Apakah Ular Cabe Berbahaya? Ini Efek dan Pertolongan Pertama Jika Digigit

Apakah Ular Cabe Berbahaya? Ini Efek dan Pertolongan Pertama Jika Digigit

Nur Umar Akashi - detikJateng
Kamis, 05 Sep 2024 14:31 WIB
Ilustrasi ular cabe
Ilustrasi ular cabe. Foto: dok. Laman Thai National Parks
Solo -

Pernahkah detikers mendengar nama ular cabe? Ular yang satu ini mungkin tidak seterkenal ular kobra dan weling. Namun, apakah ular cabe sama berbahayanya seperti ular kobra dan weling? Simak penjelasan berikut ini.

Dikutip dari Buku Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa, dan Keracunan Tumbuhan dan Jamur oleh Kemenkes, setidaknya, terdapat dua jenis ular cabe di Indonesia. Keduanya adalah ular cabe besar (Calliophis bivirgatus) dan ular cabe kecil (Calliophis intestinalis).

Keduanya dikenal memiliki racun sehingga berpotensi menyebabkan kematian atau cacat. Beruntungnya, baik ular cabe besar maupun cabe kecil jarang dijumpai di kompleks perumahan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efek Gigitan Ular Cabe

Dirangkum dari laman National Library of Medicine, ular cabe besar memiliki sepasang kelenjar racun yang sangat panjang, kira-kira sepertiga panjang tubuhnya sendiri. Berbekal kelenjar ini, Calliophis bivirgatus bisa menghasilkan hingga 150 mg racun dalam sekali pemerahan. Hal ini menjadi bukti pertama kemungkinan masalah medis yang kompleks jika seseorang tergigit.

Menurut informasi dari situs Thai National Parks, bisa ular cabe besar berbeda dengan anggota famili Elapidae lainnya. Sebab, alih-alih mengandung neurotoksin, unsur racunnya justru merupakan sitotoksin unik yang disebut kaliotoksin (calliotoxin).

ADVERTISEMENT

Dikutip dari National Geographic, racun ular cabe besar bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah dan melumpuhkan sistem pernapasan. Untuk korban berukuran kecil seperti tikus, racun ini bisa membuatnya mati dalam hitungan menit. Adapun untuk manusia, butuh beberapa jam sebelum racun ini melumpuhkannya.

Lain ular cabe besar, lain lagi ular cabe kecil. Berdasar penjelasan dari buku Warta Herpetofauna Volume XI No 2 Juli 2019, bisa ular cabe kecil alias Calliophis intestinalis belum diketahui secara pasti. Namun, diperkirakan racunnya bertipe neurotoksin dan miotoksin.

Dengan kurangnya data akan bisa ular cabe kecil, efek gigitannya tidak dapat dipastikan. Diringkas dari situs Toxnology yang dikelola The University of Adelaide, di antara kemungkinan efek gigitan ular cabe kecil adalah:

  1. Nyeri dan pembengkakan lokal ringan.
  2. Efek nonspesifik kemungkinan meliputi sakit kepala, mual, muntah, nyeri perut, diare, pusing, pingsan, atau kejang.
  3. Kelumpuhan ringan mungkin bisa terjadi.

Pertolongan Pertama jika Digigit Ular

Kembali dirujuk dari buku terbitan Kemenkes yang telah disebutkan sebelumnya, penanganan pertama setelah digigit ular tidak bisa sembarangan dilakukan. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini sebaiknya dihindari:

  1. Menyedot darah.
  2. Mengeluarkan darah.
  3. Membuat sayatan.
  4. Memberikan cairan tanah.
  5. Menggunakan obat tradisional atau tanaman yang tidak jelas farmakologinya
  6. Memijat.
  7. Memberi batu hitam.
  8. Memberi kejutan listrik.
  9. Melakukan tusukan dengan jarum.
  10. Mengikat atau memakai obat kimia.
  11. Mengompres dengan es.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Dirangkum dari laman resmi Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, berikut ini beberapa hal yang bisa dikerjakan setelah digigit ular:

  1. Tetap tenang, usahakan untuk mengingat jenis, warna, serta ukuran ular.
  2. Segera hubungi pertolongan medis terdekat.
  3. Kurangi aktivitas dan lakukan imobilisasi area gigitan.
  4. Posisikan area gigitan lebih rendah dibanding jantung.
  5. Tutup dengan kain kering yang bersih.
  6. Lepaskan cincin atau jam tangan dari anggota tubuh yang digigit.
  7. Longgarkan pakaian.

Mengenal Sekilas Ular Cabe Besar dan Kecil

Biarpun kedua jenis ular ini kecil kemungkinannya detikers jumpai dalam kehidupan sehari-hari, tidak ada salahnya untuk mempelajarinya lebih dalam. Berbekal informasi ini, detikers dapat dengan cepat mengidentifikasi ular cabe dan menjaga jarak.

Dikutip dari Global Biodiversity Information Facility (GBIF), klasifikasi ular cabe besar adalah sebagai berikut:

  • Kingdom: Animalia
  • Phylum: Chordata
  • Class: Squamata
  • Family: Elapidae
  • Genus: Calliophis
  • Species: Calliophis bivirgatus

Adapun ular cabe kecil, klasifikasinya adalah:

  • Kingdom: Animalia
  • Phylum: Chordata
  • Class: Squamata
  • Family: Elapidae
  • Genus: Calliophis
  • Species: Calliophis intestinalis

Habitat ular cabe besar adalah hutan dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian 1.200 mdpl (meter di atas permukaan laut). Selain itu, ular cabe besar kadang kala juga ditemui di tepian hutan. Ular ini tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bangka, Lingga, Nias, Mentawai, dan Riau.

Mirip dengan saudaranya, ular cabe merah hidup di hutan tropis, perkebunan, pertanian dataran rendah, dan areal pegunungan hingga ketinggian maksimal 1.300 mdpl. Di Indonesia, ular cabe kecil dapat ditemui di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.

Dirangkum dari laman Malaysia Biodiversity Information System, ular cabe besar memiliki tubuh berwarna biru berkilau dengan ekor dan kepala berwarna merah. Warna unik miliknya untuk mengidentifikasi ular satu ini adalah adanya garis berwarna merah yang memudar di tulang belakang.

Sementara itu, ular cabe kecil memiliki warna cokelat tua di punggung dengan hiasan garis merah tepat di bagian tengahnya. Adapun perut Calliophis intestinalis, warnanya adalah putih dengan diselingi garis-garis hitam. Ciri khasnya adalah ekor berwarna merah terang.

Nah, itulah informasi lengkap mengenai ular cabe, mulai dari efek gigitannya hingga karakteristiknya agar bisa detikers kenali dengan cepat. Semoga pembahasannya bermanfaat!




(par/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads