Ibu dr Aulia Minta Keadilan bagi Anak-Suaminya: Tolong Bantu Saya

Ibu dr Aulia Minta Keadilan bagi Anak-Suaminya: Tolong Bantu Saya

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 18 Sep 2024 22:28 WIB
Ibu dr Aulia,Β Nuzmatun Malinah memberikan keterangan kepada wartawan di Semarang,Β Rabu (18/9/2024) malam.
Ibu dr Aulia, Nuzmatun Malinah memberikan keterangan kepada wartawan di Semarang, Rabu (18/9/2024) malam. Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng
Semarang -

Ibunda dr Aulia Risma Lestari, Nuzmatun Malinah meminta keadilan dan pelaku perundungan terhadap anaknya dihukum. Dia kehilangan dua orang yang dicintai karena perbuatan pelaku.

Dengan suara dan tangan bergetar, Nuzmatun menangis meminta keadilan terhadap kasus putrinya yang meninggal 12 Agustus 2024 lalu itu. Tidak lama setelah pemakaman putrinya, suaminya, Moh Fakhruri atau ayah dr Aulia kondisi kesehatannya menurun dan meninggal di RSCM pada 27 Agustus 2024.

"Saya harap pelaku dapat hukuman yang setimpal. Bantulah saya. Anak saya harusnya ke sekolah cari ilmu. Tapi apa yang didapatkan. Seharusnya anak saya itu ada. Tidak hanya anak saya, suami saya juga. Tolong bantu saya. Tolong bantu saya cari keadilan. Tidak hanya satu nyawa, tapi suami saya yang mendampingi saya. Tolong bantu saya cari keadilan, ya Allah," ujar Nuzmatun saat memberikan keterangan di hotel PO Semarang, Rabu (18/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menyebut dr Aulia dan ayahnya sangat dekat. Setiap hari selalu diupayakan ada komunikasi walau sebentar. Ayahnya selalu menunggu kabar dari sang putri yang juga kerap menceritakan keluhannya mengikuti PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis) Anestesi Undip (Universitas Diponegoro) di RSUP dr. Kariadi Semarang.

"(Ayahnya) Nanya pulang jam berapa berangkat jam berapa. Dalam satu hari itu apa saja yang dilaksanakan, mengerjakan tugas apa, setiap hari sama papanya," ujar Nuzmatun.

ADVERTISEMENT

"Ketika pulang itu ditunggu sama papanya, selalu nunggu (untuk ditelepon). Mau berangkat itu juga papanya nungguin, selalu telponan, 'pah aku berangkat, pah aku pulang', 'Pah aku cape aku tidur dulu', 'udah udah tidur dulu nanti aku bangunkan', 'mau jam berapa aku bangunkan'. Kalau minta dibangunkan jam 03.00, jam 02.30 papanya sudah bangun," imbuhnya.

Pengacara keluarga korban, Misyal Ahmad mengatakan ayah dr Aulia Risma meninggal setelah drop dan mengalami pecah pembuluh darah pascamendapat kabar anaknya diduga bunuh diri.

"Ayahnya terpukul itu setelah mendengar berita bahwa dia meninggal secara bunuh diri. Bapaknya mengalami blooding, pecah pembuluh darah," kata Misyal.

Saat ini Polda Jawa Tengah sedang menangani kasus tersebut dan keluarga korban juga sudah melaporkan secara resmi. Misyal yakin tidak sampai 20 hari akan ada penetapan tersangka.

"Insyallah tidak sampai 20 hari akan ada tersangka, terkait pemerasannya," tegas Misyal.

Dia juga menyebut akan ada tiga orang yang melapor ke Polda, yaitu teman seangkatan Aulia. Namun mereka sedang meminta jaminan kepada Kemenkes hingga Kemendikbud terkait proses PPDS yang masih dijalani dan jaminan profesinya.

"Untuk perundungan ini harus masih hidup orang-orangnya, jadi kita harap tiga orang ini mau melaporkan. Mereka teman seangkatan, dua sudah mengundurkan diri (dari PPDS). Ini sudah kriminal luar biasa," ujar Misyal.

Untuk diketahui, dugaan praktik bullying di PPDS ini menyeruak setelah meninggalnya dr Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Undip. Dugaan perundungan ini sudah dilaporkan pihak keluarga dr Aulia ke Polda Jateng.




(apu/apu)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjateng


Hide Ads