mangsa yang ukurannya jauh lebih besar dari diameter tubuhnya. Proses ini dilakukan secara perlahan dan bertahap, di mana piton menekan mangsa dengan kuat hingga tidak dapat bernapas, lalu menelannya utuh.
Mangsa besar seperti babi, rusa, dan bahkan hewan peliharaan dapat menjadi sasaran ular piton dewasa. Strategi berburu ini membantu piton memenuhi kebutuhan nutrisi mereka dalam jumlah besar, sehingga mereka tidak perlu sering berburu. Setelah makan besar, seekor piton dapat beristirahat selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk mencerna makanannya sebelum perlu berburu lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ular Piton Terbesar di Dunia Ada di Mana?
Berdasarkan informasi yang terdapat pada laman Live Science, Natural History Museum, dan USA Today, piton terbesar di dunia adalah sanca kembang atau Malayopython reticulatus. Panjang rata-rata ular ini mencapai sekitar 6,25 meter.
Ular ini biasanya ditemukan di Asia Tenggara, terutama di hutan hujan, hutan kayu, dan padang rumput. Mereka juga dapat ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti saluran pembuangan di Singapura dan Indonesia.
Ular sanca kembang bisa tumbuh sangat panjang. Rekor terpanjang yang pernah tercatat adalah 10 meter, yaitu spesimen di Sulawesi. Rekor ini ditemukan pada tahun 1912. Ular tersebut lebih panjang daripada tinggi ekor jerapah, menjadikannya salah satu makhluk terbesar yang hidup di bumi. Dalam penangkaran, ular piton sanca kembang terbesar yang pernah tercatat bernama Medusa. Medusa mencapai panjang 7,67 meter atau sekitar 25 kaki dan berat 158,8 kilogram.
Mengenal Sanca Kembang, Piton Terbesar di Dunia
Penasaran dengan sanca kembang, detikers? Mari simak penjelasan berikut ini untuk memahami fakta-fakta tentang sanca kembang yang dikutip dari laman Thai National Parks!
1. Deskripsi Sanca Kembang
Sanca kembang atau Malayopython reticulatus adalah jenis ular piton yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan. Ular ini tersebar luas di negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, hingga Filipina. Habitatnya meliputi hutan hujan, wilayah berdekatan dengan sungai, dan daerah yang memiliki banyak air seperti rawa.
Sanca kembang terkenal sebagai ular terpanjang di dunia, meskipun masih kalah berat dibandingkan dengan anaconda hijau. Kemampuan berenangnya sangat baik, sehingga dapat ditemukan hingga ke pulau-pulau kecil yang terpencil di lautan.
2. Ciri Fisik
Tubuh sanca kembang memiliki pola geometris yang kompleks, berupa bentuk-bentuk berlian dengan warna yang bervariasi. Pola ini berfungsi sebagai kamuflase yang memudahkannya bersembunyi di antara dedaunan dan ranting.
Ular ini memiliki kulit yang licin dengan barisan sisik yang berjumlah sekitar 69-79 di bagian tengah tubuh. Sanca kembang bisa tumbuh hingga lebih dari 6 meter, meskipun ukuran ini jarang ditemukan di alam liar.
3. Taksonomi dan Penemuan
Sanca kembang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1801 oleh naturalis Jerman Johann Gottlob Schneider. Ular ini awalnya diberi nama Boa reticulata karena pola sisiknya yang menyerupai jaring atau anyaman.
Seiring waktu, penelitian lebih lanjut mengelompokkan ular ini ke dalam genus Malayopython, yang juga mencakup spesies lain seperti piton Timor. Nama ini diakui oleh komunitas ilmiah dan didaftarkan dalam basis data reptil internasional.
4. Subspesies Sanca Kembang
Ada tiga subspesies utama dari sanca kembang, yaitu sanca kembang Asia, sanca kembang Kayaudi, dan sanca kembang Selayar. Dua subspesies terakhir dikenal sebagai piton kerdil karena ukurannya yang lebih kecil.
Subspesies Kayaudi dan Selayar masing-masing ditemukan di pulau Tanahjampea dan Selayar di Indonesia. Sanca kembang kerdil dari wilayah ini dapat tumbuh sekitar setengah dari ukuran sanca kembang Asia pada umumnya.
5. Kebiasaan dan Makanan Sanca Kembang
Sanca kembang adalah predator penyergap yang menunggu mangsa mendekat sebelum menangkap dan melilitnya hingga mangsa mati lemas. Makanan utamanya adalah mamalia kecil, namun ular yang lebih besar dapat memangsa hewan yang lebih besar seperti rusa atau babi.
Di sekitar pemukiman manusia, ular ini kadang memangsa hewan peliharaan seperti ayam dan kucing. Beberapa kasus bahkan menunjukkan sanca kembang memangsa manusia, meskipun ini sangat jarang terjadi.
6. Reproduksi dan Siklus Hidup
Sanca kembang berkembang biak secara ovipar atau bertelur. Betina sanca kembang biasanya menghasilkan telur antara 20 hingga 100 butir dalam satu siklus, tergantung dari ukuran dan usianya. Setelah bertelur, induk betina akan menjaga dan menghangatkan telur-telurnya dengan cara melingkarinya hingga menetas. Proses ini berlangsung selama sekitar 2 hingga 3 bulan, tergantung pada suhu lingkungan.
Anak-anak sanca kembang langsung mandiri setelah menetas dan tidak mendapat asuhan dari induknya. Mereka mulai berburu mangsa kecil seperti tikus atau kadal muda. Sanca kembang akan terus tumbuh sepanjang hidupnya, meskipun pertumbuhannya melambat setelah mencapai usia dewasa. Ular ini dapat hidup hingga 20-25 tahun di alam liar, tetapi umurnya bisa lebih panjang di penangkaran karena perawatan yang lebih aman dan terkontrol.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai ular piton terbesar di dunia yang terdapat di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya. Semoga bermanfaat!
(par/afn)