Sejumlah guru mendatangi aksi unjuk rasa mengawal putusan MK yang diikuti pelajar di depan Gedung DPRD Jateng sore ini. Pelajar yang ikut demo sempat salim tangan dengan para guru itu, tak lama kemudian mereka pulang.
Pantauan detikJateng di lokasi, terlihat beberapa guru datang ke lokasi dan berkeliling di kerumunan massa yang tengah duduk-duduk di jalan. Beberapa pelajar yang menyadari kedatangan gurunya, langsung salim dan berbincang dengan guru tersebut.
Guru BK SMK 3 Semarang, Tri Suswadi, menyebut kedatangan mereka untuk meminta para siswa itu pulang. Dia menilai pelajar yang ikut aksi tersebut hanya ikut-ikutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya tadi saya suruh pulang, ke rumahnya masing-masing. Mereka tu nggak tahu saya tanyain mereka itu cuma kumpul, datang saja, diajak saja, saling mengajak," katanya saat ditemui di lokasi, Jalan Pahlawan, Semarang, Jumat (23/8/2024).
![]() |
Dia mengatakan kebanyakan pelajar yang hadir berasal dari daerah sekitar semarang. Siswa SMK 3 sendiri diklaim tak ada yang hadir dalam aksi itu.
"Ini kebanyakan dari luar kota, ini tadi ada alumni jadi bukan anak aktif kita," ujarnya.
Tri menyebut kehadiran pelajar dalam demonstrasi itu sudah diprediksi sejak pagi. Karena itu, pihak SMK 3 melakukan pengecekan ke lokasi.
"Kan tadi dari pagi sudah ada antisipasi dari dinas jadinya kita dari Kesbangpol, dari Satpol PP sudah ada kebetulan kan teman-teman Resmob juga menginformasi untuk itu, jadinya kita dari tadi juga monitoring di sini," jelasnya.
Pihaknya juga sudah melakukan imbauan agar siswa tak ikut melakukan demonstrasi. Bahkan, siswa yang kedapatan melakukan demo, orang tuanya akan dipanggil.
"Sudah ada imbauan untuk tidak melakukan demonstrasi, mencemarkan nama baik SMK 3 itu sudah ada imbauan. Jadi kita dari pihak sekolah itu sudah melakukan imbauan-imbauan, nanti kalau terbukti ada anak aktif akan kita bina, kita panggil orang tua, kita tetap lakukan pembinaan," imbuhnya.
![]() |
Sementara itu salah seorang siswa yang mengikuti aksi tersebut, inisial R, menyatakan dia hadir untuk mengawal putusan MK. Dia menyebut telah mendapat restu dari orang tuanya.
"Dalam rangka mengawal keputusan MK, harapannya semoga Indonesia bisa lebih baik lagi. Pamit sama orang tua bukan sama guru, dibolehkan demi Indonesia lebih baik dibolehkan," ujar R.
Massa pelajar terpantau meninggalkan lokasi sekitar pukul 18.00 WIB. Beberapa orang terlihat melakukan lemparan botol air minum ke arah Kantor DPRD Jateng. Usai mereka meninggalkan lokasi, polisi yang menggunakan motor trail juga mengikuti untuk melakukan penyisiran.
Sementara itu, hingga pukul 18.45 WIB, massa HMI masih bertahan di lokasi, mereka bahkan mendirikan tenda di depan pagar Kantor DPRD Jateng.
(apl/rih)