Kebakaran kandang ayam pedaging di Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, Klaten menghanguskan 40 ribu ayam dengan kerugian mencapai Rp 4 miliar. Saat kejadian kandang sedang ditinggal pemiliknya makan malam.
"Saat kejadian saya itu lagi makan, di situ, di samping kecamatan. Saya dikabari terus saya ke sini," ungkap pemilik kandang, Firmansyah (40), Jum'at (4/10/2024) malam.
Diceritakan Firman, begitu mendapat kabar dirinya langsung ke kandang tetapi api sudah besar. Dirinya kemudian melaporkan ke kantor Damkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ke sini tidak nyandak, lalu saya telepon Damkar. Ada APAR-nya, sudah difungsikan tapi nggak nutut (sampai)," jelas Firmansyah.
Meskipun disemprot APAR, sambung Firmansyah, api tetap membesar karena blower juga menyala. Apalagi di kandang ada sekam yang kering.
"APAR-nya 5 kilogram tapi tidak nututi. Sekamnya juga kering jadi tetap besar," kata Firmansyah.
Api, sebut Firmansyah, berasal dari tabung gas alat pemanas yang bocor. Gas bocor tersebut menyahut ke pemanas sehingga muncul api.
"Saya itu tiap hari di sini, pulang habis Maghrib. Ini gasnya bocor nyahut ke heater, padahal ayamnya baru umur seminggu lebih jadi sekamnya masih kering," imbuh Firmansyah.
Anggota Damkar Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Edy Setyawan, mengatakan tidak ada kendala dalam penanganan. Tiga unit mobil pemadam dikerahkan.
"Ada tiga mobil dikerahkan, untuk kendala tidak ada. Yang terbakar sekitar 90 persen," jelas Edy.
Sebelumnya diberitakan, kandang ayam pedaging di wilayah Desa Kenaiban, Kecamatan Juwiring, Klaten, terbakar. Pemiliknya menaksir kerugian akibat peristiwa itu mencapai Rp 3-4 miliar.
Warga sekitar, Joko (63) mengatakan kebakaran itu diketahui sekitar Isya. Saat itu dirinya sedang lewat jalan sebelah barat lokasi kandang ayam tersebut.
"Saya lewat lihat api membesar dari jauh. Api dari itu (bagian selatan kandang) terus ke sana (utara)," kata Joko kepada detikJateng di lokasi, Jumat (4/10) malam.
(apl/apl)