Lanud Adi Soemarmo, memiliki 4 Skadron Pendidikan (Skadik). Salah satunya adalah Skadik 402 yang dikhususkan untuk pembentukan bintara prajurit TNI Angkatan Udara.
Hari ini, ratusan prajurit siswa Sekolah Pertama Bintara Skadik 402 Wingdik 400 Lanud Adi Soemarmo tampak sedang mengikuti dua materi pendidikan yaitu penyeberangan basah dan renang ponco. Materi tersebut dilaksanakan di Kali Pepe yang masih berada di kompleks Skadik tersebut.
Seragam doreng para siswa calon prajurit TNI AU ini tampak basah setelah mereka menyeberangi Kali Pepe. Dengan memakai topi baja dan membawa tali senar warna biru diikatkan di badannya, mereka satu persatu terjun ke sungai. Mereka merambati tali yang sudah terpasang untuk penyeberangan basah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sampingnya, siswa lainnya satu persatu juga tampak mengikuti materi renang ponco. Para siswa memegangi ponco yang diikat membulat itu dengan kedua tangannya, berenang menyeberangi sungai.
Tampak pula sejumlah pelatih memberikan arahan. Juga ada satu perahu karet yang disiagakan di lokasi.
Komandan Lanud Adi Soemarmo Marsma TNI Bambang Juniar Djatmiko, mengatakan Skadik 402 memiliki tugas mendidik prajurit siswa menjadi bintara Angkatan Udara. Ada dua sumber untuk siswa di Skadik 402 ini.
Pertama, yang bersumber dari pendidikan umum atau lulusan SMA dan sederajat, bernama Sekolah Pertama Bintara (SMABA). Kemudian siswa dari prajurit TNI AU yang berasal dari Tamtama, namanya Sekolah Pembentukan Bintara (STUKBA).
"Jadi ada dua masukan (di Skadik 402), dari adik-adik SMA atau sederjat dengan dari Tamtama TNI Angkatan Udara. Yang kelak akan menjadi Bintara TNI AU. Dididik selama kurang lebih 5 bulan 2 minggu," ujar Komandan Lanud Adi Soemarmo, Marsma TNI Bambang Juniar Djatmiko, kepada para wartawan Rabu (4/9/2024).
Mereka dididik selama 5 bulan itu, menjadi Bintara yang akan mengoperasionalkan untuk memelihara alutsista di level-level taktis di Skadron, Batalyon maupun di satuan-satuan TNI AU lainnya.
"Materi pendidikan mereka di (Skadik) 402 sebagai pembentukan pertama menjadi prajurit. Jadi disini basis kemiliteran, bagaimana dasar-dasar kemiliteran, bagaimana mereka baris berbaris, bagaimana cara menghormat, bagaimana hukum militer, diajarkan yang dasar-dasar disini," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang Juniar menyebutkan, untuk penambahan pelajaran mengikuti tren. Saat ini sudah dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran seperti siber, IT dan AI.
Menurut dia, animo generasi Z untuk menjadi abdi negara di Kesatuan TNI Angkatan Udara, masih tetap tinggi. Di setiap gelombang penerimaan, kuota yang disediakan, pendaftar selalu membludak.
"Untuk tren yang berkembang saat ini, minat (generasi muda masuk TNI AU) tetap tinggi. Terbukti dari slot yang kita alokasikan setiap tahunnya, itu selalu kurang. Jadi minatnya masih tetap banyak dan kita menyeleksi yang betul-betul memenuhi kriteria," imbuhnya.
Sehingga, dalam penerimaan calon siswa tersebut, dilakukan seleksi yang ketat. Calon siswa yang lolos betul-betul memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Setiap gelombang ada kurang lebih 480-an yang diterima.
"Tiap gelombang itu kita kurang lebih 480 sekian. Kalau saat ini 487 (siswa)," ungkap dia.
4 Skadik di Lanud Adi Soemarmo
Dikemukakan Bambang Juniar, di Lanud Adi Soemarmo ini memiliki 4 skadron pendidikan (Skadik) di bawah Wing Pendidikan 400/Matukjur (Pertama Pembentukan dan Kejuruan). Yaitu Skadik 401, 402, 403 dan 404.
Skadik 401, jelas Bambang Juniar, yaitu skadron pendidikan wanita angkatan udara (Wara). Di skadron ini untuk mendidik para wanita yang akan menjadi calon prajurit wanita angkatan udara.
"Jadi Wara-Wara di TNI Angkatan Udara yang bintara itu dididiknya di Skadik 401," kata Bambang.
Kemudian Skadik 402 untuk sekolah calon Bintara tersebut. Selanjutnya Skadik 403 yang mendidik prajurit siswa calon Tamtama, yang direkrut dari lulusan SMA dan sederajat. Kemudian Skadik 404 yang lebih kepada sekolah kejuruan untuk Polisi Militer (POM) TNI Angkatan Udara.
"Untuk Skadik 404 lebih kepada kejuruan POM. Jadi yang lulusan dari (Skadik) 402, 401, maupun 403 yang dijuruskan atau menjadi korps-nya POM nanti dididik di 404," terangnya.
"Selain empat skadik itu ada juga Stukpa. Sekolah Pembentukan Perwira. yang setiap tahun dilaksanakan dua kali," sambung Bambang Juniar.
(aku/ahr)