Cerita Vio Ikuti Burung Saat Hilang di Gunung Slamet: Jalan yang Dipilih Jelek!

Tim detikJateng - detikJateng
Kamis, 10 Okt 2024 09:38 WIB
Momen haru pendaki asal Kota Semarang, Naomi Daviola (17) dan ibunya Dwi Ningsih (40) saat menangis sambil berpelukan, Rabu (8/10/2024). Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng
Solo -

Naomi Daviola Setyanie alias Vio (17) yang sempat hilang saat mendaki di Gunung Slamet mengaku dua kali bertemu burung yang menurutnya seolah menunjukkan arah. Tapi burung itu lewat jalan yang jelek, sehingga pendaki asal Kota Semarang itu mengalami luka-luka saat mengikutinya. Begini ceritanya.

Vio mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga, pada Sabtu (5/10). Sempat tersesat 3 hari 2 malam, siswi SMKN 3 Semarang akhirnya ditemukan tim pencari di Pos 7 Gunung Slamet pada Selasa (8/10) sore. Dia tiba di rumahnya di Kelurahan Karangroto, Genuk, pukul 23.30 WIB, Selasa (8/10).

Vio ikut pendakian bersama ke Gunung Slamet dengan orang yang ia kenal di TikTok. Vio berangkat sendiri dari Semarang naik motor menuju jalur pendakian Bambangan, Purbalingga, pada Sabtu (5/10). Dia bertemu dengan pendaki lain di basecamp jalur tersebut.

Vio bilang, ada tiga kelompok dalam pendakian bersama itu. Mereka memulai pendakian pada pukul 23.45 WIB, Sabtu (5/10). Setelah sampai puncak Gunung Slamet pada Minggu (6/10) sekitar pukul 12.00 WIB, mereka segera turun.

Vio tergabung di kelompok 3 yang terdiri dari 7 orang. Tapi tiga orang di antaranya turun duluan. Sementara Vio bersama dua laki-laki dan satu perempuan lainnya baru naik ke puncak saat ketiga orang itu sudah turun.

"Kita naik berempat, terus turun kita berempat, kita gandengan. Mas-mas rambut pirang duluan, saya mau nyusul, saya kira saya bisa nyusul tapi ternyata nggak. Saya capek, saya istirahat dulu," kata Vio saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (9/10/2024).

"Saya nengok ke belakang masih ada orang. Tapi nengok lagi yang ketiga (kali) itu sudah nggak ada (orang). Depan awalnya ada orang itu juga nggak ada. Cerita mereka (dua orang di belakangnya) juga sama, mereka nengok ke saya yang ketiga (kali) itu udah nggak ada," sambung dia.

Setelah menyadari tidak ada orang lain di sekitarnya, Vio mulai panik dan berteriak minta tolong. Namun tak seorang pun yang dia temui di tengah hutan itu.

"Itu hari Minggu, saya mikirnya harus ndampingi anak-anak ke gereja, kalo nggak ada nanti siapa yang mendampingi. Yang kepikiran itu pokoknya ke gereja, ke gereja. Mau turun juga nggak bisa, karena depan saya full hutan, harusnya nggak gitu," ujar dia.

"Kemarin ada yang bilang saya ambil jalur kanan, padahal nggak, saya ambil jalur tengah. Bingung harus ke mana, lewat mana, benar-benar sendiri di sana," imbuhnya.

Vio lalu mencoba mencari jalan keluar dengan terus menyusuri hutan itu sampai bawah. Dia lalu menjumpai pagar yang entah akan tembus ke mana, dia pun memutuskan kembali naik.

"Tapi semakin saya naik, semakin treknya naik. Jadi kita ngejar sesuatu yang nggak bisa kita kejar. Karena saya capek saya berhenti, saya ke sana kemari lihat-lihat sekitar," kata Vio.

Saat itu hujan mulai turun. Memakai jas hujan, Vio memutuskan duduk dan beristirahat. Dia tak menyangka melewati malam sendirian di Gunung Slamet yang baru sekali itu dia daki.

"Terus akhirnya turun, istirahat tapi nggak bisa benar-benar tidur. Cuma nyandar di batu pakai tongkat trekking pole. Setahu saya yang saya dudukin itu jeglong, tapi waktu bangun (Senin, 7/10) udah gundukan tanah. Di situ saya liat sunrise, nggak bisa foto karena HP mati dari Minggu, powerbank nggak tahu di mana juga," paparnya.

Saat itulah seekor burung muncul di hadapannya secara tiba-tiba.

"Saya lihat ke depan ada burung, saya ngerasa diarahin ke bawah, saya ikutin, dia turun aku turun. Dia naik aku naik. Tapi jalan yang dipilih jelek, jadi saya sampai luka-luka," ujar Vio.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/rih)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork