5 Jenis Sirine Ambulans dan Penjelasan Penggunaannya

5 Jenis Sirine Ambulans dan Penjelasan Penggunaannya

Nur Umar Akashi - detikJateng
Senin, 14 Okt 2024 12:44 WIB
Ilustrasi ambulans di jalan raya
Ilustrasi ambulans. Foto: Getty Images/ananaline
Solo -

Sebagai pengguna jalan, detikers pasti pernah berpapasan dengan ambulans. Tak jarang ambulans tersebut menyalakan sirinenya. Namun, tahukah kamu bahwasanya sirine ambulan ada jenis-jenisnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, ambulans adalah kendaraan (mobil dan sebagainya) yang dilengkapi peralatan medis untuk mengangkut orang sakit, korban kecelakaan, dan sebagainya.

Selanjutnya, sirine adalah alat untuk menghasilkan bunyi yang mendengung keras (sebagai tanda bahaya dan sebagainya). Dalam beberapa kondisi, detikers akan mendengar ambulans di jalanan membunyikan sirinenya sebagai peringatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, ada apa saja jenis sirine ambulans yang dipakai? Mari, simak penjelasan ringkasnya yang telah detikJateng siapkan berikut ini.

Sejarah Sirine Ambulans

Dirangkum dari laman Diac Medical, sirine ditemukan oleh seorang filsuf alam asal Skotlandia, John Robinson. Lalu, pada 1891, sebuah sirine yang telah disempurnakan diketahui bisa menghasilkan suara keras, bahkan di dalam air. Hal inilah yang menjadi asal muasal namanya, sirine diambil dari makhluk mitologi Yunani bernama sama (sirens).

ADVERTISEMENT

Sebelum digunakan untuk ambulans, sirine telah lebih dahulu dipakai selama masa perang. Tujuannya adalah memberitahukan kepada tentara dan warga mengenai bahaya yang akan datang. Baru pada 1970-an lah, kendaraan-kendaraan darurat (termasuk ambulans) memakai sirine.

Jenis Sirine Ambulans

Menurut informasi dari laman Lembaga Kesehatan Mahasiswa (Lakesma) Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, ambulans umumnya punya 5 tipe suara sirine. Kelimanya adalah yelp, wail, horn, hi-lo, dan phaser. Berikut uraian ringkasnya:

1. Yelp

Dikutip dari LED Equipped, yelp adalah tipe sirine yang paling umum dan sering terdengar. Ciri khasnya adalah berganti-ganti antara nada tinggi dan rendah dengan sangat cepat. Dengan pergantian suara yang cepat, yelp dipakai saat berada di persimpangan.

Selain biasa dipakai ambulan, yelp juga sering digunakan oleh polisi dan lembaga penegak hukum lainnya. Sebab, dengan menyalakan sirine ini, jalanan bisa segera 'dibersihkan' secara lebih mudah.

2. Wail

Jenis sirine ambulans kedua adalah wail. Tipe suara sirine ini cukup mirip dengan yelp, yakni sama-sama memakai kombinasi nada hi-lo untuk menarik perhatian. Adapun perbedaan antara yelp dan wail bisa dilihat dari segi kecepatan dan durasi pemakaiannya.

Bila yelp normalnya dipakai agar bisa menangani kondisi macet jarak dekat dengan cepat, wail sering digunakan dari jarak jauh. Maksudnya, ketika ambulans yang tengah bertugas datang dari jauh, ia akan segera menyalakan tipe sirine satu ini. Biasanya, wail digunakan di jalur yang lurus.

3. Horn

Berikutnya, ada horn yang berbunyi layaknya klakson. Sirine satu ini akan digunakan untuk memberi peringatan tambahan, utamanya jika suara sirine tidak digubris oleh para pengguna jalan.

4. Hi-Lo

Pola sirine hi-lo sangat mirip dengan yelp dan wail. Namun, hi-lo tidak akan membuat orang yang mendengarnya merasa terdesak. Oleh karena itu, hi-lo tidak digunakan dalam situasi darurat yang butuh kecepatan.

5. Phaser/Piercer

Phaser adalah tipe sirine ambulans yang punya frekuensi paling tinggi. Pola nada phaser umumnya digunakan di lingkungan perkotaan yang padat dengan lalu lintas merangkak dan punya banyak suara gangguan (noise).

Nah, untuk menembus kebisingan, kemacetan, dan segala macam hiruk-pikuk kota tersebut, phaser/piercer digunakan. Dengan membunyikan phaser, ambulans bisa dengan cepat 'meminta' perhatian dari pengendara lain sehingga memudahkan perjalanannya.

Etika Berkendara Saat Ada Ambulans

Diambil dari laman MFI Automotive Group, ketika ada kendaraan emergency melintas, baik itu berupa ambulans maupun mobil pemadam kebakaran, seorang pengendara harus paham apa yang mesti dilakukannya. Berikut poin-poin pentingnya yang perlu detikers catat dan terapkan:

  • Jika mendengar sirine dari arah belakang, pelankan laju kendaraan. Lalu, segera menepi atau memberi jalan untuk ambulans tersebut lewat. Perlu diingat bahwasanya berhenti mendadak harus dihindari karena justru membahayakan.
  • Saat sirine mulai terdengar, sesegera mungkin, menepi ke arah kiri jalan. Jika bagian kiri kendaraanmu dipenuhi mobil atau motor lain, beri sinyal dengan lampu sen agar sopir ambulans paham arah gerakmu.
  • Apabila kendaraan darurat seperti ambulans telah menyalip dan kini berada di depanmu, beri jarak. Tujuannya adalah memberikan ruang gerak yang cukup luas untuk si ambulans bermanuver.
  • Jangan coba-coba mengikuti ambulans atau kendaraan darurat lainnya hanya karena detikers ingin menerobos kemacetan. Hal ini justru akan membahayakan diri sendiri maupun pengendara lainnya.

Nah, itulah penjelasan ringkas mengenai 5 jenis sirine ambulans dan penggunaannya yang perlu detikers ketahui. Semoga pembahasannya bermanfaat, ya!




(par/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads