Warga Klaten Cerita Jenderal A Yani Pernah Beri Pesan Begini

Warga Klaten Cerita Jenderal A Yani Pernah Beri Pesan Begini

Tim detikJateng - detikJateng
Selasa, 01 Okt 2024 09:35 WIB
Surat penghargaan dari jendral A Yani kepada Siti Fatonah.
Surat penghargaan dari Jendral A Yani kepada Siti Fatonah. Foto: dok. detikJateng
Solo -

Seorang warga Klaten bernama Siti Fatonah pernah bertemu Jenderal TNI (Anumerta) Ahmad Yani. Sehari sebelum diculik dan dibunuh PKI, Jenderal Yani sempat memberikan pesan kepadanya.

Cerita itu diungkapkan putra Siti Fatonah, Achmad Hasto Agung Nugroho (52). Dia mengungkapkan ibunya bertemu Menteri Panglima Angkatan Darat itu untuk diberikan piagam penghargaan sebagai istri anggota TNI AD, yang diterima tanggal 29 September 1965.

"Kalau di sini (foto kopi piagam penghargaan) terteranya tanggal 29 September 1965. Yang diceritakan sama saya, Pak Yani bilang begini ke ibu 'teruskan perjuangan kita'," ungkap Achmad Hasto kepada detikJateng, Senin (30/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ayah Achmad Hasto, Ngatidjo yang merupakan bekas anak buah Jenderal A Yani menceritakan sosok atasannya itu ramah, murah senyum, dan baik dengan setiap anak buahnya. Baik ayah dan ibunya disebut tak punya firasat apapun saat terakhir bertemu Ahmad Yani.

"Ya cuma pesan itu aja (dari Pak Yani) 'teruskan perjuangan kita', tidak pernah cerita ada firasat apapun. Ibu siangnya menghadap, penyampaian pak jenderal yang cuma pesan singkat itu," ujar Achmad Hasto.

ADVERTISEMENT

Sebelum meninggal, Siti Fatonah bercerita kepada anaknya bahwa dia mendapatkan penghargaan dari Jenderal Yani. Piagam tersebut sempat ia tunjukkan.

"Terus diambilkan piagam itu lalu saya bawa ke tukang foto kopi. Ibu saya meninggal 2018, saat Corona tapi piagam itu saya abadikan, saya fotokopi sebagai kenangan," tutur Achmad Hasto.

Adapun ayah Achmad Hasto meninggal pada 2008 silam di usia 90 tahun. Diketahui sang ayah adalah prajurit dari Pasukan Gombong.

Achmad Hasto menerangkan ayahnya pernah berdinas di sejumlah daerah seperti Jakarta, Sumatera, maupun Sulawesi. Sebelum meletus Gerakan 30 September PKI (G30S), Ngatidjo ditugaskan di Kota Solo.

"Bapak ditugaskan ke Solo, kemudian Kodim Solo saat kejadian (G30S PKI). Piagam penghargaan itu diberikan 29 September 1965 di Jakarta di kantor kerja Pak Ahmad Yani, ibu saya didampingi bapak," sambung Achmad Hasto.

Achmad Hasto mengaku dia tidak tahu di mana piagam penghargaan yang asli tersimpan.

"Piagam aslinya sekarang tidak tahu disimpan di mana, sebelum meninggal ibu tidak berpesan. Mungkin di rumah Karanganom," imbuh Achmad Hasto yang kini tinggal di Kecamatan Polanharjo.

detikJateng yang mencermati foto kopi surat penghargaan berkop Menteri/ Panglima Angkatan Darat Republik Indonesia. Nama dan tanda tangan Letjend Ahmad Yani tertanggal 29 September 1965.

Pada surat penghargaan itu tertulis Siti Fatonah sebagai penerima dengan suami Serda Ngatidjo dan bertugas di Kodim 0735. Penghargaan diberikan atas kesetiaan mendampingi suami dalam pelaksanaan tugas.




(apu/rih)


Hide Ads