Pemerintah Kabupaten Demak tengah giat melaksanakan langkah-langkah strategis untuk memberantas Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fokus utama pada pemberantasan jentik nyamuk. Program 'Grab Jentik, Gerakan Bersama Berantas Jentik' diluncurkan sejak Mei tahun ini sebagai upaya untuk menekan angka kasus DBD yang menjadi tantangan kesehatan tahunan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Ali Maimun, menjelaskan Dinas Kesehatan menggandeng sejumlah sektor dalam upaya memberantas DBD. Ali menerangkan pemberantasan sarang nyamuk juga difokuskan di lingkungan sekolah, mengingat sebagian besar kasus terjadi pada anak usia sekolah.
"Upaya yang sudah dilakukan bukan hanya ranah Dinkes saja, karena kenapa adanya DB banyak itu adalah masalah kebersihan lingkungan. Kalau lingkungan bagus nyamuk tidak ada berkembang biak, kalau tidak ada nyamuk tidak akan ada penularan," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dinkes Demak, lanjutnya, memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menghitung angka bebas jentik, yang diharapkan mampu menurunkan kasus DBD secara signifikan. Upaya ini mencakup pelatihan dan penyuluhan kesehatan, serta penggunaan surveilans untuk memonitor dan, jika diperlukan, melakukan fogging.
"Kita juga melakukan upaya untuk PSN, pemberantasan sarang nyamuk, bekerja sama dengan masyarakat, mulai dari Pak Camat, sekolah-sekolah," tambah Ali.
Subkoordinator Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, Tri Handayani, menyoroti pentingnya menghilangkan jentik nyamuk sebagai kunci utama pencegahan DBD. Metode 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur barang bekas diterapkan untuk memberantas jentik nyamuk.
![]() |
"Kenapa jentiknya kita berantas? Karena DBD itu sebenarnya mudah kita cegah, sepanjang kita meniadakan jentik baik di rumah kita dan di luar rumah," ungkap Tri.
Desa Jali, lanjut Tri, di Kecamatan Bonang menjadi desa percontohan setelah berhasil menggerakkan seluruh unsur masyarakat untuk berpartisipasi aktif. "Desa Jali itu begitu selesai melakukan sosialisasi di Puskesmas Bonang 2, langsung kesadaran sendiri mengundang semua unsur masyarakatnya. Luar Biasa itu Desa Jali," kata Tri.
Dari bulan Juni hingga Agustus 2024, statistik kasus DBD di Demak menunjukkan angka penurunan total yang signifikan. Yaitu dengan 13 kasus pada bulan Juni, 22 pada bulan Juli, dan 4 pada bulan Agustus.
Kepala Puskesmas Mranggen III, dr Bymo Sunyoto, Program "Bocil Gemoy" (Bocah Cilik Bergerak Bersama Monitoring Jentik Nyamuk) juga menjadi bagian dari upaya ini, di mana anak-anak dilatih untuk memantau jentik nyamuk sebagai bagian dari tugas sekolah mereka. Program ini melibatkan sekolah dan anak-anak sebagai agen perubahan, dengan harapan mereka dapat memimpin gerakan menjaga kebersihan lingkungan.
![]() |
"Alhamdulillah beberapa bulan ini kasusnya sudah menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya," imbuhnya.
Dengan dukungan lintas sektor dan partisipasi aktif dari masyarakat, Kabupaten Demak berharap dapat menurunkan kasus DBD secara signifikan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh warganya. Pemkab Demak menegaskan komitmen mereka dalam memberantas jentik nyamuk sebagai langkah preventif yang efektif dalam menurunkan angka DBD di wilayah Demak.
(akn/ega)