Aksi demo mengawal putusan MK terkait Pilkada di Kota Semarang berujung ricuh, kemarin. Polisi menyebut satu anggotanya terkena lemparan 'tombak' di pipi. Adapun LBH Semarang menyebut 21 pelajar dan 6 mahasiswa diangkut polisi dan hingga tadi malam belum bisa ditemui. Berikut fakta-faktanya.
Info Awal Demo di DPRD Jateng
Informasi akan adanya demo di depan kantor DPRD Jawa Tengah (Jateng) beredar sejak Senin (26/8) pagi. Salah satunya menyebut massa akan berkumpul di sekitar kampus 3 UIN Walisongo dan Undip lalu menuju titik aksi di DPRD Jateng.
Polisi pun memasang penghalang di lokasi menuju gerbang belakang kantor DPRD Jateng. Pada aksi sebelumnya, Kamis (22/8), kericuhan terjadi di gerbang belakang hingga pagar gedung DPRD Jateng jebol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konvoi Motor di Jalan Pantura
Sekitar pukul 13.55 WIB, mahasiswa mulai berkonvoi sepeda motor ke arah gedung DPRD Jateng. Konvoi itu membuat Jalan Walisongo atau Jalan Pantura Semarang padat. Mereka dikawal polisi yang membawa tembakan gas air mata.
Mendadak Geser ke Balai Kota
Ternyata massa bermotor itu hanya melintas di Jalan Pahlawan alias tidak berhenti di depan kantor DPRD Jateng. Mereka langsung menuju Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda.
Massa kemudian berunjuk rasa di kompleks pemerintahan Kota Semarang yang di dalamnya juga terdapat gedung DPRD Kota Semarang. Imbasnya, apel siaga pengawasan pilkada yang digelar Bawaslu Kota Semarang di Balai Kota Semarang ditunda.
Polisi yang semula berjaga kantor DPRD Jateng pun ikut bergeser mengamankan aksi di Balai Kota Semarang.
Pagar Balai Kota Jebol
Unjuk rasa di depan Balai Kota Semarang ricuh, mahasiswa saling dorong dengan pihak kepolisian. Massa bahkan menarik pagar Balai Kota menggunakan tali hingga jebol.
Usai pagar jebol, polisi dan mahasiswa saling dorong. Massa juga nampak melempar botol air mineral ke arah polisi.
"Kami tidak akan bergerak menggunakan pentungan jika Anda tidak mendorong kami," kata polisi melalui pengeras suara.
Polisi meminta mahasiswa tak memaksa masuk. Polisi menyebut mahasiswa akan diperkenankan masuk secara perwakilan untuk menyampaikan pendapat.
Sementara itu massa juga terus berorasi di depan polisi. Mereka menyinggung polisi yang menembakkan gas air mata saat aksi di DPRD Jateng pada Kamis (22/8) pekan lalu.
Pelajar Ambil Posisi Terdepan
Demo di depan Balai Kota Semarang semakin malam kian panas. Apalagi setelah massa pelajar STM ikut bergabung dan masuk ke barisan depan untuk memaksa masuk ke area Balai Kota Semarang.
Massa pelajar itu disambut mahasiswa yang sejak siang di depan Balai Kota. Kebanyakan massa pelajar menggunakan helm. Mereka langsung merangsek dan berhadap-hadapan dengan polisi. Mereka juga membawa kayu panjang.
Pukul 17.45 WIB, polisi meminta agar massa pulang ke rumah masing-masing. Polisi juga mengumandangkan azan melalui pengeras suara. Tapi massa bergeming dan terus berdemo.
Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Massa demo sempat istirahat ketika masuk waktu magrib. Beberapa demonstran salat berjemaah di Jalan Pemuda. Usai salat, massa kembali maju ke arah pagar Balai Kota Semarang.
Polisi meminta massa lekas pulang karena sudah menginjak pukul 18.00 WIB.
Polisi kemudian keluar dengan formasi siaga untuk membubarkan massa aksi. Massa yang masih berada di luar akhirnya terlibat bentrok dengan melempar batu dan kayu ke arah polisi.
Terlihat beberapa orang diamankan polisi. Massa kemudian dipukul mundur menggunakan gas air mata.
"Yang anarkis tangkap, anak-anak itu mengganggu masyarakat umum, mengganggu ketertiban umum, terus sampai bersih, yang anarkis tangkap," kata polisi melalui pengeras suara.
Massa Kabur ke Mal Paragon
Para demonstran pun berhamburan usai dipukul mundur menggunakan gas air mata. Sejumlah orang bahkan sempat berlarian di Mal Paragon, Jalan Pemuda, Semarang.
Hingga pukul 19.41 WIB, massa mahasiswa masih berada di depan mal tersebut. Beberapa sekuriti bersiaga di depan pintu mal untuk menahan mahasiswa masuk. Sejumlah toko di lantai 1 mal juga ditutup.
Selain itu, terlihat juga ada dua orang yang dibawa menggunakan ambulans meninggalkan lokasi. Tim medis mahasiswa dari Unnes, Fahri, menyebut keduanya adalah mahasiswi. Satu dari Unnes, satu dari Undip.
Fahri menyebut kedua mahasiswi itu sesak napas terkena gas air mata. Menurut dia, gas air mata terhirup hingga ke halaman Mal Paragon. Sementara itu polisi terlihat sudah kembali ke Balai Kota Semarang sekitar pukul 19.30 WIB.
21 Pelajar dan 6 Mahasiswa Diangkut
Pengacara LBH Semarang, Tuti Wijaya, menyebut ada 21 pelajar dan 6 mahasiswa yang diamankan polisi dalam demo di depan Balai Kota Semarang tadi malam.
"Informasi yang kami himpun baru sekitar 21 orang pelajar dan ada 6 yang berasal dari mahasiswa, itu pun masih data sementara, karena sejak tadi mereka diangkut ke Polrestabes Semarang, mereka sama sekali belum bisa kita temui," kata Tuti di depan Kantor Satreskrim Polrestabes Semarang, , Senin (26/8) malam.
Kasatreskrim Polrestabes Semarang Kompol Andika Dharma terlihat sempat menemui tim LBH Semarang. Dia mengatakan bahwa saat ini orang-orang yang diamankan sedang didata.
"Nanti kalau sudah didata silakan kalian dampingi semuanya," ujar Kasatreskrim.
1 Anggota Polisi Kena Tombak
Menurut Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, ada satu anggotanya yang terkena lemparan benda seperti tombak di pipi kanannya. Anggota itu merupakan Wakasat Intel Polrestabes.
"Kita sayangkan adik-adik mahasiswa libatkan siswa STM, kita sayangkan, dan mereka terprovokasi. Datangnya jam 18.00 WIB, magrib datang entah dari mana lalu lakukan pelemparan," kata Irwan di Jalan Pemuda Semarang, Senin (26/8) malam.
"Bisa menyaksikan sampai mana adik-adik kita melakukan pelemparan batu, paving, kayu, bambu dan seterusnya, ada beberapa korban, bahkan Wakasat Intel Polrestabes itu terkena 'tombak' di pipi kanannya," jelas Irwan.
(dil/dil)