Oknum guru bimbingan konseling (BK) SMAN 3 Kota Pekalongan yang diduga melakukan pelecehan seksual secara verbal kepada sejumlah siswinya mulai hari ini ditarik ke Kantor Cabang Dinas di Kendal. Sementara itu, SMAN 3 kedatangan sejumlah karangan bunga sejak kemarin malam.
"Guru yang bersangkutan saat ini dikantorkan di cabang dinas, dimutasikan sampai menunggu keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi. Ya, per hari ini," kata Kepala SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (3/10/2024) sore.
Yulianto mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari propinsi terkait persoalan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya menunggu saja, kami PNS ya menunggu perintah," ujar dia.
![]() |
Menurut Yulianto, suasana di sekolahnya sudah berlangsung lancar seperti biasa.
"Alhamdulillah kondusif, sudah normal. KBM (kegiatan belajar mengajar) berjalan baik dan lancar," ucapnya.
Sehari sebelumnya, Rabu (2/10), sejumlah siswa SMAN 3 Kota Pekalongan menggelar aksi demo di sekolah. Mereka menuntut sekolah memberi sanksi pada oknum guru Bimbingan Konseling (BK) yang berinisial S. S dituding telah melakukan pelecehan seksual secara verbal ke puluhan siswi.
Setelah aksi demo siswa kemarin, SMAN 3 Kota Pekalongan kedatangan sejumlah alumni. Ada juga yang mengirim karangan bunga dengan pesan 'turut berduka' dan lain-lain.
"Ya wajar, (bentuk) kepedulian. Mereka (alumni) meminta keterangan dari sekolah. Ya alumni dan para orang tua juga menyadari hal itu," kata Yulianto.
Karangan Bunga dari Alumni
Pantauan detikJateng, Kamis (03/10) sore, belasan karangan bunga itu ditata di halaman sekolah. Pengirimnya para alumni.
Sebagian karangan bunga itu bertulisan 'turut berduka cita atas gugurnya moral oknum guru SMA di sini', 'turut berduka cita atas terjadinya pelecehan seksual di lingkungan sekolah #Usut Tuntas', 'selamat memasuki masa purna tugas akibat minimnya moral dan keimanan oknum guru terhadap murid', dan lain-lain.
Selain mengirim karangan bunga, para alumni juga akan memberi pendampingan kepada siswa SMAN 3 Kota Pekalongan, termasuk penanganan yang akan melibatkan psikolog. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Keluarga Alumni SMAN 3 Pekalongan, Untung.
"Ya dari alumni. Karangan bunga datang ke sekolah sejak kemarin sore sebagai bentuk untuk menyemangati adik-adik, bahwa kakaknya peduli. Sebagai bentuk solidaritas, dukungan moral, dan ini menjadi tamparan keras juga," kata Untung.
"Sejak kemarin ada aksi, kami mendampingi penuh adik-adik. Kami mendampingi mereka agar tidak tidak trauma, mendampingi mereka untuk berani mengungkapkan apa yang dialami. Di alumni ini ada psikolog dan lawyer, kami akan melakukan mitigasi awal," sambungnya.
Data yang dihimpun pihak alumni, jumlah korban pelecehan verbal itu bertambah. Dari semula 20 anak menjadi 32 anak.
"Kemarin 20, tadi informasi dari orang tua ada tambahan 12, jadi total 32. Artinya korban sudah mulai berani buka suara," jelas Untung.
Guru BK SMAN 3 Kota Pekalongan Disebut Lecehkan Puluhan Siswi
Dalam aksi demo yang digelar di lapangan basket sekolah kemarin, para siswa membawa sejumlah tulisan berisi tuntutan kepada sekolah untuk memberikan sanksi kepada S.
Menurut para murid, dugaan pelecehan seksual verbal itu dilakukan S dengan modus memanggil siswi ke ruang BK. Dalam kondisi pintu tertutup, para siswi mengaku diberi pertanyaan yang menjurus pelecehan.
Salah satu siswi berinisial N, mengaku beberapa kali dipanggil oleh oknum guru BK itu. Panggilan dari guru BK itu dilakukan saat jam belajar. Saat dipanggil, pintu ruang BK selalu dikunci oleh oknum guru tersebut.
"Saya sudah beberapa kali dipanggil. Tapi, dipanggil terakhir kali saya nggak mau. Ya awal-awalnya biasa, terus kok menjurus ke arah yang bagi kami tabu," kata N saat ditemui detikJateng, Rabu (2/10/2024).
N menyebut salah satu temannya sempat diminta membuka baju oleh oknum guru BK itu. Alasannya, guru BK ingin memastikan ada bekas ciuman atau tidak.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Kalau saya tidak, hanya teman saya suruh buka baju untuk memastikan. Apakah di dalam tubuhnya ada bekas ciuman atau tidak. Kan malu, guru BK-nya pria, masak disuruh buka baju, ada yang dipegang," jelasnya.
N menyebut ada sekitar 30 hingga 40 siswi yang kerap dipanggil oleh oknum guru tersebut. Dari jumlah itu, ada 20 siswa yang mengadukan ke orang tua masing-masing dan dilanjutkan ke lembaga bantuan hukum.
Saat aksi demo para murid ini, oknum guru BK tersebut tidak tampak di sekolahan. Saat mediasi, para korban yang didampingi lembaga bantuan hukum, ditemui pihak sekolah, komite sekolah dan petugas kepolisian.
Sementara itu, tim bantuan hukum dari LBH Adiyaksa, Imammul Abror, menjelaskan dari puluhan siswa yang menjadi pelecehan seksual verbal, baru 20 siswi yang mengadukan ke pihaknya.
"Dari data yang kami dapatkan, ini korban dipilih secara acak, mungkin sesuai dengan selera atau sesuai dengan kelas, dibawa ke dalam ruangan diinterview dengan pertanyaan-pertanyaan menuju ke arah seksual," kata Imam, kemarin.
Menurut Imam, interview pada para siswi yang dipilih oknum guru BK ini hanya sebagai modus.
"Sebenarnya bukan mencari keterangan, jadi banyak yang dari korban ini merasa ini bukan interview (yang wajar), ini kok seakan aku dihakimi, aku dilecehkan. Ini disampaikan ke orang tua, orang tua akhirnya datang ke kami untuk memberikan kuasa," ungkapnya.
"Sementara ini ada 20 orang (mengadu). Kemungkinan akan bertambah, ya siswi semua (perempuan)," katanya.
Kemarin, Kepala Sekolah SMAN 3 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon, menyebut pertanyaan dari oknum guru BK itu terlalu mengarah hal pribadi.
"Itu inisiatif guru dan itu diperbolehkan namun pertanyaan terlalu mendalam, terlalu melebar dan mengarah ke hal yang pribadi," kata Yulianto.
"Itu pertanyaan terlalu dalam yang saya sayangkan. Yang jelas secara verbal kita dampingi. Secara psikologis ya, nanti kita akan undang orang tua atas keluhan dan lain sebagainya," katanya.
Aksi demo siswa-siswi ini mendapat kawalan petugas Kepolisian Resor Pekalongan Kota. Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Prayudha Widiatmoko, menyatakan jika peristiwa ini mengarah ke jalur hukum, pihaknya siap menerima aduan.