Santri Ponpes di Sukoharjo Tewas Dianiaya Senior, KBM Sementara Diganti Daring

Santri Ponpes di Sukoharjo Tewas Dianiaya Senior, KBM Sementara Diganti Daring

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Sabtu, 21 Sep 2024 20:34 WIB
Suasana Ponpes dan SMP Az-Zayadiyy, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (21/9/2024).
Suasana Ponpes dan SMP Az-Zayadiyy, Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu (21/9/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
Sukoharjo -

Kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di Ponpes dan SMP Az-Zayadiyy di Kabupaten Sukoharjo diliburkan sementara dan diganti daring. Hal itu buntut peristiwa seorang santri tewas usai dianiaya seniornya.

Plt Asisten Deputi Pelayanan Anak Yang Memerlukan Perlindungan Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Atwirlany Ritonga mengatakan, diliburkannya kegiatan Ponpes ini setelah adanya koordinasi dengan wali santri.

"Sudah dilakukan pemanggilan kepada wali santri seluruhnya, oleh pihak sekolah setelah kejadian ini. Pihak Ponpes memutuskan untuk meliburkan sementara, tapi proses KBM tetap berjalan dengan daring. Jadi anak-anak di sini masih mendapatkan hak pendidikannya," kata Atwirlany usai mengunjungi Ponpes Az-Zayadiyy di Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Sabtu (21/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil koordinasinya dengan pihak Ponpes, dia mengatakan, akan ada evaluasi di lingkungan sekolah dan pondok. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulangnya tindak penganiayaan yang terjadi di lingkungan Ponpes.

"Sudah ada upaya preventif untuk ke depannya, dengan mengubah setting ruangan, pengawasan CCTV, dan sebagainya. Itu upaya cukup bagus untuk bisa menarik kembali wali santri agar bisa nyaman menitipkan anak-anaknya," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Terkait sampai kapan santri akan dipulangkan, dia belum bisa memastikan. Pihak Ponpes akan melihat situasi dan kondisi usai kejadian tersebut.

Selain pemasangan CCTV, pihak Ponpes juga akan menambah tenaga murobbi untuk mengawasi para santrinya. Pasalnya, korban dianiaya oleh pelaku di kamar gedung asrama putra.

"Pada saat kejadian, situasi saat itu sedang libur, pada saat tanggal merah. Ada jadwal kunjungan juga dari pihak keluarga. Dan memang situasinya menjelang zuhur, jadi ada waktu-waktu atau sela-sela pada saat kejadian," jelasnya.

Atwirlany mengatakan, Ponpes sudah memiliki murobbi. Namun apakah sudah standar Ponpes ramah atau belum, pihaknya akan melakukan kajian lebih jauh.

"Standar Ponpes yang ramah anak di dalam satu kamar misal berisi 10 anak, berapa murobbi yang mengawasi untuk tingkah laku anak-anak. Itu ada evaluasi berikutnya, baik oleh Kemenag maupun KPPPA. Apakah Ponpes ini sudah memenuhi standar ramah anak atau tidak, lalu ke depannya seperti apa. Saat ini kami belum bisa menjawab," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komite SMP Az-Zayadiyy, Sofwan Faizal Sifyan menambahkan, lama libur para santri hingga pihak Ponpes sudah siap membenahi semuanya.

"Insyaallah satu minggu lagi kita masuk. Kita setting ulang, kita siapkan sarana prasarana yang lebih baik, pembenahan SDM yang lebih baik termasuk penambahan murobbi. Kita juga pilah, kamar-kamar yang memiliki potensi yang tidak bagus ya kita perbaiki. Ya anak-anak punya karakter yang berbeda," kata Faizal.

Dia mengatakan, saat ini ada dua murobbi yang mengawasi satu kamar. Satu kamar ditempati oleh 20 santri.

Untuk diketahui, santri inisial AKPW (13) warga Kecamatan Jebres, Kota Solo, meninggal dunia. AKPW dianiaya kakak kelasnya sendiri, berinisial MG (15), warga Wonogiri.

Kasus itu terjadi pada Senin (6/9) sekira pukul 11.00 WIB. MG yang merupakan siswa kelas 9 berstatus sebagai anak yang berkonflik dengan hukum. Sementara korban AKPW duduk dibangku kelas 8.

Saat disinggung apakah MG sudah dikeluarkan dari SMP Az-Zayadiyy, Sofwan Faizal Sifyan mengatakan belum. Sebab, saat ini fokusnya pada kasus hukum yang terjadi.

"Di sini Pondok dan SMP. Kalau Pondok setiap saat bisa mengeluarkan (santri), tapi kalau SMP tidak bisa, harus ada aturannya yang kita lalui. Apalagi sekarang masih dalam penanganan pihak berwajib. (MG) Masih tercatat (sebagai siswa), karena belum ada pengajuan mau pindah ke mana," pungkas Sofwan.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads