Pihak keluarga korban pun membuat aduan terkait kejadian ini ke Polres Sukoharjo. Tim kuasa hukum keluarga MAN, Ratno Agustio Hortomo, mengatakan peristiwa itu bermula pada Sabtu (28/9) sekira pukul 22.00 WIB hingga Minggu (29/9) sekira pukul 03.00 WIB.
"Korban (MAN) niatnya mau mancing, menurut informasi dari beberapa sumber. Dia menunggu temannya dua orang. Waktu itu memang terjadi keributan. Yang nanti lebih jelasnya polisi melakukan proses penyidikan dan penyelidikan," kata Ratno, kepada awak media di Masjid At-Ta'awun, Kelurahan Mandan, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Selasa (1/10/2024).
Aksi Massa Viral
Video aksi massa saat melakukan penganiayaan juga sempat beredar di sejumlah grup WhatsApp. Ratno mengatakan, kabar itu juga masih simpang siur, yang mana ada yang menyebut korban ini adalah klitih yang dimassa masyarakat.
Pihaknya kemudian membuat aduan ke Mapolres Sukoharjo, untuk melaporkan kasus pengeroyokan tersebut. Pasalnya, akibatnya pengeroyokan itu, korban MAN meninggal dunia pada Senin (30/9).
"Dari hasil yang kita peroleh, buktinya berupa video maupun chat itu, diketahui korban sempat menjadi korban pelampiasan kekerasan dari beberapa oknum. Kekerasan itu yang mengakibatkan 3 orang korban. Satu korban meninggal dunia, waktu Senin (30/9) pagi di Rumah Sakit Kustati, dua korban lagi masih dirawat dan kondisnya kritis di ICU," jelasnya.
Ratno sendiri masih belum mengetahui pasti penyebab korban dikeroyok. Dia menegaskan ketiga korban mau mencari ikan.
"Beberapa sumber kita masih belum jelas, untuk kepastiannya kita masih belum bisa mengetahui benar atau tidak. Tapi dari beberapa sumber, ketiga orang ini mau cari ikan, posisinya janjian berlima, tapi yang sudah di lokasi bertiga. Pas di situ ada segerombolan anak muda, tanpa nanyain langsung mukulin gitu. Apapun alasannya itu, perbuatan ini sangat-sangat tidak pantas dilakukan," ujarnya.
Diduga Klitih
Dari informasi yang beredar, ketiga korban disebut sebagai klitih. Namun, ada juga yang menyebutkan ketiganya salah sasaran. Ratno sendiri masih belum bisa memberikan kepastian.
"Kita masih belum jelas, apakah salah sasaran, atau dia itu salah tempat dan kejadian, atau memang sebelumnya ada permasalahan, saya masih belum tahu pasti," tuturnya.
Terkait siapakah pihak yang menganiaya korban, Ratno juga belum mengetahui. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Termasuk adanya senjata tajam yang diamankan.
"Sampai saat ini beritanya masih simpang siur, kita belum berani memberikan statement. Biar nanti pihak kepolisian yang melakukan pendalaman," ucapnya.
Ratno mengatakan, LBH Al Ikhlas saat ini hanya mendampingi keluarga korban MAN. Yang mana surat kuasa telah diberikan ayah MAN, Adi Nugroho. Dia mengaku belum bertemu kedua korban lainnya. Pasalnya, kondisi kedua korban masih kritis.
MAN sendiri merupakan siswa di salah satu SMK di Kota Solo. Selama ini, MAN tinggal bersama ibu kandungnya di Kecamatan Polokarto, Sukoharjo.
Penjelasan Polisi
Ditemui terpisah, Kasat Reskrim Polres Sukorjo, AKP Dimas Bagus Pandoyo, membenarkan jika keluarga korban telah membuat laporan. Saat ini, pihaknya masih mendalami kasus tersebut.
"Siang hari ini, dari Polres Sukoharjo, Sat Reskrim, menerima laporan dari ayah kandung dari anak yang meninggal di rumah sakit. Yang memang sementara ini masih dalam proses penyelidikan. Sehingga kami mohon untuk doanya, semoga terkait hasil dari penyelidikan ini dapat secara utuh membuat terang suatu tindak pidana," kata Dimas.
(apl/ahr)