Mahasiswa Semarang 3 Kali Tanya soal Bunuh Diri Sebelum Akhiri Hidup di Kos

Mahasiswa Semarang 3 Kali Tanya soal Bunuh Diri Sebelum Akhiri Hidup di Kos

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Jumat, 04 Okt 2024 19:19 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bunuh diri. Foto: Dok.Detikcom
Semarang -

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

F (20) yang ditemukan tewas bunuh diri di kosannya kawasan Kelurahan Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, sempat mengaku lelah. Hal itu diungkapkan kakak kandung korban, Dedi (27).

Dedi mengungkapkan dirinya terakhir kali bertemu dengan korban pada Sabtu (28/9) lalu. Menurut Dedi, dalam pertemuan itu mereka sempat berbincang secara baik-baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Adik saya itu memang tertutup. Introvert banget. Terakhir ketemu Sabtu (28/9) kemarin. Masih sempat ketemu baik-baik, ngobrol baik-baik," kata Dedi ditemui awak media di kos korban, pada Jumat (5/10/2024).

Dalam perbincangan itu, Dedi sempat merasa ada sesuatu yang janggal terkait adiknya itu. Dikatakannya, korban sempat beberapa kali bertanya terkait bunuh diri, hingga mengaku lelah.

ADVERTISEMENT

"Sebelumnya kan kita tuh bukan religius banget lah konteksnya. Dia tanya gini 'Salah nggak sih bunuh diri, terus aku nasehatin 'salah lah, bakal masuk neraka. Kamu kenapa sih bilang gitu?'. 'Nggak apa-apa nanyain aja' katanya," ungkap Dedi menirukan F.

"Terus dia bahas-bahas lagi 'Aku capek', kata dia capek. Aku tanya kenapa terus, tapi dia (bilang) capek aja, benar-benar capek. Anaknya nggak mau cerita," lanjut dia.

Dedi mengatakan, korban memang bersifat pendiam dan jarang bercerita panjang ataupun mengobrol jika tak diajak ngobrol lebih dulu. Namun, ia tetap tak menyangka adiknya itu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di kamar kos.

"Lebih dari tiga kali dia itu nanya 'Enak enggak sih bunuh diri, kayak plong nggak sih' kayak gitu. Nggak ada feeling sama sekali, benar-benar dia cuma bilang capek doang," jelasnya.

Puncaknya, F mulai tak bisa dihubungi keluarga pada Rabu (3/10) lalu. Keluarga lantas mulai menaruh curiga, sehingga meminta tolong pengelola kos untuk mengecek kondisi F.

"Biasanya di-WA balas, tapi ini di-WA bapak nggak balas, di-chat kakaknya nggak. Bapak suruh ibu kos coba crosscheck dulu. Kok lampu mati nggak kayak biasanya," terangnya.

"Digedor-gedor Ibu Kos lewat pintu belakang, kok ada tali di pintu. Pas didobrak kebuka pintunya, keluar kakinya, ternyata sudah bunuh diri," sambungnya.

Ia mengaku tak mengetahui alasan adik bungsunya itu memutuskan untuk menyudahi hidupnya. Namun, secara tegas ia membantah dugaan yang beredar di media sosial bahwa adiknya terlilit pinjaman online (pinjol) atau judi online (judol).

"Untuk pinjol, adik saya nggak pernah pinjol. Bahkan adik saya bendahara dan dipercaya megang duit Rp 16 juta, karena anak ini benar-benar nggak neko-neko. Dan pada akhirnya uang itu memang kembali," imbuh Dedi.




(cln/aku)


Hide Ads