Ular welang dan kobra jawa merupakan dua jenis hewan melata beracun yang banyak ditemukan di Pulau Jawa. Lantas, benarkah bisa ular welang lebih ganas dari kobra jawa? Mari kita simak pembahasan lengkap di bawah ini untuk mendapatkan jawabannya!
Menurut laman The University of Adelaide Australia, welang sendiri memiliki nama ilmiah Bungarus fasciatus. Spesiesnya bisa ditemukan di beberapa negara Asia Selatan, daratan Cina, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Sedangkan kobra jawa memiliki nama Latin Naja sputatrix. Ular ini juga dikenal dengan sebutan ular sendok atau ular tedong sendok. Menariknya, Naja sputatrix ini hanya tersebar di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Ukuran Keganasan Bisa Ular
Kita dapat mengetahui seberapa ganas ular welang dan kobra jawa dengan mengetahui tingkat LD50 dari masing-masing bisa ular tersebut. Dikutip dari laman resmi University of Bristol, LD50 adalah singkatan dari Lethal Dose 50%, yaitu ukuran seberapa beracun suatu zat atau racun.
Tes ini dilakukan pada hewan, biasanya tikus, untuk menentukan dosis yang bisa membunuh 50% dari kelompok hewan uji. Jadi, semakin rendah nilai LD50, semakin sedikit dosis yang diperlukan untuk membunuh separuh dari hewan, dan itu berarti racun tersebut lebih kuat atau berbahaya.
Tes LD50 dilakukan dengan memberikan racun dalam berbagai cara, seperti disuntikkan atau diberi makan, lalu melihat berapa banyak hewan yang mati setelah dosis tertentu. Meskipun LD50 banyak digunakan untuk mengukur racun, ada banyak kekurangannya, seperti hasil yang berbeda-beda tergantung pada jenis hewan, usia, dan faktor lainnya.
Karena itu, hasil tes LD50 pada hewan tidak selalu akurat untuk manusia. Meski memiliki kekurangan, mengetahui angka LD50 dari bisa ular dapat kita gunakan sebagai tolok ukur keganasannya.
Benarkah Welang Lebih Ganas Dibanding Kobra Jawa?
Sekarang, mari kita bandingkan racun dari dua jenis ular: Naja sputatrix dan Bungarus fasciatus. Nilai LD50 i.v. menunjukkan seberapa beracun racun mereka. LD50 i.v. adalah jumlah racun yang dibutuhkan untuk membunuh 50% dari hewan uji melalui suntikan ke pembuluh darah.
Berdasarkan data yang digunakan pada penelitian ilmiah berjudul In Vitro Neutralization of Lethality of Afro-Asian Cobra and Krait Venoms by NPAV oleh Kuan Leong dkk, Naja sputatrix (kobra jawa) memiliki nilai LD50 i.v. sebesar 0,90 Β΅g/g. Artinya, hanya dibutuhkan 0,90 mikrogram racun per gram berat badan untuk membunuh separuh dari hewan yang diuji. Sementara itu, nilai LD50 i.v. untuk Bungarus fasciatus (welang) adalah 1,67 Β΅g/g, yang berarti dibutuhkan 1,67 mikrogram racun per gram berat badan untuk mencapai efek yang sama.
Nilai LD50 yang lebih rendah menunjukkan racun yang lebih kuat. Karena Naja sputatrix memiliki nilai LD50 yang lebih rendah dibandingkan Bungarus fasciatus, ini berarti racun Naja sputatrix lebih mematikan. Dosis yang lebih kecil dari racun ini sudah cukup untuk menyebabkan kematian, sehingga kita bisa mengatakan bahwa racun Naja sputatrix lebih beracun daripada racun Bungarus fasciatus.
Perbedaan Karakteristik Ular Kobra Jawa dan Welang
Ular kobra jawa (Naja sputatrix) dan welang (Bungarus fasciatus) memiliki beberapa perbedaan karakteristik yang mencolok. Mari kita simak perbedaannya berdasarkan informasi yang dikutip dari laman The University of Adelaide Australia berikut ini!
1. Kobra Jawa
Naja sputatrix adalah ular berukuran sedang hingga besar dengan panjang tubuh mencapai 1,85 meter. Ular ini memiliki tubuh yang dapat mengembang membentuk tudung saat terancam dan biasanya hidup di hutan tropis yang lembab, serta aktif pada malam hari.
Racun atau bisanya memiliki kandungan utama berupa neurotoksin yang bisa menyebabkan efek lokal seperti pembengkakan, nyeri, dan nekrosis, serta dapat menyebabkan kelumpuhan dan gejala sistemik lainnya.
2. Welang
Sementara itu, Bungarus fasciatus atau welang adalah ular yang lebih panjang, bisa mencapai 2,25 meter. Tubuhnya juga lebih ramping dan penampangnya berbentuk segitiga. Ular ini cenderung lambat dan tidak agresif, terutama pada siang hari, dan aktif pada malam hari.
Habitatnya meliputi hutan, lahan pertanian, dan sekitar pemukiman manusia. Racun welang didominasi oleh neurotoksin yang menyebabkan kelumpuhan tanpa efek lokal yang berarti, dan biasanya tidak menyebabkan nekrosis atau kerusakan organ lainnya.
Demikian penjelasan lengkap mengenai bisa ular welang yang ternyata masih dikalahkan oleh bisa kobra jawa. Semoga bermanfaat!
(sto/ams)