Lecehkan Puluhan Siswi, Guru BK SMAN 3 Kota Pekalongan Dimutasi

Robby Bernadi - detikJateng
Kamis, 03 Okt 2024 19:38 WIB
Alumni SMAN 3 Kota Pekalongan mengirim belasan karangan bunga untuk merespons dugaan oknum guru BK yang melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada sejumlah siswi, Kamis (3/10/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Kota Pekalongan -

Oknum guru bimbingan konseling (BK) SMAN 3 Kota Pekalongan yang diduga melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada sejumlah siswinya mulai hari ini ditarik ke Kantor Cabang Dinas di Kendal. Sementara itu, SMAN 3 kedatangan sejumlah karangan bunga sejak kemarin malam.

"Guru yang bersangkutan saat ini dikantorkan di cabang dinas, dimutasikan sampai menunggu keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Ya, per hari ini," kata Kepala SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (3/10/2024) sore.

Yulianto mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari propinsi terkait persoalan tersebut.

"Saya menunggu saja, kami PNS ya menunggu perintah," ujar dia.

Alumni SMAN 3 Kota Pekalongan mengirim belasan karangan bunga untuk merespons dugaan oknum guru BK yang melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada sejumlah siswi, Kamis (3/10/2024). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

Menurut Yulianto, suasana di sekolahnya sudah berlangsung lancar seperti biasa.

"Alhamdulillah kondusif, sudah normal. KBM (kegiatan belajar mengajar) berjalan baik dan lancar," ucapnya.

Sehari sebelumnya, Rabu (2/10), sejumlah siswa SMAN 3 Kota Pekalongan menggelar aksi demo di sekolah. Mereka menuntut sekolah memberi sanksi pada oknum guru Bimbingan Konseling (BK) yang berinisial S. S dituding telah melakukan pelecehan seksual secara verbal ke puluhan siswi.

Setelah aksi demo siswa kemarin, SMAN 3 Kota Pekalongan kedatangan sejumlah alumni. Ada juga yang mengirim karangan bunga dengan pesan 'turut berduka' dan lain-lain.

"Ya wajar, (bentuk) kepedulian. Mereka (alumni) meminta keterangan dari sekolah. Ya alumni dan para orang tua juga menyadari hal itu," kata Yulianto.

Karangan Bunga dari Alumni

Pantauan detikJateng, Kamis (03/10) sore, belasan karangan bunga itu ditata di halaman sekolah. Pengirimnya para alumni.

Sebagian karangan bunga itu bertulisan 'turut berduka cita atas gugurnya moral oknum guru SMA di sini', 'turut berduka cita atas terjadinya pelecehan seksual di lingkungan sekolah #Usut Tuntas', 'selamat memasuki masa purna tugas akibat minimnya moral dan keimanan oknum guru terhadap murid', dan lain-lain.

Selain mengirim karangan bunga, para alumni juga akan memberi pendampingan kepada siswa SMAN 3 Kota Pekalongan, termasuk penanganan yang akan melibatkan psikolog. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Keluarga Alumni SMAN 3 Pekalongan, Untung.

"Ya dari alumni. Karangan bunga datang ke sekolah sejak kemarin sore sebagai bentuk untuk menyemangati adik-adik, bahwa kakaknya peduli. Sebagai bentuk solidaritas, dukungan moral, dan ini menjadi tamparan keras juga," kata Untung.

"Sejak kemarin ada aksi, kami mendampingi penuh adik-adik. Kami mendampingi mereka agar tidak tidak trauma, mendampingi mereka untuk berani mengungkapkan apa yang dialami. Di alumni ini ada psikolog dan lawyer, kami akan melakukan mitigasi awal," sambungnya.

Data yang dihimpun pihak alumni, jumlah korban pelecehan verbal itu bertambah. Dari semula 20 anak menjadi 32 anak.

"Kemarin 20, tadi informasi dari orang tua ada tambahan 12, jadi total 32. Artinya korban sudah mulai berani buka suara," jelas Untung.

Guru BK SMAN 3 Kota Pekalongan Disebut Lecehkan Puluhan Siswi

Dalam aksi demo yang digelar di lapangan basket sekolah kemarin, para siswa membawa sejumlah tulisan berisi tuntutan kepada sekolah untuk memberikan sanksi kepada S.

Menurut para murid, dugaan pelecehan seksual verbal itu dilakukan S dengan modus memanggil siswi ke ruang BK. Dalam kondisi pintu tertutup, para siswi mengaku diberi pertanyaan yang menjurus pelecehan.

Salah satu siswi berinisial N, mengaku beberapa kali dipanggil oleh oknum guru BK itu. Panggilan dari guru BK itu dilakukan saat jam belajar. Saat dipanggil, pintu ruang BK selalu dikunci oleh oknum guru tersebut.

"Saya sudah beberapa kali dipanggil. Tapi, dipanggil terakhir kali saya nggak mau. Ya awal-awalnya biasa, terus kok menjurus ke arah yang bagi kami tabu," kata N saat ditemui detikJateng, Rabu (2/10/2024).

N menyebut salah satu temannya sempat diminta membuka baju oleh oknum guru BK itu. Alasannya, guru BK ingin memastikan ada bekas ciuman atau tidak.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.




(dil/cln)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork