Cicit buyut keluarga Wage Rudolf (WR) Soepratman, Antea Putri Turk mengenalkan lagu buyutnya di tengah jemaat enam gereja di Semarang secara bergiliran hari ini. Ia membawakan Indonesia Raya 3 Stanza dan dua lagu sang maestro yang melodinya dikembangkan berdasarkan lirik yang ditinggalkan.
Berbusana putih dan bawahan batik bercorak parang, Antea membawakan lagu Indonesia Raya 3 Stanza diikuti para jemaat gereja yang berdiri. Kemudian dia membawakan lagu WR Soepratman berjudul Indonesia Hai Ibuku dan Indonesia Tjantik.
Uniknya, dua lagu itu belum pernah dirilis di masa WR Soepratman masih hidup karena masih berupa lirik yang kemudian dituangkan dalam sebuah buku. Pihak ahli waris kemudian menemukan buku berisi lirik tersebut dan sepakat untuk membuatkan melodi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antea yang kini berusia 15 tahun namun punya segudang prestasi di bidang musik sejak kecil kemudian dipasrahkan untuk membuat melodinya dari lirik yang diciptakan buyutnya tahun 1924 itu.
Dia pun menceritakan proses dimana dia menciptakan melodi dua lagu tersebut. Ante didukung ayahnya, Dario Turk dan ibunya, Endang Wahyuningsih Josoprawiro dalam pembuatan melodi yang sesuai dengan zaman diciptakannya lirik itu.
"Aku cuma bikin dua melodi untuk karya Indonesia Tjantik dan Indonesia Hai Ibuku. Untuk Indonesia Hai ibuku itu cara prosesnya adalah papa saya dan saya bersama mikir bikin melodi. Maka papa saya mengajak saya ke studio terus bawa poster besar WR Soepratman dan saya melihat beliau. Terus papa saya bilang, 'coba pikir jangan kecewain dia ya'. Jadi saya coba bikin melodi gimana yang WR Soepratman mau bikin," kata Antea usai tampil di gereja GPdI Tlogosari Semarang, Minggu (18/8/2024).
Dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan bermusiknya, Antea mencoba membayangkan melodi di tahun lirik itu diciptakan. Meski Antea termasuk Gen Z, dia bisa membubuhkan melodi klasik yang cocok dengan karya maestro penggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya itu.
"Jadi aku coba bikin lagu yang lebih ke zaman dulu. Lebih klasik tidak seperti pop zaman sekarang. Aku bikin klasik akhirnya. Waktu itu dalam lima menit, melodinya untuk Indonesia Hai ibuku sudah ada dalam kepala saya," ujar Antea.
![]() |
Sementara itu Dario Turk mengatakan putrinya sudah berada di Semarang sejak hari Sabtu (17/8) kemarin atas undangan Pemkot Semarang untuk mengisi Upacara HUT Ke-79 RI di Balai Kota Semarang. Untuk tour hari ini merupakan upaya menyosialisasikan lagu Indonesia Raya 3 Stanza dan dua lagu lainnya.
"Hari ini sosialisasikan lagu buyutnya, yaitu Indodnesia Raya 3 Stanza yng mulai dilupakan dan dua lagu yang belum pada tahu, yaitu Indonesia Hai ibuku dan Indonesia Tjantik. Atas nama keluarga WR Soepratman dan keluarga ahli waris, kami sangat bahagia dapat kesempatan ini untuk sosialisasikan lagu-lagu buyutnya di enam gereja di Semarang mulai dari jam 06.00 pagi, jam 07.00, 08.00, 09.00, 10.00 dan 11.00. Maraton," jelas Dario Turk.
"Bisa membawakan di enam gereja ini merupakan pengalaman luar biasa bagi kami," imbuhnya.
Untuk diketahui, Antea Putri Turk merupakan putri kedua pasangan Dario Turk dan Endang Wahyuningsih Josoprawiro. Gadis blasteran Indonesia dan Kroasia itu adalah cicit Buyut Ngadini Soepratini, Kakak Kandung WR Soepratman dari pihak ibunya, Endang Wahyuningsih Josoprawiro.
Antea adalah penyanyi, pencipta lagu, pemain biola, piano dan gitar sejak usia 5 tahun dengan berbagai prestasi juara internasional. Salah satunya sebagai Leading Soprano dan Solois paduan suara TRCC atau The Resonanz Children Choir.
(apu/apu)