Perbedaan Fatherless dan Daddy Issues, Orang Tua Wajib Tahu!

Anindya Milagsita - detikJateng
Jumat, 11 Okt 2024 16:22 WIB
Ilustrasi ayah dan anak. (Foto: Getty Images/iStockphoto/kieferpix)
Solo -

Fatherless dan daddy issue merupakan istilah yang tidak terlepas satu sama lain karena berkaitan dengan figur seorang ayah di dalam sebuah keluarga. Namun, mungkin tidak sedikit orang yang menyimpan rasa penasaran mengenai perbedaan fatherless dan daddy issues, sehingga berikut akan dipaparkan penjelasannya.

Sebagaimana diketahui, di dalam hidup seorang anak diperlukannya sosok panutan yang biasanya berasal dari orang tua mereka. Namun demikian, terdapat situasi tertentu yang membuat anak-anak justru harus kehilangan kesempatan itu. Tidak terkecuali bagi mereka yang mengalami fatherless atau daddy issues. Meskipun sepintas tampak serupa, ternyata dua istilah tersebut merupakan hal yang berbeda.

Lantas seperti apa perbedaan fatherless dan daddy issues yang perlu untuk diketahui bagi setiap orang? Sebagai cara untuk mengetahui jawabannya, terdapat rangkuman informasi yang akan dipaparkan melalui artikel ini. Mari simak baik-baik penjelasannya berikut.

Apa Itu Fatherless?

Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan fatherless dan daddy issues adalah dengan memahami makna masing-masing istilah tersebut. Cambridge Dictionary mendefinisikan fatherless sebagai tanpa ayah. Sementara itu, fatherless menurut Oxford Dictionary adalah tanpa ayah yang berkaitan dengan situasi karena sudah meninggal maupun tidak tinggal bersama dengan anak-anaknya.

Meskipun dari segi bahasa fatherless berkaitan tidak adanya sosok ayah, ternyata istilah fatherless yang selama ini berlaku di kalangan masyarakat memiliki makna yang lebih mendalam. Seperti diungkap dalam buku 'Keistimewaan Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak' oleh Indra Mulyana, fatherless merupakan sebuah fenomena yang membuat anak seolah-olah sudah kehilangan figur seorang ayah.

Padahal ayah dari anak-anak tersebut masih ada secara fisik dan tidak jarang senantiasa ada di hadapannya. Namun demikian, keberadaan sosok yang dijuluki sebagai ayah tersebut seperti tidak ada. Hal ini dikarenakan ketiadaan perannya sebagai seorang ayah bagi anak-anaknya.

Meskipun begitu, istilah fatherless juga berlaku bagi anak-anak yatim yang sudah tidak memiliki ayah. Situasi tersebut membuat anak-anak kehilangan sumber rasa aman mereka. Sayangnya, pada situasi tertentu anak-anak dengan kondisi fatherless justru mengalami sejumlah dampak yang kurang baik, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan mentalnya.

Sementara itu, dijelaskan dalam laman Psychology Today bahwa menurut US Census Bureau's yang diadakan pada tahun 2022 lalu menunjukkan data satu dari empat anak di Amerika Serikat tinggal di rumah tanpa ayah kandung maupun angkat. Situasi tersebut dapat memicu dampak tersendiri bagi anak-anak yang dibesarkan tanpa seorang ayah. Misalnya saja harus menghadapi kesulitan secara finansial hingga memiliki masalah terhadap perilaku mereka.

Bahkan fatherless yang dialami oleh anak perempuan cenderung menimbulkan luka yang lebih dalam. Mengapa? Susan Schwartz selaku seorang psikoterapis menjelaskan ketidakhadiran sosok ayah di dalam hidup anak perempuan membuat mereka cenderung mengalami kesulitan dalam menghadapi masalah di lingkungan sosial. Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kekurangan di dalam dirinya atas ketidakhadiran figur seorang ayah.

Apa Itu Daddy Issues?

Setelah mengetahui secara lebih dekat dengan fatherless, terdapat istilah lain yang berkaitan dengan sosok ayah. Istilah tersebut adalah daddy issues. Mengutip dari laman Very Well Mind, daddy issues merupakan sebuah kondisi yang mana anak-anak memiliki hubungan yang tidak sehat bersama dengan ayah mereka.

Tidak sedikit anak yang bermasalah dengan ayah mereka, sehingga mereka menghadapi kesulitan tersendiri saat mengenal kehidupan sosial di usia yang semakin dewasa. Kemudian dijelaskan juga bahwa daddy issues melibatkan hubungan di antara orang tua dan anak yang tidak sehat. Hal inilah yang membuat anak-anak cenderung tidak memiliki rasa percaya terhadap orang tuanya, terutama ayah mereka.

Ada berbagai penyebab yang membuat anak-anak dapat mengalami daddy issues. Misalnya saja saat anak-anak cenderung dekat dengan ayah mereka, tetapi hubungan tersebut justru cenderung ke arah yang romantis. Kemudian daddy issues juga dapat terjadi saat anak-anak pernah mendapatkan pelecehan seksual dari ayah mereka sendiri. Baik itu ayah kandung maupun ayah tiri.

Selain situasi yang buruk, ternyata daddy issues juga berkaitan dengan sosok ayah yang tidak pernah ada untuk anak-anaknya. Meskipun ayah mereka masih hidup, tetapi karena alasan tertentu anak-anak cukup jarang bertemu dengan ayah mereka. Entah itu karena urusan pekerjaan, sengaja meninggalkan, atau tidak dapat diandalkan.

Kemudian dijelaskan dalam laman Psychology Central, sosok ayah yang kerap berperilaku kasar terhadap anaknya dapat mendorong perilaku daddy issues. Tidak hanya kekerasan secara fisik semata, tetapi juga verbal maupun emosional. Alih-alih merasa nyaman, anak-anak yang mengalami daddy issues justru menganggap ikatan dengan ayah mereka adalah sesuatu yang tidak aman.

Perbedaan Fatherless dan Daddy Issues

Merujuk dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa istilah fatherless dan daddy issues merupakan hal yang berbeda. Fatherless merujuk pada perilaku saat figur seorang ayah tidak dapat dirasakan oleh anak-anak mereka, meski sosok tersebut secara fisik masih ada. Tidak hanya itu saja, fatherless juga dapat dialami oleh anak-anak yang telah kehilangan sosok ayah mereka karena telah tiada.

Berbeda dengan daddy issues yang dapat dimaknai sebagai hubungan anak dan ayah yang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Sejumlah perilaku sang ayah yang cenderung tidak dapat dijadikan sebagai panutan bagi anak-anak merekalah yang membuat daddy issues bisa terjadi.

Namun demikian, meskipun kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, tetapi dampak yang dihasilkan tidak jauh berbeda. Anak-anak yang mengalami fatherless maupun daddy issues cenderung mengalami kesulitan saat tumbuh dewasa. Tidak hanya dilingkupi dengan trauma, tetapi juga kesulitan yang berkaitan dengan kesejahteraan mentalnya.

Masih mengacu dari sumber yang sama, setiap anak yang mengalami fatherless atau daddy issues perlu menyembuhkan luka yang dialami oleh mereka. Salah satunya dengan menemui terapis hingga profesional di bidang kesehatan mental lain. Hal ini diharapkan agar mereka dapat mengubah pandangan mereka terhadap masa kecil, diri sendiri, hingga apa yang terjadi berkaitan dengan hubungan bersama ayah mereka.

Itulah tadi rangkuman penjelasan mengenai perbedaan fatherless dan daddy issues. Semoga informasi ini mampu menjawab rasa penasaran detikers, ya.



Simak Video " Video: Melihat Antusiasme Ayah saat Antar Anak di Hari Pertama Sekolah"

(sto/apu)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork