Apa Itu Pink Tax? Ini Pengertian, Dampak-Tips Mengatasinya agar Keuanganmu Aman

Apa Itu Pink Tax? Ini Pengertian, Dampak-Tips Mengatasinya agar Keuanganmu Aman

Nur Umar Akashi - detikJateng
Minggu, 06 Okt 2024 14:10 WIB
Ilustrasi Belanja
Ilustrasi perempuan belanja. Foto: Getty Images/iStockphoto/twinsterphoto
Solo -

Berbicara tentang perang harga dan kegiatan jual-beli dalam kehidupan sehari-hari, pernahkah detikers mendengar istilah pink tax? Untuk memahaminya, simak pengertian, dampak, hingga tips mengatasinya berikut ini!

Dirujuk dari Bankrate, istilah pink tax atau 'pajak merah muda' ini pertama kali dipopulerkan pada pertengahan tahun 1990-an. Kepopulerannya kala itu disebabkan pengesahan Undang-Undang Pencabutan Pajak Gender (Gender Tax Repeal Act) pada 1995 di California.

Lebih lanjut, dikutip dari The Varsity, di Kanada, pada 2005 silam, Ontario berupaya memperkenalkan rancangan undang-undang dalam rangka menghentikan penerapan pink tax ini. Namun, kendati dirujuk ke komite tetap (standing committee), tidak ada aksi lebih lanjut mengenai rancangan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa sampai dilarang? Apakah pink tax merupakan suatu hal yang menyebabkan kerugian? Di bawah ini telah detikJateng siapkan pembahasan lengkapnya, meliputi pengertian, dampak, serta tips mengatasinya.

Pengertian Pink Tax

Diambil dari laman resmi Universitas Binus, pink tax adalah diskriminasi harga yang diberlakukan untuk produk-produk khusus wanita. Artinya, untuk barang yang sama, dengan merk dan kualitas sama pula, suatu produk untuk wanita dipasarkan dengan harga lebih mahal ketimbang pria.

ADVERTISEMENT

Adapun menurut penjelasan dalam laman World Economic Forum, pink tax adalah ketimpangan harga dengan kondisi lebih mahal untuk wanita. Padahal, barang yang dipakai oleh pria maupun wanita tersebut sama.

Sejatinya, kondisi timpangnya harga antara produk wanita dan pria ini bisa ditemui di berbagai sektor ekonomi. Namun, contoh paling mudahnya dapat detikers jumpai pada bahan atau alat untuk merawat diri, seperti pisau cukur, deodoran, dan sabun khusus pria atau wanita.

Misalnya, di Amerika Serikat, sebuah studi menemukan fakta bahwasanya dari 800 produk khusus gender yang dianalisis, produk perawatan pribadi untuk wanita dibanderol 13% lebih mahal. Adapun untuk aksesori dan pakaian dewasa, secara berurutan, wanita dibebani harga lebih mahal, yakni 7% dan 8%.

Untuk lebih konkritnya, berikut ini sejumlah perbandingan rata-rata harga beberapa barang yang dikutip dari Rocket Money:

  • Pisau cukur: pria 7.99 dollar, sedangkan wanita 8.90 dollar
  • Deodoran: pria 4.75 dollar, sedangkan wanita 4.91 dollar
  • Sampo dan kondisioner: pria 5.68 dollar, sedangkan wanita 8.39 dollar
  • Sepeda dan skuter: pria 81.90 dollar, sedangkan wanita 86.72 dollar

Dampak Pemberlakuan Pink Tax

Kembali diringkas dari World Economic Forums, pink tax telah memberi beban tambahan kepada kondisi ekonomi para perempuan di seluruh dunia. Lebih-lebih, dalam beberapa hal, perempuan masih mengalami diskriminasi penghasilan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan seorang anggota kongres AS yang mengusung rancangan Undang-Undang Pencabutan Pink Tax, Jackie Speier dari California,

"The pink tax is blatantly discriminatory, affecting women from all walks of life from the cradle to the grave (pink tax jelas-jelas diskriminatif, memengaruhi perempuan dari semua lapisan masyarakat, dari lahir hingga meninggal)," jelasnya dikutip pada Minggu (6/10/2024).

Lebih lanjut, diringkas dari Euro News, dengan semakin banyaknya uang yang harus dikeluarkan para wanita demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya, kondisi ekonomi mereka bisa memburuk. Terlebih jika pajak ini berlaku di negara yang biaya hidupnya tinggi akibat inflasi.

Dampak lanjutan dari melemahnya ekonomi para wanita ini adalah kesehatan mental. Sebagai contoh, survei dari Bankrate pada 2022 lalu menunjukkan bahwa uang adalah salah satu penyebab stres paling umum di Amerika Serikat. Bahkan, 82% responden menyebut bahwa mereka merasa cemas, kurang tidur, stres, dan depresi karena urusan uang ini.

Penerapan pink tax yang berkelanjutan juga akan memperparah isu-isu seputar gender lainnya, seperti upah. Pasalnya, pink tax akan memicu perasaan frustasi dan marah bagi para wanita yang mau tidak mau harus terus mengeluarkan uang lebih banyak demi kebutuhan pribadinya.

Tips Mengatasi Pink Tax

Dirangkum dari Money Smart Manitoba, ada beberapa langkah yang para wanita bisa tempuh untuk mengatasi pink tax, yakni:

  1. Pastikan untuk melakukan survei terhadap harga-harga produk yang berlaku. Setelah itu, bandingkan harga antara satu produk dengan lainnya. Dengan cara ini, detikers bisa mengidentifikasi produk dengan kualitas dan komponen sama yang tidak dipengaruhi pink tax.
  2. Beli produk netral gender atau khusus pria jika memungkinkan. Pasalnya, dengan menerapkan tips ini, kamu bisa menghemat uang sebaik mungkin.
  3. Negosiasi harga. Terutama barang-barang seperti mobil atau rumah, jangan takut untuk melakukan negosiasi harga kepada sang penjual.

Adapun untuk pemerintah, sebagaimana diringkas dari Jurnal Unnes Law Review bertajuk 'Diskriminasi Harga Berbasis Gender (Pink Tax): Pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Konsumen' oleh Ammi Yustisha, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yakni:

  1. Menetapkan kebijakan dan regulasi untuk melarang praktik diskriminasi harga berbasis gender.
  2. Mengawasi dan menegakkan hukum terhadap regulasi yang melarang penerapan pink tax.
  3. Melakukan sosialisasi dan pendidikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pink tax yang merugikan hak konsumen.
  4. Menjalin kerja sama dengan pelaku usaha untuk mengurangi praktik pink tax.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai pink tax, mulai dari pengertian hingga tips mengatasinya. Semoga pembahasannya menambah pengetahuan detikers, ya!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads