Haul Al Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi ke-113 akan diselenggarakan di Masjid Riyadh, Pasar Kliwon, Solo, 20-24 Oktober 2024. Jika hendak menghadiri haul tersebut, detikers juga berkesempatan singgah ke Masjid Jami' Assagaf, salah satu masjid kondang di Solo yang dapat banyak review positif di Google Maps.
Masjid Jami' Assagaf juga beralamat di Pasar Kliwon, tak jauh dari Masjid Riyadh. Dilihat detikJateng di Google Maps pada Selasa (1/10/2024) lalu, Masjid Jami' ini rata-rata mendapat 4,9 bintang (maksimal 5 bintang) dari 1.447 netizen.
"Saya langsung merasa nyaman ketika pertama kali ke sini. Masjidnya terawat. Mulai dari karpet sajadah yang selalu bersih dan empuk, ehehe. Hingga fasilitas lain seperti pendingin ruangan dan area wudu. Pernah ikut kajian menjelang buka puasa di sini sekalian ikut bukbernya. Saya menyukai keramahan di sini, adem rasanya. Jadi kami tidak sekadar datang buat makan gratis, tapi ada nilai silaturahminya," tulis akun @Aro*** di kolom review Google Maps.
detikJateng mengunjungi masjid yang berada di Jalan Kapten Mulyadi No 190, Pasar Kliwon, Solo, ini pada Selasa (1/10) lalu. Suasana nyaman langsung terasa saat memasuki area Masjid Jami' Assagaf.
Tempat wudu dan kamar mandinya berada di basement, terpisah antara laki-laki dan perempuan. Tangga sisi utara untuk jemaah laki-laki dan tangga sisi selatan untuk jemaah perempuan.
Usai detikJateng berwudu saat waktu Asar tiba, beberapa orang menyalami dan menyapa dengan ramah. Begitu pula saat menunggu ikamah, para jemaah tampak saling bersalaman.
Masjid Jami' Assagaf memiliki dua lantai yang semi terbuka, sehingga sirkulasi udaranya terjaga. Ruang utamanya di lantai satu, dikelilingi serambi, untuk saf salat jemaah laki-laki. Sedangkan saf jemaah wanita menempati sisi selatan yang sejajar dengan serambi depan.
Untuk menuju lantai dua, terdapat dua tangga. Di lantai atas terdapat satu ruangan semi terbuka dan satu ruangan tertutup berpendingin udara dengan beberapa kursi dan papan tulis untuk aktivitas Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ).
Sejarah Masjid Jami' Assagaf
Tim Pelaksana Harian Sekretariat Yayasan Masjid Jami Assagaf, Ridho Wicaksono mengatakan pendirian masjid ini bermula pada tahun 1920-an. Kala itu ada tokoh dari Gresik, Jawa Timur, Habib Abu Bakar Assegaf, yang datang ke Solo hendak mengunjungi teman atau kerabatnya.
"(Pembangunan masjid) Sekitar tahun 1920-an, di saat itu masih ada kerajaan yang legit (yaitu) Kasunanan Surakarta. Di saat itu rajanya Pakubuwono X, Raden Mas Malikul Kusno," kata Ridho kepada detikJateng, Selasa (1/10) lalu.
"Raja waktu itu memiliki kerabat yang sedang sakit. Didatangkanlah Habib Abu Bakar Assegaf yang kemudian meminta air dari keraton, kemudian didoakan dan diminumkan ke kerabatnya. Alhamdulilah sembuh," sambungnya.
Singkat cerita, Pakubowono X lalu memberi hadiah berupa sebidang tanah untuk sang Habib.
"Habib Abu Bakar niatnya membangun masjid. Jadilah Masjid Assegaf, tapi yang sana (utara), dari mihrab tempat imam sampai menara. Dibangun sekitar tahun 1920-an," ujar Ridho.
"(Legalitas yang diberikan pada waktu itu) Pikukuh. Pikukuh itu surat keterangan dari keraton kalau dijadikan masjid itu berarti terbebas dari PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Sekarang statusnya wakaf semua, tidak ada yang atas nama pribadi," imbuh dia.
Ridho menjelaskan, masjid ini kemudian mengalami perluasan pada tahun 1970-an. Bagian yang ditambahkan adalah sisi selatan dan pembangunan lantai dua.
"Sisi selatan yang dipakai untuk (saf) perempuan itu dibangun 1970-an. Kemudian juga yang memprakarsai lantai dua waktu itu Habib Abdul Qodir Assegaf," ucap Ridho.
Untuk diketahui, Habib Abdul Qodir Assegaf ialah ayah dari Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.
Mengenai adanya beberapa netizen yang menyebut Masjid Jami' Assagaf didirikan oleh Habib Abdul Qadir Assegaf di kolom review Google Maps, Ridho mengatakan pendapat itu tidak tepat. Dia bilang, Habib Abdul Qodir Assegaf dulu imam di Masjid Jami' Assagaf, tapi bukan selaku pendiri masjidnya.
"Abdul Qodir Assegaf itu ayahnya Habib Syech yang pernah jadi imam masjid sini dan meninggal di mihrab waktu mengimami salat Jumat saat sujud," kata Ridho.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(dil/apu)