Misteri Makam Mbah Patok Dekat Kuburan Era Kolonial di Klaten

Misteri Makam Mbah Patok Dekat Kuburan Era Kolonial di Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Rabu, 16 Okt 2024 18:30 WIB
Makam Mbah Patok yang berlokasi di kompleks TPU Tegal Binangun, Klaten Utara, Klaten, Rabu (16/10/2024).
Makam Mbah Patok yang berlokasi di kompleks TPU Tegal Binangun, Klaten Utara, Klaten, Rabu (16/10/2024). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng
Klaten -

Sebuah makam tua berada di tengah kompleks pemakaman umum (TPU) Tegal Binangun, Kecamatan Klaten Utara, Klaten. Meskipun lokasinya di TPU milik Pemkab Klaten, makam yang disebut sebagai makam Mbah Patok itu tidak ada yang tahu sosok dan ceritanya.

Makam Mbah Patok berada di TPU sisi barat dekat sungai. Wujud makamnya hanya tersisa tumpukan batu bata besar yang membujur ke utara-selatan.

Ukuran lebar makam dua kali lebar dari umumnya kuburan saat ini meski panjangnya relatif sama. Tidak ada nisan atau tulisan yang tersisa di atasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 15 meter di timur makam Mbah Patok, terdapat puluhan makam plesteran sederhana era kolonial. Sebagian besar tidak ada nama atau nisannya serta tidak terawat.

Namun ada 4 makam yang kondisinya bersih dan terawat. Pada makam itu bertuliskan nama-nama Eropa yang menyerupai Belanda dengan tahun tertua 1843 dan 1943.

ADVERTISEMENT

Tokoh Kampung Mojorejo di utara TPU Tegal Binangun, Nanang, mengaku tidak mengetahui makam dan sosok Mbah Patok. Orang tua-tua di kampung tidak pernah bercerita.

"Kalau sosok dan makam Mbah Patok saya tidak tahu, dengar baru ini. Tapi kalau makam yang disebut makam Belanda memang ada sejak dulu," katanya kepada detikJateng, Rabu (16/10/2024) siang.

Juru kunci TPU Tegal Binangun, Tri Martono, menyatakan tidak ada yang mengetahui pasti sosok dan cerita makam Mbah Patok. Kemungkinan merupakan penduduk awal.

"Mbah Patok itu di sini ya dikenal yang mendirikan, menempati awal daerah sini. Namanya juga Mbah Patok, Kiai Patok, di peta TPU juga tertulis Mbah Patok," tutur Tri kepada detikJateng.

Menurut Tri, meskipun makam paling tua di TPU, tetapi ada yang pernah menziarahi. Buktinya ada taburan bunga di atasnya.

"Terakhir tahun 2019 ada bunga tabur di atasnya, tapi siapa, orang mana tahu. Mau apa keperluannya juga tidak tahu," katanya.

Logikanya, sambung Tri, karena Mbah Patok diyakini cikal bakal sedangkan kuburan kolonial angka tahunnya 1843 maka Mbah Patok lebih tua lagi. Meskipun demikian makam Mbah Patok masih misteri.

"Nggih, nggih (misteri) karena sampai sekarang juga tidak ada yang tahu. Di sini ada makam Belanda dari catatan Pemda ada sekitar 30 an, ini makam tua," lanjut Tri.

Makam Belanda yang masih terawat, kata Tri, masih ada ahli warisnya yang pernah datang dari Belanda berziarah. Namun pihaknya juga belum pernah bertemu menanyakan sejarahnya.

"Mereka datang ke sini malam. Sedangkan kita di sini ada jam kerjanya hanya sampai sore," imbuhnya.

Warga setempat, Pardi, juga menyatakan hal yang sama. Pria 79 tahun itu tidak mengetahui soal Mbah Patok.

"Pun dangu enten tapi mboten ngertos (sudah lama ada tapi tidak ada yang tahu)," ungkap Pardi kepada detikJateng.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads