10 Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung yang Wajib Diketahui Pendaki

10 Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung yang Wajib Diketahui Pendaki

Anindya Milagsita - detikJateng
Kamis, 17 Okt 2024 13:06 WIB
hiker breathe out in front of blurred mountain landscape
Hipotermia. (Foto: Thinkstock)
Solo -

Hipotermia menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang dapat dialami oleh seseorang di mana saja, salah satunya para pendaki yang sedang berada di gunung. Sebagai salah satu acuan, simak cara mengatasi hipotermia secara lengkap yang akan dipaparkan di dalam artikel ini.

KBBI mendefinisikan hipotermia sebagai keadaan suhu tubuh yang turun hingga di bawah 35 derajat celcius. Kondisi tubuh dengan penurunan suhu secara drastis inilah yang membuat seseorang yang mengalami hipotermia perlu mendapatkan pertolongan dengan segera. Hal ini harus dilakukan karena hipotermia dapat memicu efek tertentu dan cukup berbahaya bagi mereka yang mengalaminya.

Para pendaki yang tengah berada di gunung menjadi salah satu golongan yang berpotensi mengalami hipotermia karena suhu di lokasi tersebut yang cenderung lebih dingin. Lantas bagaimana cara mengatasi hipotermia saat berada di gunung atau tempat yang berpotensi sangat dingin lainnya? Simak penjelasannya berikut ini, ya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Hipotermia?

Sebelum mengetahui cara mengatasi hipotermia saat berada di gunung maupun tempat lain, terlebih dahulu mari kita mengenal secara lebih dekat dengan istilah tersebut. Dijelaskan dalam buku 'Petualangan Alam' karya Muhammad Ihsan, hipotermia merupakan suatu keadaan saat tubuh berada di temperatur yang berada jauh di bawah 35 derajat celcius. Biasanya hipotermia akan muncul saat seseorang tengah berada di tempat-tempat yang dingin maupun basah.

Kemudian YeaRimDang di dalam bukunya 'Why? Survival Science - Ilmu Bertahan Hidup' menjelaskan hipotermia dibagi menjadi tiga tahapan berbeda yaitu ringan, sedang, dan berat. Pada hipotermia ringan seseorang akan mengalami gejala misalnya bibir yang berubah warna menjadi biru, kulit yang memucat, hingga tubuh gemetar. Biasanya pada tahapan ini seseorang yang mengalaminya akan mengantuk dan mengucapkan kalimat yang tidak begitu terdengar dengan jelas.

ADVERTISEMENT

Lalu pada tahapan hipotermia sedang seseorang akan cenderung merasa lesu dan tubuh yang menegang. Bukan hanya itu saja, pupil mata mereka juga akan membesar yang diiringi dengan detak jantung yang melemah dan pernapasan yang semakin mengendur.

Saat kondisi hipotermia ada dalam kondisi berat, seseorang yang mengalaminya tengah berada dalam bahaya. Hal ini dikarenakan mereka cenderung hilang kesadaran dan tekanan darah yang terus menurun. Bahkan parah lagi, dalam kondisi hipotermia berat ada kemungkinan detak jantung yang justru hilang.

10 Cara Mengatasi Hipotermia di Gunung

Tidak hanya dapat diterapkan saat seseorang berada di gunung, beberapa cara mengatasi hipotermia yang akan dipaparkan nantinya juga bisa dilakukan pada situasi lainnya. Berikut beberapa cara mengatasi hipotermia yang perlu diketahui oleh setiap orang.

1. Membuat Api untuk Kehangatan

Masih mengacu dari buku yang sama, salah satu cara mengatasi hipotermia adalah dengan memastikan tubuh tetap hangat. Caranya dengan menyalakan api yang dapat memicu rasa hangat pada tubuh. Cobalah untuk membuat api dengan cara memberikan penghalang di bagian depan api tersebut.

Hal ini dimaksudkan agar angin yang berhembus dapat terhalang, sehingga kehangatan bisa lebih optimal dirasakan. Pastikan agar api tetap menyala agar kehangatan terjaga dengan baik.

2. Pindah ke Tempat Hangat

Apabila tidak memungkinkan menyalakan api, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipotermia. Salah satunya dengan mencari tempat yang lebih hangat.

Menurut buku 'Buku Pertolongan Hipotermia di Gunung' yang ditulis oleh Dr Fitriani Mardiana Hidayat, MKM, saat diri sendiri atau orang lain menunjukkan gejala hipotermia ringan hingga sedang, pastikan untuk segera berpindah ke tempat yang lebih hangat. Misalnya saja tenda yang memungkinkan sirkulasi udara dingin lebih kecil dibandingkan luar tenda.

3. Gunakan Thermal Blanket dan Sleeping Bag

Tidak hanya berpindah ke tempat yang lebih hangat, menggunakan sleeping bag juga perlu untuk dilakukan agar memastikan tubuh bisa mendapatkan kehangatan. Masih mengacu dari buku yang sama, apabila seseorang membawa thermal blanket, maka mereka dapat menggunakannya untuk mengisolasi panas agar suhu tubuh tetap hangat. Barulah kemudian masuk ke dalam sleeping bag untuk menjaga suhu tubuh dapat kembali normal dan tidak semakin parah mengalami hipotermia.

4. Mendekatkan Tubuh

Memastikan tubuh seseorang yang mengalami hipotermia di gunung maupun tempat lain menjadi fokus yang perlu dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut. Tidak hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengalaminya, penanganan hipotermia juga dapat diberikan oleh orang-orang di sekitar.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendekatkan tubuh ke arah seseorang yang mengalami hipotermia. Dr I Khambali, ST, MPPM, dalam bukunya 'Manajemen Penanggulangan Bencana', menjelaskan berbagi panas tubuh dapat menjadi salah satu cara mengatasi hipotermia yang dapat dilakukan oleh orang-orang di sekitar korban.

5. Jaga Kesadaran

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pada kondisi hipotermia berat seseorang dapat mengalami hilang kesadaran. Situasi ini dianggap cukup berbahaya, sehingga orang-orang di sekitarnya perlu untuk menjaga kesadaran mereka yang mengalaminya.

Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk memastikan kesadaran tetap terjaga adalah dengan mengajak bicara dan tidak membiarkan mereka tertidur. Hal ini perlu dilakukan agar metabolisme di dalam tubuh korban tidak ikut mengalami penurunan.

6. Berikan Kompres

Salah satu cara agar membuat suhu tubuh meningkat saat mengalami hipotermia adalah memberikan kompres di beberapa bagian tubuh. Seperti diungkap dalam laman Mayo Clinic, memberikan kompres di area dada, selangkangan, ketiak, hingga leher diharapkan mampu meningkatkan suhu panas di dalam tubuh. Salah satu jenis kompres yang disarankan adalah menggunakan botol yang diisi dengan air panas dan dibalut dengan kain atau handuk.

7. Lepaskan Pakaian yang Basah

Apabila kondisi tubuh korban masih memungkinkan, pastikan untuk melepaskan pakaian yang basah dan menggantinya dengan pakaian kering. Perlu diketahui, kondisi pakaian yang basah menjadi salah satu faktor yang memicu hipotermia, salah satunya saat berada di gunung. Oleh sebab itu, mengganti pakaian yang kering membantu menghentikan pemicu hipotermia itu sendiri.

8. Memantau Tanda Vital

Tidak kalah penting untuk dilakukan, orang-orang di sekitar korban yang mengalami hipotermia juga perlu untuk melakukan pemantauan terhadap tanda vitalnya. Misalnya saja pada pernapasan maupun denyut nadi.

Hal ini perlu untuk dilakukan karena pada kondisi hipotermia yang parah, korban justru kehilangan kesadaran hingga napasnya mulai melemah. American Red Cross memberikan saran agar tidak ragu memberikan pernapasan maupun cardiopulmonary resuscitation atau CPR apabila memang diperlukan.

9. Berikan Minuman Hangat

Selanjutnya setelah memastikan korban dalam kondisi yang sadar dan dapat diajak untuk berkomunikasi, berikan minuman hangat kepada mereka. Hal ini juga dapat berlaku saat hipotermia menyerang diri sendiri.

Mengacu dari buku yang sama, pemberian minuman hangat diharapkan dapat meningkatkan suhu di dalam tubuh. Namun demikian, pastikan untuk tidak memberikan minuman berkafein karena dikhawatirkan justru dapat memperparah gejala hipotermia.

10. Segera Evakuasi dan Bawa ke Dokter

Setelah melakukan tindakan awal penyelamatan terhadap kondisi hipotermia, langkah terbaik yang bisa dilakukan untuk mengatasinya adalah dengan segera mengevakuasi agar dapat dibawa ke dokter atau ahli medis lainnya. Watiek Ideo dan Fitri Kurniawan dalam bukunya 'Jangan Panik 2' menjelaskan apa yang harus dilakukan saat korban yang mengalami hipotermia berada dalam kondisi suhu tubuh yang tidak kunjung meningkat.

Membawanya ke dokter atau ahli medis lain menjadi langkah tepat untuk dilakukan. Pastikan untuk melakukan beberapa cara yang telah dipaparkan sebelumnya sebagai upaya pertolongan pertama.

Demikian tadi rangkuman cara mengatasi hipotermia di gunung yang perlu untuk dipahami setiap pendaki. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan bagi detikers.




(sto/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads